Jumat, 27 Juni 2014

Calistung Gank

Terima kasih ya Rabb...
Kini setiap hari yang kulalui semakin penuh warna. Kau berikan hiasan terindah untuk membingkai setiap gambar yang kulukiskan di dunia ini. Kau hadirkan Fatih, Ghalin, Azkia, Salsa, Reni, Rina, dan Nanda dalam hidupku. Mereka begitu berarti. Aku menyayangi mereka, sangat menyayangi mereka. Mereka anak-anak yang cerdas dan sehat. Mereka yang Kau beri karunia dengan sempurna. Masing-masing pribadi mereka sangatlah unik.
Fatih tumbuh dengan sehat, badannya berisi, murah senyum, dan cadel. Ia senang bersahabat. Satu hal yang  masih kuingat dari kalimat yang pernah ia ucapkan pada Rina, “Rina kenapa? Fatih kan temen Rina”. Ada satu lagi, masih berkaitan dengan Fatih dan juga Rina. Saat itu Rina ngambek (biasalah, karena Rina paling kecil di kelas, dia belum masuk TK) dan keluar kelas. Fatih dengan polosnya langsung berdiri dan keluar ruangan sambil berkata, “Rina kenapa? Sama Fatih ya?”. Hmm dasar bocah. Hehe
Ghalin si anak “Mamih” (“Mamih” panggilan Ghalin buat ibunya, dan entah kenapa semua orang di kantor manggil Bu Fidziah tuh “Mamih”), hehe. Ghalin anak yang tipenya gak mau kalah dengan teman yang lain, pengennya pake barang yang sama-an kaya Reni. Pake crayon maunya yang bagus, kalau mewarnai ngerengek minta dibantuin. Hmm. “Bu Yena doakan agar kamu menjadi anak yang mandiri, Ghalin sayang...” J
Azkia. Gadis kecil yang manis. Hanya ia muridku di TCC yang menggunakan jilbab. Pertama kali berkenalan, ia langsung akrab denganku. Banyak pengetahuan yang ia ceritakan. Seperti saat pertama kali aku dibuat kagum olehnya ketika ia menuturkan pengalaman melihat ibunya diperiksa kesehatan. Azkia bercerita bahwa tekanan darah ibunya tinggi, dan yang memeriksa adalah ayahnya sendiri. Subhanallah...anak TK yang cerita kayak begitu J
Salsa. Tadi pagi merupakan pertemuan yang ke- 3 kali dengannya, tapi entah kenapa, Salsa berbeda dengan Azkia. Azkia, anak yang begitu menyenangkan sejak hari pertama aku bertemu dengannya. Salsa cenderung malas. Ia terlihat “ogah-ogahan” dalam belajar. Kesenangan yang aku perhatikan darinya ialah berdandan. Salsa klop banget sama Ghalin dalam bersaing hal-hal yang “berbau” mainan dan tempat jalan-jalan. “Haduh, ibu-ibu. Eh, anak-anak...” -_-
Reni. Dia anak yang pendiam, penurut dan pintar. Mau tanya apa tentang Reni?
Semangatnya dalam belajar?
Standar.
Selera humornya?
Standar.
Selera bercerita layaknya anak-anak yang lain? Standar.
Senyumnya? Standar juga. Kan sudah aku bilang, diantara murid-muridku di TCC, Reni lah yang paling pendiam di kelas Calistung. Mungkin sudah karakternya, jadi mau bagaimana lagi. Yang penting dia cerdas. Semoga kelak sifat pendiamnya itu tidak menjadikan ia pemalu. Aamiin
Rina. Nah, ini dia anak paling kecil dan imut-imut di kelas calistung-nya TCC. Hehe
Rina yang masih kecil punya karakter yang belum hilang: CEPET NGAMBEK dan CEPET BOSEN. Hadeh. Kadang gara-gara dia seorang, kelas jadi nge-bete-in. Gurunya bingung mau apa dan mesti ngapain lagi. Ckck
Nanda. Anak yang humoris, semangat belajarnya tinggi dan kadang pelupa. Sampai tadi pagi terakhir bertemu, dia masih lupa dengan salah satu huruf vokal, yaitu huruf “e”. Ckck
Aku selalu berdoa agar kelak mereka  menjadi anak yang dapat membanggakan keluarga, bangsa, dan agama.  Aamiin
Sejauh ini, rasa sayangku terhadap mereka mulai tumbuh. Tak ingin sedikitpun aku kehilangan moment dengan mereka. Moment yang bagiku sangat berharga. Sering aku dibuat kewalahan ketika harus mengajar di kelompoknya Ghalin. Kelompok ini belajar 3 kali seminggu, murid yang hadir 5-6 orang. Ramenya luar biasa. Beda dengan kelasnya Azkia. Tenang, damai, dan menyenangkan. Azkia yang manis dan semangat belajar membuatku semakin sayang pada gadis manis ini.

Ya Rabb, jangan terlalu cepat Engkau memisahkanku dengan mereka yang lucu-lucu ini ya. Aamiin J

Rabu, 25 Juni 2014
21:00:04