Minggu, 26 Maret 2017

Bunda Sebagai Agen Perubahan

“Jadi dokter tuh ada sekolahnya, jadi arsitek ada sekolahnya, jadi akuntan juga ada sekolahnya. Tapi, kenapa jadi ibu gak ada sekolahnya? Padahal ini profesi seumur hidup.”
Itulah kutipan Aliran Rasa yang disampaikan salah satu peserta di grup IIP Banten Fondation yang baru saja aku dengar. Dengan suara renyah dan pemaparan yang terstruktur, pesan melalui audio tersebut berhasil memberikan penyegaran bagiku untuk mulai mengerjakan Nice Home Work (NHW) #9.
Disamping menjalani profesi sebagai guru TK dan guru privat, aku berusaha untuk konsisten mengikuti materi, kuliah Whatsapp, dan tugas yang diberikan setiap minggunya. Kini tiba di minggu ke 9 kelas Matrikulasi Batch #3 Banten. Materi dan tugas dengan tema ‘Bunda Sebagai Agen Perubahan’ berusaha aku cerna sedikit demi sedikit. Kubaca berulang dan kucoba pahami. Maklum, aku masih calon ibu, in syaa Alloh.
Empati + Passion = Social Venture
Rumus diatas sangat asing bagiku. Namun dengan penjelasan yang begitu apik, aku mulai sedikit paham, minimal aku memahami arahan yang disampaikan untuk membuat NHW #9.
Empati pada rumus diatas mewakili rasa yang diharapkan muncul pada diri setiap bunda untuk mengawali langkah selanjutnya dalam menemukan passion yang ada dalam diri masing-masing. Dengan mengetahui passion, diharapkan kita mampu menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri. Kedua hal tersebut nantinya diharapkan mampu melakukan perubahan guna menyelesaikan masalah sosial yang ada di sekitar kita.
Passion nampaknya masih menjadi hal yang mengerikan bagiku. Sampai saat ini aku masih ragu menjawab pertanyaan “passion kamu dimana”. Aku masih belum mampu menentukan satu ilmu yang benar-benar ingin aku pelajari secara mendalam.
Tapi tak ada salahnya mencoba. Berikut ini bagan yang telah disediakan oleh fasilitator untuk diisi peserta. Let’s try!

Minat Hobi
Ketertarikan
Skill, Hard, Soft
Isu Sosial
Masyarakat
Ide Sosial
Traveling

Menari/olahraga senam

Berkebun

Menulis blog

Membaca

Speaking English
Rendahnya kemampuan berbahasa Inggris dikalangan masyarakat pedesaan
Anak-anak

Pelajar

Mahasiswa
English club yang ada di suatu desa

0 komentar:

Posting Komentar