Kamis, 05 November 2015

Holding Hands For Golden Age Generation

Oleh
Yena Agustin
(Ditulis dalam Rangka Partisipasi Lomba Essay yang diselenggarakan oleh IMPPASI "Ikatan Mahasiswa PG PAUD Seluruh Indonesia)

Generasi yang berusia 0 – 9 tahun dan 15 – 19 tahun pada saat ini diprediksi akan menjadi warga negara usia 35 – 44 tahun dan 45 – 54 tahun saat Indonesia berusia 100 tahun (1945 – 2045). Dengan demikian, anak-anak usia sekolah pada masa kini akan dipersiapkan untuk menjadi tenaga kerja dan calon pemimpin pada saat Indonesia berusia 100 tahun kelak (Suparlan, 2014).  Pada periode usia sekolah tersebut, termasuk didalamnya adalah peserta didik anak usia dini. 
Peserta didik anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun (Luluk, 2014). Secara lebih spesifik Isjoni (2014:61) menyatakan bahwa “anak usia 4-6 ahun merupakan bagian dari anak usia dini yang secara terminologi disebut sebagai anak usia pra sekolah”. Alasan mengapa anak usia dini merupakan bagian dari golden age generation atau generasi usia emas yaitu sebagaimana Sujiono (2013:6) menyatakan bahwa “anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya”. Hal tersebut tentunya harus menjadi motivasi dan acuan kita bersama dalam rangka berpartisipasi aktif guna mewujudkan generasi emas yang diharapkan. Investasi yang dapat kita lakukan ialah melalui pendidikan, khususnya pendidikan dalam hal ini ialah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Seluruh pihak yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini memiliki peranan penting dalam partisipasi aktif mengoptimalkan perkembangan anak yang berada dalam rentang usia emas. Mulyasa (2012:34) memaparkan bahwa “mengingat masa ini (0-6 tahun) merupakan usia emas, maka perlu dituliskan dengan tinta emas, dengan tulisan-tulisan yang dapat menghasilkan emas di masa mendatang”. Tanggung jawab terhadap peran tersebut tak bisa dibebankan hanya pada orang tua, guru, dan pemerintah saja. Namun, kerja sama ketiga pihak tersebut diperlukan guna pencapaian tujuan dengan usaha yang maksimal.
Orang tua secara jelas memiliki tanggung jawab sepenuhnya terhadap anak. Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga adalah pendidik pertama dan utama. Anak menghabiskan 80% bersama keluarga dan lingkungannya (Latif, Zukhairina, Zubaidah, & Afandi, 2014:255).  Orang tua tentunya perlu bekerja sama dengan guru.  Menurut Basri (2014:5), “Guru memang seorang pendidik sebab dalam pekerjaannya ia tidak hanya mengajar seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru juga melatihkan beberapa keterampilan dan terutama sikap mental anak didik”.  Salah satu bentuk kerja sama yang baik antara orang tua dan guru dapat dilakukan dengan menjalin komunikasi yang baik agar segala sesuatu yang terjadi pada anak dapat diketahui oleh orang tua.
Guru perlu proaktif untuk memberikan porsi yang lebih besar pada orang tua, agar mereka dapat menjadi orang tua yang lebih baik dalam melakukan apa yang mereka bisa (Sujiono, 2013:171). Menurut Rogers dalam Catron dan Allen (1999:580), keberhasilan guru yang sebenernya menekankan pada tiga kualitias dan sikap yang utama, yaitu: (1) guru yang memberikan fasilitas untuk perkembangan anak menjadi manusia seutuhnya, (2) membuat suatu pelajaran menjadi berharga dengan menerima perasaan anak-anak dan kepribadian, dan percaya bahwa yang lain dasarnya layak dipercaya membantu menciptakan suasana selama belajar, dan (3) mengembangkan pemahaman empati bagi guru yang peka/sensitif untuk mengenal perasaan anak-anak di dunia (Sujiono, 2013:12). Saat ini, guru PAUD tak hanya cukup memiliki sifat dan ciri khas berupa kreatif, murah senyum, bersih, rapih, ceria, penuh kehangatan hati, kepekaan, tidak pilih kasih dan lain sebagainya. Saat ini guru PAUD dituntut pula untuk memiliki intelektualitas yang tinggi jika menginginkan kompetensi intelektualnya dinilai berkualitas. Kemampuan berbahasa asing, terutama berbahasa Inggris secara aktif dan pengalaman penelitian yang mumpuni menjadi beberapa hal yang harus diberi perhatian lebih.
   Sebagai usaha awal yang dapat kita wujudkan bersama ialah dengan menciptakan standar pendidik PAUD yang memiliki latar belakang pendidikan linier, artinya calon guru PAUD haruslah S1-PG PAUD.  Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru PAUD tentunya tidak dapat dipenuhi oleh pribadi guru sendiri. Diperlukan peran pemerintah sebagai pemiliki kebijakan. Rachmanty (2015) menyatakan “Peran pemerintah disini adalah memberikan kurikulum yang sesuai dan menyetujui program pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru untuk anak usia dini”. Maka dari itu, untuk mewujudkan generasi emas diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak demi Indonesia yang lebih baik di masa depan.


DAFTAR PUSTAKA
Suparlan, (2014). Generasi Emas Indonesia dan Beberapa Ancaman Dalam Pelaksanaannya. http://suparlan.com, 30 Oktober 2015
Asmawati, L. (2014). Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung: Rosda Karya.
Dr. Yuliani Nuraini Sujiono, M. (2013). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta Barat: PT INDEKS.
Latif, Mukhtar dkk. (2014). Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana.
Basri, N. A., (2014). Guru sebagai Pengajar dan Pendidik di Sekolah (Tinjauan Teoritis dan Praktis). http://www.slideshare.net, 30 Oktober 2015
Rachmanti, (2015). Peran Pemerintah dalam Pemberian Program Pembelajaran

pada Pendidikan Anak Usia Dini. http://paudub.files.wordpress.com, 30 Oktober 2015

KITA HARUS MENANG!


Kita semua memiliki kewajiban untuk berdakwah. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita wajib berdakwah. Setiap pemuda yang merupakan kader dakwah memiliki latar kehidupan yang berbeda-beda. Luar biasanya, kebanyakan dari mereka bersikap pantang menyerah untuk istiqomah di jalan dakwah. Bukan lagi urusan cinta terhadap lawan jenis yang umumnya dipikirkan para remaja yang rentan kasmaran, namun “bagaimana generasi Islam selanjutnya” dan “bagaimana cara untuk terus memperbaiki diri menuju pribadi Islami” selalu terhembus bak nafas kehidupan yang tak pernah putus kecuali atas kehendak-Nya.
Ketentraman adalah hasil yang dapat langsung kita rasakan ketika kita istiqomah untuk tawadhu. Setiap perkataan menjadi nasehat bak oase di tengah gurun yang gersang. Sungguh teladan yang nyata ada pada engkau wahai pemuda Islam yang rela mengorbankan masa mudanya untuk dakwah. Tak pernah lelah diri ini mengagumi setiap langkah juang para akhwat dan ikhwan yang senantiasa semangat dan berpikir cerdas untuk melakukan perubahan. Umat yang kau pikirkan dan hanya ridha Alloh yang selalu engkau harapkan.
Sungguh diri ini merasa iri dengan niat, semangat, kecerdasan, tawadhu, dan ke-istiqomah-an engkau para pemuda Islam yang konsisten di jalan dakwah. Kalian adalah inspirasi dan teladan bagiku. Aku yang belum sepenuhnya mampu menjalankan amanah dalam dakwah, aku yang masih terlunta-lunta melawan hawa nafsu dalam diriku sendiri. Meski begitu, sungguh aku tak pernah lelah berusaha memantaskan diri untuk mengemban amanah mulia, dakwah.

Aku, kita, harus menang! Menang melawan hawa nafsu. Menang melawan keterbatasan yang ada. Menang dalam mempertahankan alasan kita untuk terus istiqomah dalam kebaikan, apapun yang terjadi. Apapun yang kita rasakan. Meski berat dan sulit, kita harus menang! Kita harus berusaha. Sunatullah jika dakwah adalah jalan yang penuh onak dan duri. Bersabarlah. Pada saatnya, kita akan berbahagia. Lupakanlah hal yang membahagiakanmu hanya sesaat, karena kita semua tahu bahwa hakikat kebahagiaan adalah ketika jarak kita dengan Alloh selalu dekat dalam setiap langkah kehidupan, ketika Alloh selalu ada dalam fikr dan qalb kita. 
Berusalah untuk terus menebar kebaikan dan ajaran-Nya. Teruslah mengajak pada kebaiakan. Inginkah generasi setelah kita lebih buruk dari kita? Tugas siapakah dakwah ini? Dakwah tak hanya tugas mereka sang ulama. Namun tugas kita bersama kawan! Bismillah, yakinkan diri bahwa kita bisa! Kita harus menang, demi generasi penerus Islam yang lebih baik dari generasi kita saat ini.

Selasa, 03 November 2015

Lirik Lagu 'Mencintai Kehilangan'

berjalan.. 
berlari..
hati tertindih..
sulit tapi harus aku putuskan 

jalanmu..
jalanku..
belum sempurna..
biar masa depan yang sempurnakan 

suara-suara batinku
melepaskanmu
lirih-lirih jiwaku
membasuh pilu 

takdir yang Kau beri
menguji hatiku
terasa menyesakkan
kehilangan ini.. 
tangis yang Kau beri
membuka mataku
bahwa cinta yang sebenar cinta hanya ada SATU 
karena kehilangan ini
ku mampu mendekat kepadaMu 
daun terjatuh di hadapanku
belajar menerima
belajar menerima semuanya 

Lirik Lagu 'Halaqah Cinta' (Kang Abay)

Ribuan malam menatap bintang dan harapan
Dan Ribuan siang menahan terik penantian
Mungkin tuhan ingin, kita sama-sama tuk mencari
Saling merindukan, lewat doa2,mendekatkan jarak kita

Reff:
Tuhan pertemukan, aku dengan kekasih pilihan
Seseorang yang mencintaimu, mencintai rasulmu
Di mu’tazam ku meminta

Ribuan pagi, menatap terbit matahari
Dan ribuan siang, menahan gemuruh didada
Mungkin tuhan ingin, kita sama-sama tuk mencari
Saling merindukan, lewat doa2,mendekatkan jarak kita

Back to reff
Hingga malaikatpun tersenyum mendo’akan kita
Menguatlah keyakinan dihati

Back to Reff
Tuhan persatukan, aku dengan kekasih pilihan
Seseorang yang kan menemaniku menuju syurgamu
Halaqoh cinta, tempat hati bertemu
Halaqah cinta tempat bersatu..


Minggu, 01 November 2015

DAFTAR “SEKOLAH TOEFL”

Halo...
Selamat dini hari J
Selain aku, kalian mungkin salah satu diantara banyak orang yang juga tidak bisa tidur malam ini. Sambil menunggu kantuk, aku lebih memilih untuk menulis. Bagaimana dengan kalian?
Oke, entah aktivitas apa yang kalian pilih untuk menunggu kantuk. Entah membaca, nonton berita, atau ngemil mungkin? Wah mana bisa ngantuk ya dengan keadaan mulut terus mengunyah? Haha
Well, aku ingin menuliskan cerita seharian kemarin. Seharian yang penuh dengan canda, tangis, dan tawa. Dimulai dari aktivitas pertamaku untuk pergi ke Masjid Agung Serang, lalu dilanjutkan dengan kegiatan Tutorial di kampus. Siang hingga sore harinya aku berkumpul bersama teman-temanku di LDK (Lembaga Dakwah Kampus). Begitu menyenangkan dan nyaman di tengah-tengah mereka. Mereka begitu inspiratif. Bersyukur aku bisa mengenal mereka.
Tak ingin mengenal lelah, selepas Isya aku membuka laptop dan browsing. Tujuannya untuk mendaftar Sekolah Toefl yang didirikan oleh Budi Waluyo. Siapa dia? Searching, please J
Awal November 2015 yang berbeda dengan awal November tahun kemarin dan tahun-tahun sebelumnya. Aku merasa lebih bersemangat untuk menjalani hidup. Setiap harinya aku selalu memperbaharui semangat untuk menggapai impianku. Aku selalu bersemangat menyusun mimpi-mimpiku.
Impian adalah sesuatu hal yang berharga bagiku. Ia penyemangatku di setiap saat. Ia selalu menghiasi hari-hariku ketika aku merasa sendiri dan terpuruk. Impian yang mungkin menurut sebagian orang menganggapnya lazim, atau bahkan tak mungkin aku raih. Entahlah, aku tak peduli. Aku hanya percaya bahwa aku pasti bisa. Takkan ada yang menghalangi tekadku. Tekad untuk melangkah, melakukan action nyata untuk mewujudkan cita-cita, untuk menang.
Bismillah, semoga Sekolah Toefl menjadi salah satu bentuk ikhtiar yang Alloh lihat, untuk kemudian Ia permudah jalanku. Aamiin

Serang,
Senin, 02 Nopember 2015
00:58:41