Tuntas sudah sebagian kewajibanku
dalam perkuliahan. Tepat pagi hingga siang tadi usai sudah 16 penampilan
mengajar dan ujian PPL yang menjadi ‘hutang’ bagiku. Membuat dan menyiapkan
media pembelajaran, menulis RPPH (Rencana Program Pembelajaran Harian),
mengajar kelompok A dan kelompok B di TK mitra PPL secara bergantian setiap
harinya, menyiapkan format penilaian, merekap nilai dari guru pamong, dan
bimbingan dengan dosen pembimbing PPL menjadi rutinitas yang kumulai kembali
sejak akhir Agustus kemarin. Ini barulah sebagian, bahkan dapat dikatakan baru
seperempatnya. Laporan akhir PPL dan skripsi masih menunggu untuk diselesaikan.
Akhir September ini kutargetkan
untuk sesegera mungkin menyelesaikan laporan PPL. Selain alasan lebih cepat
lebih baik, beberapa agenda penting terkait kedatangan Dr. Jiraporn yang pernah
menjadi dosen pembimbingku di Thailand menjadi alasan lain untuk segera
menyelesaikan urusan PPL. Kurang lebih seminggu lamanya aku harus bersiap
membantu pak Direk di kampus untuk menyiapkan acara seminar internasional yang
akan diselenggarakan pada tanggal 15 Oktober nanti. Salah satu agenda kunjungan
ke UPI Bandung pun harus aku ikuti karena they are need guides and I ready
for it.
Rapat terkait seminar
internasional ini akan kembali diselenggarakan ada tanggal 26 September
mendatang setelah sebelumnya rapat perdana diselenggarakan kemarin (19/9).
Lelah sudah pasti, puncaknya kemarin. Namanya juga wanita, berderailah air mata.
That is not ujian PPL, tapi terasa seperti ujian bagi seorang mahasiswa
semester 9. Setiap pagi aku berangkat pukul 7 menggunakan sepeda. Pembelajaran
di kelas selesai pukul 10.30 dan guru baru bisa pulang dari kantor sekitar
pukul 12 siang. Tepat sekitar pukul 12.30 aku baru tiba di rumah kontrakanku
dengan kondisi lelah karena rute bersepeda yang aku lalui ketika pulang dari TK
adalah jalanan menanjak.
Dibalik itu semua, hangatnya
suasana yang dihadirkan oleh anak-anak menjadi penawar rasa lelah dan jenuhku.
Selalu ada canda tawa dan celotehan cerdas dari anak-anak muridku. Tingkah laku
mereka dan ekpresi wajah polos yang mengundang rasa rindu setiap kali harus
berpisah dengan mereka setiap pulang sekolah menjadi fenomena unik yang kembali
aku rasakan. Aku selalu yakin bahwa terangnya siang akan hadir setelah pekatnya
malam. Bismillah...
0 komentar:
Posting Komentar