Kamis, 06 Februari 2020

Balada Nyari Kontrakan: Baiti Jannatiy

Banyak orang bilang, perkara nyari tempat tinggal buat yang sudah nikah itu gampang-gampang susah. Istri ngerasa cocok, suaminya bilang ga cocok. Suaminya bilang suka, si istri bilang "terserah kamu aja". Kelar deh udah! Hehe

Sepasang suami-istri yang satu ini juga ngalamin hal yang sama. Ialah Yeni dan Hayat. Umur pernikahan mereka baru aja nginjak usia 48 hari. So, mereka ini pengantin baru ceritanya. Setelah menikah mereka memutuskan untuk merantau ke Bekasi. Beruntung, mereka menganggap bahwa jadi kaum urban yang harus sewa kontrakan buat tempat tinggal itu adalah sesuatu hal yang seru. Kegiatan bersyukur jadi rutinitas mereka setiap hari. Pokoknya berantem-berantem manja jadi momen yang manis untuk mereka kenang.

Desember tahun lalu Yeni galau banget karena dapetin tempat tinggal yang gak sesuai sama keinginannya. Tapi alhamdulillah hal itu gak berlangsung lama. Tepat hari ke 26 di bulan Januari kemaren, secara gak sengaja Yeni yang lagi boncengan ama suaminya buat beli isi ulang galon ngeliat spanduk bertuliskan "kontrakan kosong" yang dipajang gak jauh dari kontrakan tempat tinggal mereka.

Pulang beli galon, Yeni minta pendapat ke suaminya buat pindah kontrakan. Awalnya si suami mutusin buat tetep tinggal di kontrakan lama, tapi Yeni keukeuh pengen liat dulu si kontrakan kosong itu. Gak diem aja, Yeni keinget kalo dia pernah mampir ke kontrakan itu buat tanya-tanya. Ceritanya tahun lalu Yeni diminta atasannya buat nyariin kosan ber-AC, dan tempat itulah yang disinggahi Yeni untuk tanya-tanya. Meskipun kosan yang dicari udah penuh, tapi saat itu Yeni sukses dapetin nomor hape si ibu pemilik kosan, Bu Iqbal namanya.

Singkat cerita, Yeni ngirim chat ke nomor Bu Iqbal.

"assalamu'alaikum, maaf bu saya mau nanya2 kontrakan kosong. tadi liat spanduknya"

Gayung pun bersambut. Nomor Bu Iqbal masih aktif dan gak lama kemudian bales chat yang dikirimkan Yeni. Bu Iqbal mempersilahkan Yeni untuk datang langsung dan liat kondisi kontrakannya.

Hayat, yang ngeliat istrinya kegirangan karena abis dapet balesan chat dari Bu Iqbal, nurut setelah istrinya ngerengek minta dianter buat liat bareng-bareng kondisi kontrakan kosong itu. Gak nyampe 2 menit mereka udah nyampe di kontrakan Bu Iqbal. Yeni tambah girang karena kondisi kontrakan kosong yang dia liat itu super duper layak huni, dan yang lebih penting lagi harga sewanya pun terjangkau. Gak disangka, Hayat pun jatuh cinta sama kontrakan kosong itu. Setelah deal-deal-an ama Bu Iqbal, Hayat dan Yeni pun sepakat untuk pindah kontrakan.

Ada waktu 4 hari buat Hayat dan Yeni pindahan dari kontrakan lama ke kontrakan baru. Mereka berdua nyicil bawain barang-barang pake motor. Sisanya sewa pake mobil pick-up. Dan tibalah bulan Februari. Resmi sudah Hayat dan Yeni jadi warga kontrakan Bu Iqbal. Sekarang gak ada lagi cerita cacing masuk rumah pas hujan turun, gak ada lagi cerita mancing pompa air buat ngeluarin air, gak ada lagi cerita ngejemur baju pake galah, gak ada lagi cerita masak lesehan di ruang tengah, dan gak ada lagi pemandangan cat tembok rumah yang dekil.

Kontrakan baru Hayat dan Yeni yang sekarang jauh lebih bersih dan keurus sama pemiliknya. Cat bangunannya pun baru, warnanya sesuai sama keinginan Yeni, didominasi putih cerah dan sedikit kolaborasi warna dove. Untuk plafon, kondisinya pun jauh lebih baik dibandingkan dengan kontrakan sebelumnya, bersih dan diselimuti cat dengan warna flamingo.

Tak hanya itu, area kamar mandi dan dapurnya juga lebih luas, bahkan kini Yeni bisa leluasa memasak tanpa harus lesehan lagi. Pasalnya, terdapat tempat khusus untuk meletakkan kompor yang juga dilengkapi wastafel. Air pun mengalir lancar tanpa harus dipancing.

Jika sebelumnya teras kontrakan Hayat dan Yeni yang lama menjadi akses lalu lalang penghuni kontrakan lainnya di tempat itu, kini mereka mendapatkan posisi kontrakan paling pojok. Artinya teras kontrakan baru mereka aman dari lalu lalang orang lain dan dijamin selalu bersih. Asyiknya lagi terdapat dudukan semen berkeramik yang sangat bermanfaat, misal jika mereka hendak menggunakan kaos kaki atau sepatu, tinggal duduk saja dengan santainya.

Terkait akses, kontrakan baru pasangan suami-istri yang terpaut jarak usia 4 bulan itu cukup strategis. Yeni masih bisa berjalan kaki menuju tempat kerjanya. Akses menuju tukang sayur langganan dan warung sembako pun menjadi lebih dekat.

Dalam hatinya, Yeni bersyukur masih diberikan jalan oleh Alloh untuk tinggal di hunian yang nyaman. Meskipun masih harus menyewa, namun yang lebih penting bagi Yeni adalah keberkahan dalam kehidupan rumah tangganya bersama Hayat. Yeni jauh lebih bahagia jika suaminya itu diringankan kaki untuk melangkahkan kaki ke masjid memenuhi panggilan adzan ataupun melakukan kebaikan-kebaikan lainnya. Yeni juga jauh lebih bangga jika dalam kehidupan rumah tangganya dihiasi oleh ilmu dan bimbingan dari imam kehidupannya, Hayat.

Tahun lalu, setelah menjalani proses lamaran dan membuat kesepakatan untuk menikah serta tau akan tinggal di Bekasi, Yeni diam-diam telah membidik sebuah kontrakan yang tak jauh dari tempat kos-nya untuk ditempati pasca walimah. Karena terkendala biaya yang harus di-prioritaskan terlebih dahulu untuk acara resepsi, Yeni pun harus rela kehilangan kesempatan untuk menyewa kontrakan itu.

Bukan tak berusaha untuk mencari tempat lain, namun ada saja kriteria yang tak sesuai, mulai dari lokasi yang terlalu jauh dari tempat kerja Yeni, perkara harga sewa, sampai dengan bangunan kontrakan yang adanya di lantai 3.

Namun semua balada nyari kontrakan itu kini telah berakhir. Saat ini Hayat dan Yeni tinggal fokus menata visi dan misi rumah tangga mereka. Terlebih Hayat sebagai kepala rumah tangga. Ia dituntut untuk mampu membimbing istrinya, dan anak-anaknya kelak, insyaa Alloh. Membimbing untuk menuju ke syurga-Nya Alloh. Saling mengingatkan dalam kebaikan, saling memahami dan berlemah lembut terhadap pasangan. Adapun Yeni, kini bisa memulai fokusnya untuk membantu Hayat membangun rumah tangga. Menata kehidupan selayaknya menata tempat tinggal mereka saat ini. Semoga dengan tempat tinggal yang lebih baik, peran mereka dalam menjalani kehidupan pun diharapkan menjadi lebih baik dibandingkan sebelum mereka menikah. Baiti Jannatiy, insyaa Alloh.