Rabu, 28 September 2016

Catatan Harian Mahasiswa PPL: Memulai Catatan Hati Seorang Guru TK


Aku tak pernah tahu  betul apa indikator bagi seseorang sehingga ia cocok diberi gelar sebagai “guru TK”, because that is not easy! Karena bagiku sekalipun yang seorang mahasiswa semester 9 jurusan Pendidikan Guru PAUD, sekaligus guru kelas A di salah satu TK swasta di kota Serang, menjadi guru TK itu bukan pekerjaan gampang. *ciyeee guru!
Tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh seorang guru TK tidaklah ringan dan mudah (bagiku). Belum lagi jika kerja sama dengan orang tua murid memble dalam artian sang orang tua yang menyerahkan sepenuhnya pendidikan sang anak kepada sekolah. Padahal waktu si anak jelas lebih banyak di rumah dibandingkan di sekolah. Seharusnya dasar pendidikan anak ya di rumah. Tapi ya itu (banyak “ya” nya ya -_- ), masih banyak orang tua yang belum memiliki visi dan misi keluarga yang jelas, mau dibawa kemana arah pendidikan anak mereka. Misal, dasar pendidikan agama sang anak kurang, alhasil guru kewalahan dengan request-an orang tua yang menginginkan anaknya pintar ini dan itu, tapi keadaan si anak “datang” ke sekolah dalam keadaan NOL.
Jadi guru TK itu rasanya seru seru serem. Dapat bertemu dengan anak-anak yang polos dan lucu terkadang menjadi hal yang menyenangkan bagiku. Tak jarang tingkah mereka membuatku tergelitik untuk tertawa. Misal,
Hazel

Aku     : “Hazel punya adik ya?”
Hazel   : “Iya, coba ayo tebak namanya!”
Aku     : “Siapa ya? Bu guru kan ngga tau, Zel.”
Hazel   : “Ya bu guru harusnya bisa nebak dong! Kan adik Hazel lucu.”
Aku     : (ya terus apa hubungannya?) %$#@+_*&
Tak jarang aku harus pulang dalam keadaan letih karena pulang pergi ke TK dengan menggunakan sepeda dan mood yang selalu menurun sebelum weekend tiba. Belum lagi seminggu terakhir ini banyak kejutan yang diberikan anak-anak muridku di kelas A, seperti anak yang ingin BAB dan tiba-tiba muntah. Kedua masalah tersebut merupakan kali pertama aku mengalaminya. Kaget jelas, merasa jijik wajar, namun aku bersabar dan menganggap itu sebagai sebuah pembelajaran. Lagi-lagi demi cita-citaku untuk menjadi dosen PG PAUD.
Aku akan memanfaatkan kesempatan mengajar ini dengan sebaik-baiknya. Batas waktuku mengajar di sekolah TK tersebut sudah jelas hanya sampai akhir tahun ajaran baru alias bulan Desember. Sebetulnya aku ingin bertahan lebih lama, namun karena alasan tidak ingin merepotkan administrasi sekolah yang nantinya acak-acakan karena aku berhenti di tengah-tengah tahun ajaran baru, maka jalan terbaiknya adalah hal pertama yang tadi aku sebutkan.
So, keep spirit, Yena!
Serang, 28 September 2016

Ditulis dengan kondisi memaksakan diri yang sedang dalam keadaan malas luar biasa karena efek semester akhir dengan ditemani gemercik hujan diluar kontrakan

Kamis, 22 September 2016

Catatan Harian Mahasiswa PPL: Ujian PPL atau Ujian Kehidupan Bagi Mahasiswa Semester 9?

Tuntas sudah sebagian kewajibanku dalam perkuliahan. Tepat pagi hingga siang tadi usai sudah 16 penampilan mengajar dan ujian PPL yang menjadi ‘hutang’ bagiku. Membuat dan menyiapkan media pembelajaran, menulis RPPH (Rencana Program Pembelajaran Harian), mengajar kelompok A dan kelompok B di TK mitra PPL secara bergantian setiap harinya, menyiapkan format penilaian, merekap nilai dari guru pamong, dan bimbingan dengan dosen pembimbing PPL menjadi rutinitas yang kumulai kembali sejak akhir Agustus kemarin. Ini barulah sebagian, bahkan dapat dikatakan baru seperempatnya. Laporan akhir PPL dan skripsi masih menunggu untuk diselesaikan.
Akhir September ini kutargetkan untuk sesegera mungkin menyelesaikan laporan PPL. Selain alasan lebih cepat lebih baik, beberapa agenda penting terkait kedatangan Dr. Jiraporn yang pernah menjadi dosen pembimbingku di Thailand menjadi alasan lain untuk segera menyelesaikan urusan PPL. Kurang lebih seminggu lamanya aku harus bersiap membantu pak Direk di kampus untuk menyiapkan acara seminar internasional yang akan diselenggarakan pada tanggal 15 Oktober nanti. Salah satu agenda kunjungan ke UPI Bandung pun harus aku ikuti karena they are need guides and I ready for it.
Rapat terkait seminar internasional ini akan kembali diselenggarakan ada tanggal 26 September mendatang setelah sebelumnya rapat perdana diselenggarakan kemarin (19/9). Lelah sudah pasti, puncaknya kemarin. Namanya juga wanita, berderailah air mata. That is not ujian PPL, tapi terasa seperti ujian bagi seorang mahasiswa semester 9. Setiap pagi aku berangkat pukul 7 menggunakan sepeda. Pembelajaran di kelas selesai pukul 10.30 dan guru baru bisa pulang dari kantor sekitar pukul 12 siang. Tepat sekitar pukul 12.30 aku baru tiba di rumah kontrakanku dengan kondisi lelah karena rute bersepeda yang aku lalui ketika pulang dari TK adalah jalanan menanjak.

Dibalik itu semua, hangatnya suasana yang dihadirkan oleh anak-anak menjadi penawar rasa lelah dan jenuhku. Selalu ada canda tawa dan celotehan cerdas dari anak-anak muridku. Tingkah laku mereka dan ekpresi wajah polos yang mengundang rasa rindu setiap kali harus berpisah dengan mereka setiap pulang sekolah menjadi fenomena unik yang kembali aku rasakan. Aku selalu yakin bahwa terangnya siang akan hadir setelah pekatnya malam. Bismillah...

Jumat, 02 September 2016

Caraku Untuk Menjauh By @amaliahrh

Ini adalah caraku.
Caraku tuk menjauh.
Pergi.
Lalu akhirnya menghilang.

Hilang darimu.
Hilang dari duniamu.
Perlahan-lahan.
Agar kau tak merasa jika aku benar-benar bergegas tanpa harus mengucapkan “selamat tinggal” kepadamu.

Ketika aku telah tiada.
Untuk mendengar ceritamu.
Semoga kau tak lagi mencariku.
Tak lagi membuatku pura-pura untuk tidak mempedulikanmu.
Jangan lakukan itu.
Aku mohon.
Itu hanya membuatku terluka.

Aku ingin.
Satu hari itu benar-benar terjadi.
Kau tak begitu menyadarinya.
Bahwa kau sedang dijauhi oleh seseorang
Yang nyaris kau membuatnya begitu sempurna.
Hari-harinya menjadi indah.
Dan itu adalah aku.

Aku tak ingin  kembali terluka hanya karena hatiku sudah terlalu mudah menghadirkan rasa.
Aku sudah enggan merasakannya jika alasanku hanya karena nyaman dengan suasana yang kau hadirkan untukku.
Cukup hari kemarin
Aku hanya ingin menjatuhkan perasaanku sedalam-dalamnya pada seseorang yang telah ditakdirkan olehNya untuk bersamaku suatu hari nanti.

Semoga aku bisa.
Dan aku harap.
Semoga kau terbiasa dengan sikapku.
Yang semakin hari.
Aku akan menjadi seseorang yang tak pernah mengenal dirimu sebelumnya.
Jangan memberiku sebuah pertanyaan tentang perbuatanku kali ini terhadap dirimu.
Karena yang kulakukan ini sudah begitu tepat.
Dan ini semua harus terjadi.
Ketika aku lebih memilih menjadi seseorang yang asing dikehidupanmu.
Ketika aku memilih menjadi seseorang yang asing di kehidupanmu.
Dibanding harus jatuh cinta kepadamu.
Yang belum pada waktunya


By @amaliahrh