Rabu, 17 Februari 2016

Y A



Entah kebetulan atau memang Alloh sudah merencanakan pertemuan ini dengan ‘dik manis alias adik ketemu saat sama-sama sudah dewasa, Yuwina Agustiana. Ia yang kini jadi room mate-ku. Canda, tawa, amarah, dan kesedihan sudah hampir seminggu kita rasakan bersama dalam kebersamaan di sebuah pondok tempat tinggal mahasiswa alias kosan. Yuwina adalah adik tingkatku di kampus. Jurusan kuliah kami berbeda, namun aku merasa bahwa aku lebih dekat dengannya dibanding teman satu kelasku yang lainnya.
Bukan karena tidak ada alasan. KAMMI adalah wadah yang mempertemukan aku dengan ‘dik manis yang mirip Cabelita alias Yuwina ini. Darinya aku banyak belajar bagaimana cara memikirkan orang lain setelah memikirkan diri kita sendiri. Bagaimana caranya membagi waktu anatara kuliah dan dakwah. Ia yang selalu berusaha menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya bersama kelompok di kelas tanpa harus meninggalkan kebutuhan di organisasinya. Ya, organisasi adalah kebutuhannya. Itu menurutku, karena Yuwina yang aku tahu tak akan pernah membangga-banggakan dirinya sendiri.
Yuwina yang memiliki nama inisial yang sama denganku, YA, adalah sosok jenaka sekaligus menyebalkan. Ia adalah sahabat sekaligus bahan lelucon untukku. Ia juga sudah ku anggap sebagai adik yang memang harus aku rawat, walupun dengan tidak dirawat ia sudah tumbuh cukup besar. Aku selalu bersemangat untuk menyiapkan makanan dengan memasak, walau terkadang aku tak selalu rajin untuk pergi belanja pagi-pagi. Hehe
Yuwina yang hadir dan memberikan semangat baru bagiku dalam melakukan aktivitas, baik itu habluminallah maupun habluminannas. Sebelumnya tak mudah bagiku untuk mengalahkan ego yang muncul, misal untuk memilih mengurus diriku masih menjadi porsi yang lebih besar dibanding memikirkan kepentingan organisasi (dakwah). Aku berharap suatu saat kelak ia takkan melupakanku. Berharap ia selalu sehat dan istiqomah dalam jalan yang sama-sama kita tempuh, dakwah.