Minggu, 29 Oktober 2017

Games Level 5 Kelas "Bunda Sayang" IIP Banten #membaca2


Awalnya saya bertekad untuk menyisihkan waktu 15 menit untuk membaca usai mengajar. Alasannya selain tidak ingin menunda, suasana malam hari di asrama yang saya tempati tidak terlalu mendukung untuk aktivitas membaca di malam hari. Awalnya tempat favorit saya di garasi, karena lampunya lebih terang dibanding lampu yang terpasang di kamar saya. Namun hampir seminggu lebih lampu di garasi mati dan belum diganti. Alhasil hal tersebut menambah rasa malas saya untuk merampungkan buku yang saya baca.
"Mendidik dengan Cinta" adalah judul buku yang sedang saya kunyah secara perlahan. Bahasanya memang mudah dicerna, namun membacanya perlu ketelitian. Bagi saya, dengan membaca secara teliti buku tersebut, saya semakin mudah memahami poin-poin apa saja yang dipaparkan.
Sejak dimulainya tantangan games leve 5 kelas "Bunda Sayang" ini, saya telah melahap kurang lebih setengah bagian dari buku tersebut. Buku "Mendidik dengan Cinta" memiliki 9 bagian. Games level 5 ini berhasil mengambil bagian sebagai media untuk mendokumentasikan bagian ke-4 yang sedang saya baca. Sub bagian yang berjudul 'Mengelola Area Konflik' ialah bahasan yang sedang saya cerna secara perlahan. Inti yang disampaikan ialah terkait kebiasaan anak-anak yang tak jarang membuat ulah dengan berkelahi sesama teman. Dari buku tersebut baru saya ketahui ternyata hal itu merupakan hal yang wajar. Setiap anak memiliki fase perkembangan khusus yang berkaitan dengan konflik anak seusianya. Didalam buku tersebut dibahas beberapa tips bagi kita selaku orang tua ketika menghadapi kondisi anak yang sedang menjalani fase tersebut.

Semoga bermanfaat...

Games Level 5 Kelas "Bunda Sayang" IIP Banten #membaca1

Membaca merupakan aktivitas yang saya sukai sejak kecil. Berawal dari sebuah majalah anak-anak yang dihadiahkan tante kepada saya. Meski tak berlangganan, tapi hingga tamat SD saya terbilang sering membeli atau menerima majalah tersebut sebagai hadiah dari om dan istrinya. Total hingga saat ini di kamar saya ada setumpuk kecil majalah yang terkenal di kalangan anak Indonesia itu. Beranjak SMP, om saya dan istrinya masih menjejali saya dengan majalah. Tentunya bukan majalah anak-anak lagi, tapi majalah khusus untuk cewek-cewek yang baru gede. Majalah itu dikirimkan 2 minggu sekali dari Jakarta ke sekolah SMP saya. Namun akhirnya saya meminta om saya untuk menghentikan pemberiannya itu. Saya tidak ingin membebankan om saya dan istrinya. Membeli majalah dan mengirimkannya dari Jakarta ke Kuningan tentulah memerlukan biaya. Pada saat itu om saya juga memberikan saya pulsa setiap bulannya agar keluarga di Kuningan dapat berkomunikasi dengan om saya yang berada di Jakarta. Tak ingin menambah beban pengeluaran om saya, maka saya putuskan untuk memilih salah satu dari kedua pemberian tersebut. Saya berpikir bahwa untuk membaca saya masih bisa meminjam buku ke perpustakaan di sekolah. Kebetulan perpustakaan di SMP saya terbilang bagus. Koleksi bukunya banyak, manajemen peminjaman bukunya juga teratur dan mudah, ya meskipun ruang baca yang tersedia tidak terlalu nyaman. Untuk hal tersebut saya menyiasatinya dengan membaca buku-buku yang saya pinjam di rumah. Alhasil selama 3 tahun di SMP, saya tak pernah membiarkan kartu saya "nganggur". Selesai meminjam, saya akan kembali ke kelas dengan 1 atau 2 buku baru yang akan saya pinjam lagi. Sampai-sampai dari sekian banyak siswa di SMP saya itu, ibu penjaga perpus mungkin hanya hafal dengan wajah dan nama saya saja, karena foto dan nama saya selalu terngiang di hadapannya hampir setiap 2 atau 3 hari sekali. Wkwk

Membaca juga menjadi tema games level 5 di kelas "Bunda Sayang" kali ini. Tidak sekedar membaca, namun selesai membaca kita diminta untuk membuat narasi yang berisikan cerita terkait aktivitas membaca yang telah kita lakukan. Tantangan harus dilakukan bersama keluarga, BAGI YANG SUDAH BERKELUARGA. Haha. Berhubung saya belum menikah, maka saya hanya perlu melakukan aktivitas membaca untuk diri saya sendiri secara konsisten setiap harinya, minimal 15 menit. Kemudian seperti biasa, saya harus membuat dokumentasi berupa foto dan narasi.

Meski membaca adalah hal yang menyenangkan bagi saya, tapi saya masih sering menuruti rasa malas yang datang ketika tubuh saya merasa lelah atau pikiran saya sedang tidak rileks. Saya juga kesulitan untuk mendisiplinkan diri saya sendiri terkait jadwal membaca dan target bacaan yang harus saya selesaikan. Bahkan kisah nabi yang harusnya saya rampungkan dalam 1 malam untuk kemudian besoknya saya ceritakan kembali kepada murid-murid saya saja terkadang tidak saya selesaikan karena saya menunda-nunda dan akhirnya lupa. Meskipun begitu, saya selalu berusaha membekali diri saya dengan 1 atau 2 buku, minimal dalam rentang waktu 3 bulan buku-buku tersebut sudah habis saya lahap.

Di hari pertama tantangan kali ini, saya ingin mendokumentasikan aktivitas saya saat membaca buku kisah-kisah nabi untuk anak. Saya membaca satu per satu kisah-kisah nabi itu untuk saya ceritakan kembali kepada murid-murid saya yang masih Kober dan TK A. Terkadang mereka antusias, namun tak jarang mereka tidak konsentrasi mendengarkan cerita yang saya bawakan meskipun sudah saya percepat durasinya seperti apa yang dikatakan Kak Wawan, saya sudah memberi tepuk-tepuk agar konsentrasinya terkumpul lagi ala Pak Dodik, tapi tetap saja. Wkwk




Kisah tentang nabi Yusuf alaihis salam menjadi kisah pembuka di tantangan kali ini. Kisah-kisah nabi sebelumnya telah rampung saya baca dan saya ceritakan kepada murid-murid saya. Didalam buku tersebut, kisah nabi Yusuf alaihis salam terdiri atas 2 bagian. Bagian yang sudah saya baca adalah bagian pertama yang menceritakan kehidupan nabi Yusuf kecil yang hidup bersama 11 saudaranya hingga akhirnya beliau dibuang ke sumur dan ditemukan oleh sekelompok orang yang hendak menimba air. Semoga besok anak-anak dikelasku antusias mendengarkan kembali kisah nabi yang sudah hampir 2 minggu tidak aku ceritakan. Ganbatte!