Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak Laki-laki sesuai Tauladan Rasulullah
Sebagaimana dijelaskan oleh grup-grup sebelumnya, Fitrah seksualitas bukan hanya sekedar sex education yang mengajarkan tentang organ reproduksi atau pendidikan seks yang diarahkan untuk mencegah kita dari berbagai penyakit menular. Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya, sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Orang tua mempunyai peranan yang penting dalam menumbuhkan fitrah ini. Orang tua yang mendidik dan mengarahkan anak-anaknya menjadi laki-laki atau perempuan sesuai dengan fitrah ketika dia dilahirkan. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, kelompok kami memilih tema khusus yaitu menumbuhkan Fitrah Seksualitas anak laki-laki sesuai teladan Rasulullah. Dalam hal ini kami fokus kepada mendidik anak laki-laki sebagaimana Rasulullah dibesarkan sehingga fitrahnya sebagai laki-laki bisa tumbuh dan berkembang. Tema ini kami anggap penting karena bisa menjadi bekal bagi kita semua untuk mendidik anak laki-laki agar mampu menjalani fitrahnya sebagai laki-laki dengan benar. Jangan sampai kita sebagai orang tua salah asuh, sehingga mencederai fitrahnya.
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Elly Risman dari tahun 2008-2010, studi di 33 provinsi di Indonesia, menyatakan bahwa Indonesia salah satu negara paling “yatim” di dunia. Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai fatherless country setelah Amerika.
Fatherless country merupakan sebuah negeri yang ditandai keadaan atau gejala dari masyarakatnya berupa kecenderungan tidak adanya peran, dan keterlibatan figur ayah secara signifikan dan hangat dalam kehidupan sehari-hari seorang anak di rumah. Mungkin tak jarang kita lihat ayah berangkat kerja pagi hari, bahkan sebelum anak bangun, lalu pulang sore hari bahkan malam saat anak telah tidur, waktu interaksi dengan anak amat sedikit.
Menurut Grimm-Wassil, ayah memiliki pengaruh dalam beberapa area khusus pada perkembangan anak, diantaranya ayah mengajarkan arti kebebasan yang bertanggungjawab, ayah meluaskan pandangan anak tentang dunia luar, pendisiplin yang tegas, serta tentu saja ayah adalah model laki-laki bagi anak.
Jadi peran ayah itu tidak hanya terbatas pada mencari nafkah harta saja tapi juga harus memberikan waktu dan kasih sayang, lebih jauh lagi ayah harus berperan sebagai role model bagi anak untuk belajar ketegasan dan kuat untuk menolak segala hal negatif yang ditawarkan oleh lingkungan luar atau teman sebayanya.
Fitrah seksualitas jika dirawat dan ditumbuhkan sesuai tahapannya dengan pendampingan penuh ayah bunda sejak 0-15 tahun kelak akan berujung pada peran Ayah sejati atau Ibu Sejati. Jika tidak dirawat baik maka akan berakibat penyimpangan seperti LGBT atau setidaknya kelak akan gagap jadi Ibu atau gagap jadi Ayah.
Mendidik Anak Laki-laki sesuai Fitrah Seksualitasnya
Mendidik anak laki-laki = berupaya membangun sifat dasar lelaki
Laki-laki diciptakan oleh Allaah SWT memiliki kelebihan dibanding perempuan = memiliki fitrah jiwa Al Qawwam (pemimpin)
Maka untuk menumbuhkan fitrahnya sebagai laki-laki, didiklah sesuai dengan fitrah ke-Qawwamannya, dimana seorang laki-laki itu harus memiliki ciri sebagai berikut :
1. Bisa diandalkan
2. Mampu dan tetap tangguh menghadapi situasi sulit
3. mampu menjadi pemimpin
4. mampu menyelesaikan masalah
Allaah SWT telah menjàdikan Rasulullaah SAW sebagi role model lelaki terbaik sepanjang zaman.
maka tugas qt sebagai ortu adlh mengeksplorasi bagaimana beliau dulu dididik dan dibina oleh Allaah SWT.
Usia 0-5th (sterilisasi bahasa)
Rasul kecil "diasingkan" dan disusukan pada ibunda Halimatus Sa'diyah di kampung Bani Sa'ad, bukan tanpa tujuan. Ibunda Aminah berharap Rasul kecil tumbuh di lingkungan yang memiliki kebiasaan berbahasa yang baik (karena saat itu di Makkah bahasa lingkungan sekitar sangat jauh dari kaidah dan sangat jauh dari kata santun).
Disinilah Allaah hendak mengingatkan kita, bahwa jangan pernah menyepelekan perbaikan bahasa sejak usia dini, dan ini bisa dilakukan dengan cara sering membacakan sirah/kisah para nabi. Setiap bahasa memiliki nilai dan rasa, maka fokuslah pada perbaikan bahasa.
perbaikan bahasa = perbaikan akhlak (sertakan QS Al ahzab 70-71).
Usia 6-9th (belajar gembala kambing)
Jangan selamanya anak "disterilkan" dari lingkungan luar. Ketangguhan anak lelaki adalah mereka sanggup menghadapi realitas, maka harus dipersiapkan untuk akhirnya mampu menghadapi tantangan yang jauh lebih hebat di luar sana.
Hikmah gembala kambing, mengajarkan :
- pathfinding
- directing
- controlling
- protecting
- reflecting
1- Kenapa sampai para nabi menjadi penggembala kambing? Ibnu Hajar menyebutkan bahwa hikmah dibalik penggembalaan kambing sebelum masa kenabian tiba adalah agar mereka terbiasa mengatur kambing yang nanti dengan sendirinya akan terbiasa menangani problematika umat manusia. (Fath Al-Bari, 4:441). Kalau sukses menggembala kambing, maka nantinya akan mudah mengatur manusia kelak saat menjadi seorang nabi.
2- Dengan menggembala kambing akan dilatih untuk sabar dalam menyantuni dan mengayomi. Karena ketika kambing dalam jumlah banyak lantas terpisah, maka harus ada kemampuan untuk mengatur kambing-kambing tersebut karena ada yang sifatnya taat dan ada yang membangkang. Maka ada pengalaman mengatur orang yang punya tabiat yang berbeda. Demikian pula disebut oleh Ibnu Hajar dalam Fath Al-Bari, 4:441.
3- Menunjukkan sifat tawadhu’ dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena beliau mau mengungkap masa lalu beliau yang hanyalah orang biasa. Biasanya jika seseorang dahulu miskin dan susah, kalau memiliki sifat sombong saat ini, ia tidak akan mau mengungkit masa lalunya.
4- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi penggembala kambing untuk mengajarkan bahwa seorang dai itu baiknya tidak bergantung pada orang lain. Seorang dai harus punya pekerjaan untuk mendukung nafkah diri dan keluarganya. Karena jika seseorang bergantung kepada orang lain, dakwahnya bisa jadi ada basa-basi. Karena bayaran, seorang dai akhirnya tidak boleh menyampaikan kebenaran karena harus menyesuaikan pada pesanan jamaah.
Sumber : https://rumaysho.com/16481-faedah-sirah-nabi-nabi-suka-menggembala-kambing.html
Untuk saat ini, orang tua bisa mengajarkan anak untuk memelihara binatang peliharaan lain, dengan tujuan menanamkan sikap bertanggung jawab pada anak lelaki.
Usia 10-14th (belajar berdagang dan travelling)
Anak lelaki memiliki fitrah suka berpetualang, maka jangan padamkan jiwa travellingnya. Disinilah peranan ayah bekerja, persiapkan safar bersama anak lelakinya. Hal tersebut bertujuan: belajar mengenal dunia, bahasa, suku, tradisi, dll. Berlatih memahami medan, dan menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan yang berbeda dari lingkungan tempat tinggalnya selama ini.
Usia 15-20th (belajar magang peran)
Rasul tidak serta merta menjadi manusia sempurna, tetapi memang telah Allaah tempa dan persiapkan langsung sejak usia dini. Orang tua bisa membuat program magang peran dan juga seni bela diri. Tujuannya ialah untuk: menjaga kehormatan nya sebagai seorang lelaki, membuka cakrawala berpikir, dan menjadi tangguh dan matang saat dewasa nanti.
Usia 21th (Aktif dalam organisasi)
Banyak anak remaja yang saat ini lemah dalam organisasi kebaikan dan lebih senang berkumpul dalam hal yang sia-sia.
Tugas orang tua adalah membuat program memilih organisasi kebaikan bagi anak.
Tujuannya : melatih kepekaan terhadap situasi masyarakat. Karena ciri lelaki tangguh adalah tidak hanya mengurus diri sendiri, tapi memikirkan dan mengurus orang banyak.
Usia 25th (persiapkan untuk menikah)
Menikah = Mencari partner kebaikan untuk menciptakan peradaban mulia.
1. Aku tertarik banget dengan belajar berdagang. Tapi bukan buka lapak, tapi ekspedisi. Tolong dijelaskan maksudnya bagaimana dari point ini dan yang ingin dicapai apa? Aku niatnya mau melatih anak perempuan aku untuk belajar dagang, ya jualan barang kecil-kecilan yang mereka sukai ke teman-temannya atau bazaar sekolah, hanya untuk melatih dan menghargai mencari uang please advise and inputnya.
Kalau kita perhatikan Sirah Rasulullah, berdagang bukan dengan buka lapak ya, tetapi melakukan perjalanan jauh ke suatu negeri, membawa barang dagangan ke negeri tersebut dan kembali lagi ke negeri asal dengan barang dagangan dari negeri tersebut untuk dijual kembali (mohon koreksi kalau saya salah). Dengan demikian, tantangannya lebih tinggi. Hal ini untuk mengasah keterampilan menaklukan tantangan yang merupakan pemenuhan fitrah laki-laki yang memang suka dengan tantangan. Selain itu pengalaman yang diperoleh akan lebih banyak daripada ketika dengan buka lapak. Namun jujur untuk kondisi sekarang, masih belum tergambar perdagangan yang seperti apa yg bisa diajarkan.
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/18/04/17/p7bkqj313-bepergian-ala-rasulullah
Tujuan Allaah "mendidik" Rasul untuk magang peran, adalah: agar tumbuh menjadi pribadi yang matang dan siap. Maka Rasul pun ditempa sejak usia muda. Disini Rasul mulai magang sejak usia 12th, mulai berkecimpung langsung belajar memanah, awalnya hanya menjadi pemungut panah, tetapi dari sanalah awal akhirnya Rasul menjadi pemanah hebat.
Magang peran sebagai pedagang, awalnya hanya ikut pamannya, tapi dari sanalah akhirmya Rasul matang dan handal dalam berniaga
2. Bagaimana response anak perempuan terhadap anak laki-laki yang terlalu perhatian dan menjaganya di sekolah? Misalnya, disekolah ada anak laki-laki yang perhatian dan "suka" sama anak perempuan. Bagaimana cara menjelaskannya? Sebagai orang tua, kita selalu menjelaskan untuk waspada terhadap anak laki-laki dan bahkan gemss mau bilang, "hampir semua anal laki-lak itu jahat". Apalagi sudah pernah trauma dengan anak laki-laki sampai pindah sekolah dan itu 2x. Jadi pindah sekolah 2x. Dan total pindah sekolah 3x dalam 1 tahun. Masa-masa sulit untuk recovery trust ke anak laki-laki.
Biasanya kita daoat mengajak diskusi anak, kita klarifikasi kembali. Jangan-jangan cuma perasaannya saja. Kemudian kita bisa jelaskan tema pergaulan dalam Islam, dengan bahasa anak-anak. Dan endingnya dia merasa terganggu nggak, kalau terganggu, kita coba cari beberapa alternatif solusi. Waspada tetap perlu, tapi Sebaiknya jangan sampai kita tanamkan bahwa laki-laki itu jahat, karena nanti merusak fitrahnya mbak.
Bonus:
https://youtu.be/eProByHS6bU
https://youtu.be/o0-Gg7JLhyQ
https://youtu.be/FWXyagV6sPU
0 komentar:
Posting Komentar