Minggu, 26 Maret 2017

Tempat Baru Itu Bernama “Acikita”

Siang itu ia nampak tak sabar menanti waktu pulang dari TK tempatnya mengajar. Biasanya ia betah berlama-lama di TK hanya untuk sekedar menanti matahari di kawasan Serang agak sedikit condong. Mengayuh sepeda ketika pulang dan pergi sedikit banyak membuat kulit wajah dan punggung tangannya terbakar terik sinar matahari.
Setelah berpamitan dengan kepala sekolah dan mahasiswa PPL, ia bergegas mengayuh sepeda. Perjalanan pulang itu tak lebih dari 7 menit. Perlahan ia membuka pintu gerbang dan menggiring sepedanya masuk ke rumah seperempat abad bercat krem, warna kesukaannya.
Tepat pukul 12.30 ia telah selesai melakukan ritual layaknya orang yang akan bepergian, yaitu mandi, makan siang, dan menge-pack barang bawaan. Acara undangan pernikahan kakak kelas bersama penghuni kontrakan dengan antusias ia penuhi sebelum akhirnya ia harus bersegera menuju terminal Pakupatan.
Bak acara mini reuni, jumpa dan sapa dengan teman dan kenalan sesama alumni menjadi agenda dadakan yang hangat terasa. Namun sayang tak ada waktu lama. Hanya ada satu kawan yang kebetulan bisa membersamai detik-detik keberangkatannya menuju terminal. Ia semakin bergemuruh untuk bergegas kembali ke kontrakan dan menyambar ransel gendut yang telah disiapkan sebelumnya. Pun kawannya, ingin bersegera. Dengan angkot, berangkatlah mereka.
Obrolan ringan timbul tenggelam di sepanjang perjalanan. “Jadi harus minta surat mutasi liqo dong?”, begitu ujar kawannya setelah mendengar cerita bahwa ia akan pindah dari Serang usai bagi rapot. Memang kawan yang satu ini merupakan teman satu kelompok dalam kegiatan liqo atau pengajian pekanan. Tak jarang mereka saling berbagi cerita dan keluh kesah sesama pendidik di sekolah. Yang membedakan mereka hanyalah jurusan kuliah dan tempat mereka mengajar. Ia jurusan PG PAUD dan mengajar di TK, sedangkan kawannya jurusan PGSD dan mengajar di SDIT. Setelah ia mendapatkan bus, duduk dan memandang keluar jendela menjadi dua aktivitas yang ia lakukan sepanjang Pakupatan-Kampung Rambutan. Kawannya tak membersamai lagi.
Tekadnya memang cukup bulat meskipun diawal ia begitu bimbang dalam menentukan pilihan kemana ia setelah lulus dan berhenti dari TK tempatnya sekarang mengajar. Kesukaannya hanya satu, mencoba hal baru. Dan salah satunya keinginannya adalah terus belajar. Dalam waktu dekat ia akan melangsungkan wisuda S1. Sayang, S2 tak bisa langsung ia jalani karena kendala biaya. Pun jika harus beasiswa, minimal ia membutuhkan waktu 1 tahun untuk mempersiapkan semua persyaratan. Maka ia memilih opsi yang ke sekian ini: tetap belajar, hanya cara dan di tempat yang berbeda. Ia telah merencanakan untuk belajar TOEFL secara online dan gratis. Langganan majalah, membeli banyak buku, dan membuat agenda untuk membaca buku yang banyak tersebut akan ia lakukan ketika telah mengajar di tempat yang baru.
Tiba di terminal Kampung Rambutan ia berjalan dengan tenang menuju kedalam terminal. Pandangan matanya terus menyusuri angkutan umum yang berbaris acak-acakan hingga akhirnya berhenti di belakang angkot bernomor 121A. Suara keras sang sopir membuatnya mendekat. Ia memastikan tujuan perjalanannya pada sang sopir. Naiklah ia kedalam angkot kosong tersebut sambil berharap angkot segera berangkat. Namun harapannya kali ini pupus, angkot tak akan kunjung berangkat bila belum penuh penumpang. Begitulah yang baru saja ia ketahui dari rekannya yang memberi petunjuk arah menuju Cibubur. Tanpa pikir panjang ia keluar dari angkot dan berjalan agak tergesa menuju pintu keluar terminal Kampung Rambutan. Tak sampai 10 menit menunggu, angkot 121A dengan wajah sopir yang berbeda pun datang. Kurang lebih perjalanan 1,5 jam ia tempuh sendirian. Menerobos macetnya jalan alternatif Cibubur di akhir pekan dan pekatnya malam menjelang Isya. Singkat cerita, ia berhasil sampai di tempat yang dituju.
Mulutnya masih tak banyak mengeluarkan kata. Matanya masih meraba sekeliling. Tempat baru baginya, dan ia mulai bisa menerima. Suasana yang tak sepanas Serang dan tak se-sempit kontrakannya. Rumah sekaligus sekolah TK yang di pertengahan tahun ini akan ia tempati. Sekolah TK yang lokasinya berada di kawasan elit Kota Wisata Cibubur. Tempat baru baginya untuk mengajar. Tempat baru itu bernama ACIKITA, Aku Cinta Indonesia Kita. Semoga aku dapat berkontribusi dan belajar dengan maksimal.


Serang 26-27 Maret 2017

Bunda Sebagai Agen Perubahan

“Jadi dokter tuh ada sekolahnya, jadi arsitek ada sekolahnya, jadi akuntan juga ada sekolahnya. Tapi, kenapa jadi ibu gak ada sekolahnya? Padahal ini profesi seumur hidup.”
Itulah kutipan Aliran Rasa yang disampaikan salah satu peserta di grup IIP Banten Fondation yang baru saja aku dengar. Dengan suara renyah dan pemaparan yang terstruktur, pesan melalui audio tersebut berhasil memberikan penyegaran bagiku untuk mulai mengerjakan Nice Home Work (NHW) #9.
Disamping menjalani profesi sebagai guru TK dan guru privat, aku berusaha untuk konsisten mengikuti materi, kuliah Whatsapp, dan tugas yang diberikan setiap minggunya. Kini tiba di minggu ke 9 kelas Matrikulasi Batch #3 Banten. Materi dan tugas dengan tema ‘Bunda Sebagai Agen Perubahan’ berusaha aku cerna sedikit demi sedikit. Kubaca berulang dan kucoba pahami. Maklum, aku masih calon ibu, in syaa Alloh.
Empati + Passion = Social Venture
Rumus diatas sangat asing bagiku. Namun dengan penjelasan yang begitu apik, aku mulai sedikit paham, minimal aku memahami arahan yang disampaikan untuk membuat NHW #9.
Empati pada rumus diatas mewakili rasa yang diharapkan muncul pada diri setiap bunda untuk mengawali langkah selanjutnya dalam menemukan passion yang ada dalam diri masing-masing. Dengan mengetahui passion, diharapkan kita mampu menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri. Kedua hal tersebut nantinya diharapkan mampu melakukan perubahan guna menyelesaikan masalah sosial yang ada di sekitar kita.
Passion nampaknya masih menjadi hal yang mengerikan bagiku. Sampai saat ini aku masih ragu menjawab pertanyaan “passion kamu dimana”. Aku masih belum mampu menentukan satu ilmu yang benar-benar ingin aku pelajari secara mendalam.
Tapi tak ada salahnya mencoba. Berikut ini bagan yang telah disediakan oleh fasilitator untuk diisi peserta. Let’s try!

Minat Hobi
Ketertarikan
Skill, Hard, Soft
Isu Sosial
Masyarakat
Ide Sosial
Traveling

Menari/olahraga senam

Berkebun

Menulis blog

Membaca

Speaking English
Rendahnya kemampuan berbahasa Inggris dikalangan masyarakat pedesaan
Anak-anak

Pelajar

Mahasiswa
English club yang ada di suatu desa

Minggu, 19 Maret 2017

MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

Tibalah di tugas matrikulasi Ibu Profesional Batch #3 sesi #8. Artinya sudah 8 materi baru yang aku dapatkan dan 8 tugas Nice Home Work yang telah aku kerjakan. Semuanya terasa menyenangkan dan selalu membuatku penasaran. Aku selalu ingin cepat-cepat menyelesaikan tugas demi tugas yang hadir setiap minggunya. Dan kali ini tentang Misi Hidup dan Produktivitas.
Be professional, rejeki will follow. Begitulah tagline dari Ibu Profesional. Menjalankan apa yang kita bisa dan apa yang kita suka menjadi poin penting yang harus dilakukan Ibu Profesional dan calon Ibu Profesional. Jika pada tugas minggu kemarin aku diperintahkan untuk membuat 4 kuadran aktivitas dengan kriteria bisa dan suka, tidak bisa dan suka, tidak suka dan bisa, serta tidak suka dan tidak bisa, maka kali ini aku harus memilih satu aktivitas dari kuadran aktivitas yang aku sukai dan bisa aku lakukan. Pilihanku jatuh kepada Speaking English.

Aku ingin menjadi istri, ibu, dan aktivis pendidikan anak usia dini yang profesional. Aku ingin melakukan apa yang aku bisa dan aku suka, mengunjungi banyak negara contohnya. Aku ingin memiliki keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah. Sedangkan sebagai aktivis pendidikan anak usia dini aku ingin memiliki anak asuh dan berkeliling dunia untuk mengikuti seminar atau pelatihan.

Kalimat diatas merupakan jawaban yang kurang lebih akan aku berikan ketika pertanyaaningin menjadi apa, ingin melakukan apa, dan ingin memiliki apa diberikan padaku. Selanjutnya aku diminta untuk memperhatikan 3 aspek dimensi waktu untuk diisi. Ketiga aspek tersebut adalah sebagai berikut:


Description:
1.   Apa yang kita ingin capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
2.   Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan (strategic plan)
3.   Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 1 tahun (new year resolution)


The last sentence is change or fail. So, move start now, Yen!

Kamis, 09 Maret 2017

Kuadran Aktivitas

Aku memang masih calon Bunda, tapi semangatku untuk terus belajar semakin tumbuh. Belajar untuk mempelajari ilmu-ilmu yang bermanfaat. Kali ini kurasakan sangat berbeda. Niat dan semangat untuk belajar dengan tekun dan memperhatikan adab-adab menuntut ilmu menjadi hal baru bagiku. Aku menjadi lebih semangat karena dua hal itu!
So, thank you IIP! Because of you, I wanna be better! J
Kali ini tiba saatnya untuk mengerjakan NHW #7 alias Nice Home Work #7. Temanya seperti judul tulisanku diatas, “Tahapan Menuju Bunda Produktif”. Banyak pelajaran yang aku dapatkan dari materi matrikulasi kali ini. Salah satunya adalah aku yang dibuat sadar bahwa sangat keliru jika kita sebagai ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah adalah karena pekerjaan kita. Seharusnya kita menyadari bahwa menjadi produktif adalah bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusan-Nya.
Dari materi matrikulasi itu juga aku mengetahui bahwa seorang ibu yang produktif tujuannya adalah agari bisa menambah syukur, menegakkan taat, dan berbagi manfaat. Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Alloh berkuasa meletakkan sekehendak-Nya. Maka segala yang kita (bunda) kerjakan disini (di kelas Bunda Produktif ini) adalah sebuah ikhtiar yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh atau profesional.
Untuk mencapai tujuan ke-profesional-an tersebut, aku berusaha untuk konsisten mengerjakan tugas-tugas NHW yang hadir setiap minggunya. Kali ini instruksinya adalah mengisi form untuk mengetahui tipe kekuatan diri atau strength typology diri kita sendiri di www.temubakat.com. Kemudian muncullah hasil setelah kita mengisi data-data yang diminta. Kurang lebih seperti ini:
YENA AGUSTIN, anda adalah orang yang suka sekali mengatur penempatan atau penugasan orang , berani menghadapi orang secara empat mata,keras kepala, berani mengambil alih tanggung jawab , selalu berpikir "pasti ada jalan dan atau cara yang lebih baik" , senang ngotak ngatik mengembalikan sesuatu ke fungsi semula , memiliki intuisi dalam memilih jalan terbaik menuju tujuan.


Melihat gambar diatas jelas rumit. “Apa itu?”, “Apa maksudnya itu?”. Tapi aku mencoba menyusun deskripsi yang tercantum secara otomatis didalam web tersebut, tentunya setelah meng-klik “finish” dan memilih opsi “Download file PDF” atas proses kita yang telah memasukkan data sebelumnya.
Berdasarkan hasil temu bakat diatas, potensi kekuatanku adalah arranger, commander, distributor, restorer, and strategist. I’m not really sure. But I respect that all of that things is my potential. Okay we’ll tried to made description one by one.
1.   Arranger
Mengatur orang untuk bekerja sama dalam melaksanakan suatu tugas. Bakat ini termasuk kelompok Rasa (Interpersonal Influencing) yang terkait dengan mempengaruhi orang. Mereka yang memiliki bakat ini suka sekali mengatur penempatan atau penugasan orang. Bakat ini diperlukan untuk peran seperti manager, direktur, event organizer, dispatcher, dlsb.
2.   Commander
Mengatur dan mengawasi orang dalam melaksanakan tugas dengan cara yang keras. Bakat ini termasuk kelompok Rasa (Interpersonal Influencing) yang terkait dengan mempengaruhi orang. Mereka yang memiliki bakat ini berani menghadapi orang secara empat mata, keras kepala, berani mengambil alih tanggung jawab. Bakat ini dibutuhkan untuk peran seperti debt collector, pengacara, mediator, beberapa tipe salesman, beberapat tipe pemimpin untuk situasi yang membutuhkan “command and control”, dlsb.
3.   Distributor
Mengirimkan suatu barang (barang, surat, artikel) pada saat yang hampir bersamaan ketempat atau daerah tertentu. Bakat ini masuk kedalam kelompok Karsa (Individual Striving) di luar ruangan. Sifat mereka selalu berpikir “pasti ada jalan atau cara yang lebih baik:. Bakat ini dibutuhkan untuk peran seperti kurir, pos, jasa pengiriman barang.
4.   Restorer
Memperbaiki, mengembalikan sesuatu (peralatan, sistim, manusia) ke fungsi semula. Bakat ini termasuk kelompok Cipta (individual Thinking) menggunakan otak kiri bawah. Sifat mereka senang ngotak-ngatik mengembalikan sesuatu ke fungsi semula. Bakat ini dibutuhkan untuk peran teknisi oerbaikan, dokter, psikiater, dlsb.
5.   Strategist
Memilih atau merencanakan jalan terbaik menuju tujuan. Bakat ini terkait kelompok cipta (Individual Generating Idea) yang terkait dengan otak kanan atas. Sifat mereka ini memiliki intuisi dalam memilih jalan terbaik menuju tujuan. Bakat ini dibutuhkan untuk peran perencana jangka panjang, manager perencanaan, leader, dlsb.

Selain potensi diatas, dipaparkan pula strength cluster yang ada pada diriku. Entah ya ini betul apa betul J
Katanya sih aku ini headman, technical, reasoning, dan generating idea. Entahlah ya. Coba kita runut satu per satu artinya.
-   Headman: mempengaruhi orang
-   Technical: motivasi diri outside
-   Reasoning: Otak kiri bawah
-   Generating: Otak kanan/intuitif
Jujur ya, malah makin gak ngerti. Haha. Anybody can help me to ‘show the way’ that I can ‘walk’ there? J
Okay lanjut ke instruksi selanjutnya dimana aku harus membuat kuadran yang dibagi menjadi 4 ruang. Kuadran bisa, tidak bisa, suka, dan tidak suka.
Sampai disini aku masih membutuhkan banyak waktu untuk memahami dan kemudian mengaplikasinnya dalam kehidupanku sehari-hari. Meski aku sudah mengetahui kuncinya, yaitu lakukan, lakukan, dan lakukan. Tapi tetap tetap saja aku masih sering dikalahkan rasa malas dan kebiasaan pola keseharianku yang tidak disiplin. Bismillah... semoga hari demi hari aku mampu menyusun satu per satu "batu bata" perubahan dalam hidupku, for the better me!

Kamis, 02 Maret 2017

BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL

Sore hari ini tiba saatnya untuk mengerjakan sebuah tugas baru nan menantang. Tugas mingguan di kelas Matrikulasi IIP Banten Batch 3. Ini adalah tugas ke-6. Tugas yang mudah mudah susah untuk aku kerjakan, sama halnya dengan ke-5 tugas sebelumnya. Tugas-tugas tersebut diberi nama Nice Home Work atau sering disingkat NHW. NHW #6 kali ini peserta ditugaskan untuk menuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting. Kemudian peserta harus menuliskan seberapa banyak waktu selama ini habis kita habiskan dan untuk kegiatan yang mana waktu tersebut kita habiskan. Selanjutnya peserta ditugaskan untuk menentukan 3 aktivitas penting yang menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup kita sebagai peserta, lalu kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan kandang waktu, dan patuhi cut off time (misal kita sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut).
Didalam instruksinya, peserta dihimbau untuk tidak mengijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian yang telah kita susun. Setelah tahap di atas selesai kit tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah untuk kita kerjakan. (Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7). Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan. That is so great, right?!

Lets make it!
Jujur, aku telah menghabiskan banyak waktuku untuk hal yang tidak penting. Aku menyadari motivasi dari dalam diriku kadang naik turun. Ketika keadaan fisik dan ruhiyah-ku dalam keadaan bagus, artinya fit dan semangat, aku mampu menyelesaikan semua tugas dengan segera dan tidak menunda-nunda. Bahkan aku membuat rencana kegiatan dalam buku agenda.
Okay,  start from now, Ill try to makingKandang Waktuand Ill try to keep the cut off time”.

Kandang Waktu.

Okay, after that, Ill tried to arrange the table of time schedule plus indicators. Setelah membaca beberapa tugas peserta lain, aku pun turut terinspirasi untuk menaruh konten Peran dalam tabel tersebut. Ini dia! Please, chek it out! J

Waktu
Aktivitas
Peran

Indikator keberhasilan
04.00-05.30
Qiyamul Lail, Dzikir, Shalat Subuh, Tilawah
Hamba Allah
Terlaksana minimal 2 rakaat tahajud, 3 rakaat witir
05.30-07.00
Mencuci, menjemur, & menyetrika pakaian, berangkat mengajar TK
Individu
Terlaksana minimal berangkat ke TK tidak lebih dari pukul 7 pagi dan tidak menunda cucian
07.15-07..30
Shalat Dhuha
Hamba Alloh
Terlaksana minimal 2 rakaat
07.30-12.00
Mengajar TK
Guru TK

Terlaksana
12.00-12.30
Shalat Dzuhur
Hamba Alloh
Terlaksana minimal dengan 2 rakaat shalat rawatib
12.30-13.30
Menyelesaikan tugas kantor
Guru TK
Terlaksana tuntas tugas dari Kepala Sekolah
13.30-15.30
Pulang, angkat jemuran, mandi, makan siang, tidur siang,
Individu
Terlaksana
15.30-16.00
Shalat ashar, dzikir sore, tilawah

Hamba Allah
Terlaksana
16.00-18.00
Dinamis
Individu
Khusus hari Jumat mengikuti halaqoh, Kamis atau Sabtu mengerjakan NHW, Minggu mengikuti kuliah dhuha. Hari lain untuk mengerjakan penelitian, mengikuti kegiatan organisasi, membaca buku, menyelesaikan tugas piket di kontrakan, mengontak keluarga, juga mengajar privat pada hari Senin dan Rabu

18.00-20.30
Shalat maghrib, tilawah, shalat Isya
Hamba Allah
Terlaksana. Untuk hari kamis menghadiri majelis ilmu bada maghrib hingga isya

20.30-21.45
Baca buku, baca majalah, merangkum, menulis
Individu
Terlaksana minimal 1 bulan menyelesaikan baca 30 halaman buku, 4 majalah, dan 2 buah tulisan
21.45-22.00
Persiapan tidur
Individu
Terlaksana. Membersihkan wajah, berwudhu, sikat gigi, menyiapkan kamar
22.00-04.00
Istirahat malam
Individu
Terlaksana


Sekarang tugasku adalah mengamati selama satu minggu pertama, apakah jadwal yang telah aku buat sendiri itu terlaksana dengan baik atau tidak. Jika tidak, instruksinya adalah untuk segera merevisi, jika baik, maka aku tinggal melanjutkan sampai dengan 3 bulan. Bismillah, lakukan, lakukan, lakukan!


Ayo belajar bersama di IIP!

Berawal dari cerita kemudian ajakan seorang alumni di kampus untuk mengikuti komunitas Institut Ibu Profesional atau IIP, kini aku tersadar dan mencoba untuk konsisten belajar dengan sungguh-sungguh. Belajar terkait semua hal baru yang bermanfaat untuk kemudian berbagi ilmu di lingkungan sekitarku. Memang sangat sulit bagiku untuk memulainya. Kata “nanti” dan rasa malas masih sering mengalahkan segudang rencana yang telah aku susun untuk kemudian aku lakukan. Tekad untuk terus aktif dan produktif masih perlu dipertanyakan kesungguhannya jika diriku masih terus menuruti dua ‘penyakit’ tadi.
Kelas Matrikulasi merupakan kelas awal yang aku ikuti di komunitas IIP cabang wilayah Banten. Di kelas ini aku berusaha untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, dari mulai tema adab menuntut ilmu, menetapkan indikator profesionalisme perempuan, membuat ‘surat cinta’, mendidik dengan kekuatan fitrah, dan belajar bagaimana caranya belajar. Itu baru sebagian di awal, kelas matrikulasi ini masih beberapa minggu lagi selesai. IIP memang komunitas yang rapih dan terstruktur. Beruntung aku bisa memiliki kesempatan untuk bergabung. Ini lebih dari ekspektasiku. Aku mengira IIP hanyalah sejenis kelas parenting pada umumnya, tapi ternyata beda dan lebih dari itu!
Minggu ini tema tugas yang harus aku selesaikan adalah “belajar bagaimana caranya belajar”. Dalam tugas ini aku harus membuat desain pembelajaran bagi diriku sendiri. Jujur aku sangat bingung. Setiap kali hendak mengerjakan tugas, aku selalu membuka link peserta yang lain untuk sekedar membacanya. Dan kali ini, aku sangat terinspirasi oleh salah seorang peserta yang membuat desain dengan media gambar, Sangat sangat menarik dan mudah dimengerti. Disana dipaparkan empat poin sebagai desain pembelajarannya, yaitu sebagai berikut:
1.    Menciptakan Kesadaran
Dalam poin ini terdapat 3 tahapan yang harus dilakukan oleh kita sebagai pembelajar. Yang pertama adalah evaluasi diri. Kita harus berusaha menemukan passion dan impian kita untuk kemudian menganalisis kekurangan dan kelebihan diri kita sendiri. Selanjutnya yaitu kita harus mengkaji ujian hidup. Hal tersebut kita awali dengan berusaha mencari makna dibalik ujian hidup dan mencari akar masalah, lalu berterimaksihlah atas adanya ujian hidup. Yang terakhir barulah akan kita hasilkan output berupa hadirnya kebutuhan belajar ilmu baru yang kemudia diharapkan terbentuknya sikap sceptic. Sikap sceptic yaitu tidak mudah menerima sebuah informasi, tidak mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski informasi tersebut baik. Lalu ketika tujuan hidup mulai nampak jelas, barulah kita melakukan action dengan menyelesaikan tahap selanjutnya, yaitu memantapkan niat.
2.   1.  Memantapkan Niat
Semangat dan yakin merupakan dua hal penting dalam tahapan ini. Tumbuhkan semangat dari dalam diri kita sendiri. Bangun rasa yakin dengan doa dan alasan yang tepat yaitu belajar untuk kebaikan. Terakhir adalah tulis semua rencana!
Tulis semua rencana dengan memenuhi kriteria SMART, yaitu Specific (unik/detil), Measurabel, (terukur) Achievable, (bisa diraih, tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah) Realistic (berhubungan dengan kehidupan sehari-hari), dan Time bond (berikan batas waktu).
3.    2. Mulai Belajar Hal yang Baru

Mempelajari hal yang baru merupakan sesuatu yang sangat menarik untuk dilakukan dalam hidup. Ketika kita telah jenuh dengan tujuan hidup yang semakin tak jelas, kita dapat berhenti sejenak untuk kemudian menyusun ulang semua visi dan misi kehidupan. Lalu pelajari dan lakukanlah hal yang baru. Tak hanya melakukan hal baru, ada empat poin penting yang harus kita perhatikan, yaitu focus, mile stone, dicatat, dan praktekkan!

1.   3.  Berbagi Ilmu
“Sharing is caring...”. Belajarlah lebih banyak dengan berbagi ilmu! Karena dengan berbagi ilmu, kita akan mendapatkan ilmu baru, saudara baru, meng-upgrade ilmu lama, dan mengasah potensi.

Desain pembelajaran yang luar biasa bukan?
Sungguh aku sangat terinspirasi oleh beliau yang sudah membuatnya dengan sangat luar biasa.
Kini aku berada dalam tahapan menciptakan kesadaran. Aku masih mencari passion dan impianku. Semoga ini tak berlarut lama, karena aku sangat ingin mempelajari hal baru dan berbagi ilmu. Ayo belajar bersama!