Senin, 30 April 2018

Games Level 10 #2

Berlatih Mendongeng untuk Anak

Kali pertama saya mendongeng untuk anak-anak ialah tahun 2016. Saat itu saya sedang melakukan tugas Pelatihan Program Lapangan atau PPL di TK Aisyiyah 1 Kota Serang. Saya harus praktek mengajar selama kurang lebih 2 bulan, namun kepala sekolah memberi saya kesempatan untuk mengajar disana dan memberikan saya upah. Jadilah saya melakukan tugas PPL sambil digaji.

Saat itu saya mendapatkan tantangan dari guru pamong untuk bercerita didepan anak-anak. Entah cerita apa yang saya bawakan, yang jelas cerita tersebut tentang kisah-kisah Nabi. Tak jarang anak-anak masih saja ribut ketika saya bercerita. Namun pernah satu kali, anak-anak begitu fokus melihat saya saat sedang membawakan cerita. Memang pada saat itu saya menggunakan alat peraga yang saya buat sendiri. Ceritanya tentang Nabi Nuh as. Dari semenjak itu saya semakin bersemangat untuk berlatih mendongeng.

Hingga saat ini sudah lumayan banyak cerita yang saya bawakan untuk anak-anak. Ada yang saya sampaikan berdasarkan buku cerita dan majalah, ada juga yang hasil karangan saya sendiri. Semua tergantung kebutuhan. Tak jarang saya mendongeng tentang perilaku anak-anak di sekolah. Biasanya saya sengaja menyinggung mereka secara tidak langsung. Biasanya hal tersebut, tapi tak jarang pula membutuhkan waktu yang lama untuk menanti perubahan dari anak tersebut untuk menjadi lebih baik.

Games Level 10 #1

Mengenang Dongeng Masa Kecil


"Mah, aku kesepian. Aku sendirian.", ucap gadis berwajah bulat itu dalam hati. Binar mata bulatnya saat ini meredup karena beberapa masalah yang sedang ia hadapi. Tak semua masalah ia ceritakan kepada  kedua orang tuanya. Ia tak ingin membebani perasaan keduanya.

Seringkali ia merindukan hangatnya berkumpul bersama keluarga. Namun masih ada mimpi yang harus ia raih di ibu kota. Ia hanya mampu mengenang indahnya kebersamaan saat ibunya membacakan dongeng sebelum tidur.

Gadis itu masih mengingat bentuk kertas, tulisan, dan kisah yang dibacakan oleh ibunya hampir 20 tahun yang lalu. Kisah tentang jubah ajaib yang bisa membuat pemakainya menghilang. Kisah yang ditulis tangan oleh ibunya sendiri saat sang Ibu bekerja sebagai baby sitter di ibu kota. Berbekal kertas dan pulpen, sang Ibu menulis seluruh kisah dengan sangat detail.

Meski tidak bisa setiap malam sang ibu membacakan dongeng untuknya, namun hal yang dilakukan ibunya tersebut begitu sangat membekas dihatinya hingga saat ini. Tak jarang ia terisak saat mengenang masa-masa kecilnya dulu. Ia menyadari ibunya sangat menyanginya, dan ia akan kembali bersemangat saat mengenang bagaimana ibunya memberikan sebentuk kasih sayang untuknya.

Minggu, 29 April 2018

Tanpa Judul

Media sosial ternyata tempat mengadu yang tepat, ketika orang-orang terdekat dinilai tak layak mendapatkan keluh kesah dari permasalahan yang kita alami. Partner sejati tak pernah terangkum meski hanya sebuah titik awal.

Mendapat ibarat seperti "benang kusut" merupakan hal yang paling membuat hati terpatri, tersambung baik namun sakit, membuat indah namun dengan tempaan yang begitu keras.

Jika sadar ada sebuah rusuk yang fitrahnya bengkok, apakah sadar bahwa dengan memaksanya lurus akan membuatnya patah dan membiarkannya bengkok juga bukan cerminan yang baik?

Rabu, 11 April 2018

Menyoal Puisi Sukmawati


Puisi “Ibu Indonesia” yang dibacakan oleh Sukmawati Soekarnoputri pada perayaan 29 Tahun Berkarya desainer senior Anne Avantie di panggung  peragaan busana Indonesia Fashion Week (IFW) 2018, Jakarta pekan lalu menimbulkan beragam tanggapan. Puisi dengan judul “Ibu Indonesia” itu dianggap memunculkan isu konflik bernuansa SARA.

Pasalnya, isi puisi tersebut  dinilai sebagian pihak khususnya elemen umat Islam membandingkan tentang syariat Islam, cadar, dan adzan dengan konde dan alunan kidung.

Padahal, bagi seorang Muslim, menjalankan syariat merupakan hukum yang mengatur kehidupan segenap manusia menuju Rabb-nya, sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-Maidah ayat 5, “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari’at (peraturan) tentang urusan itu (agama), maka ikutilah syari’at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang yang tidak mengetahui.”

Di samping itu, secara tidak langsung pemberitaan terkait pro-kontra puisi tersebut justru semakin menutup isu-isu penting yang seharusnya mendapatkan focus yang lebih. Sungguh disayangkan, hal seperti itu keluar dari seorang putri sang proklamator yang kental dengan jiwa ke-Islam-an.


Rabu, 04 April 2018

Daun-daun Mungil

Mengasah kemampuan motorik halus pada anak sangatlah penting. Namun terkadang kita kesulitan membuat kegiatan yang menarik untuk melatih kemampuan tersebut. Tak jarang kita hanya menjejalkan anak dengan pensil dan buku tulis atau buku gambar yang akhirnya akan habis dicoret-coret jika tidak dibimbing dan hanya berprinsip "asal anak tidak rewel".

Tidak salah memang membiarkan anak mencoret-coret kertas dengan menggunakan pensil, namun jika bisa membuat kegiatan untuk melatih motorik halu dengan sangat menyenangkan, kenapa tidak? Misal mengganti medial pensil dengan daun dan lem?
Loh kok daun dan lem?

Iya, daun seperti gambar diatas bisa digunakan untuk media kolase. Anak-anak akan belajar melepaskan daun tersebut dari tangkainya, kemudian daun-daun tersebut ditempel pada pola gambar yang sudah disediakan atau kita buat sendiri. Hal tersebut telah saya praktekan bersama murid-murid saya. Bahkan ada anak yang tidak mau kerepotan. Berbeda dengan anak-anak lain yang membiarkan daun-daun jatuh berguguran kemudian mereka bisa menaburkannya di pola gambar yang telah diolesi lem, ia malah langsung menempelkan daun bersama tangkainya.




Dengan kegiatan ini, kemampuan motorik halus pada anak akan terlatih, dan secara tidak langsung kreativitas anak-anak juga terstimulasi. Anak-anak akan merasakan asyiknya bermain sekaligus belajar. Selamat mencoba!



 #Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Mencampur Warna

Rutinitas didalam kelas bisa jadi membosankan bila setiap hari dilakukan, maka dari itu sesekali saya membuat kegiatan eksperimen sederhana dan mengajak anak-anak belajar di luar kelas. Berbekal peralatan sederhana, saya berencana untuk melakukan kegiatan mencampur warna. Saya ingin menunjukkan kepada anak-anak bagaimana hasil pencampuran warna biru dan kuning, merah dan biru, serta kuning dan merah.

Selain wadah atau toples, saya juga menyiapkan air berwarna yang saya buat dari campuran air dan larutan pewarna dari kertas krep. Jadi praktek ini betul-betul tidak mengeluarkan biaya, karena saya memanfaatkan bahan-bahan yang sudah ada.

Munculnya ide mewarnai air dengan kertas krep itu karena saya tahu betul jika kertas krep mudah luntur dan tak jarang warnanya menempel pada tangan ketika terkena air. Jadi saya berpikir "kenapa tidak memanfaatkan warna yang luntur itu saja sebagai pewarna?".

Kegiatan eksperimen pun dimulai. Sebelum anak-anak praktek, terlebih dahulu saya memberi penjelasan melalui cerita.


Usai bercerita dan memberikan contoh mencampur warna, saya menyiapkan gelas-gelas kecil untuk percobaan yang dipraktekan oleh anak-anak. Satu per satu dari mereka mencoba mencampur warna dengan sangat antusias. Mungkin dalam batin mereka kegiatan ini sangatlah ajaib, seperti sulap. Oya, jangan lupa untuk menggunakan wadah-wadah yang transparan agar efek warna dari air bisa terlihat jelas oleh anak-anak. Selamat mencoba!




#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Selasa, 03 April 2018

Domba dari Kapas


Kali ini ide untuk membuat kolase domba dari kapas muncul tiba-tiba. Semuanya mengalir begitu saja, dari mulai bahan yang sudah tersedia seperti kapas dan cotton bud, serta ide pembuatan gambar dasar secara manual yang selesai dikerjakan tidak lebih dari 30 menit. Eiits, waktu tersebut dialokasikan untuk jumlah murid yang tidak lebih dari 9 orang loh ya.

Sebelum memulai kegiatan, saya memberikan penjelasan tentang bagaimana mereka harus mengoleskan lem dan menempel kapas beserta cotton bud. Namanya anak-anak, belum sampai pertengahan menjelaskan, perkataan saya sudah dipotong dengan berbagai pertanyaan dan pernyataan. Terbayang dong kalau tidak memiliki kesabaran ekstra, kita sebagai guru akan otomatis menjadi kesal. Namun saya berusaha sabar sambil tetap tersenyum, bagaimana pun tingkah mereka sangatlah menggemaskan. Betapa tidak, saya yang mengira mereka bisa dengan pernyataan "Miss, aku udah tahu!".Ternyata belum apa-apa si anak tersebut sudah bertanya dan mengubah pernyataannya menjadi, "Miss, ini gimana? aku gak bisa".

Dengan berbagai kericuhan dan keseruan yang terjadi, akhirnya kami bisa menyelesaikan "domba-domba" kapas itu dengan hasil yang sangat lucu. Selamat mencoba!

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative




Ulat dari Origami

Ketika membuat kreasi ini untuk media belajar, suasana hati saya sedang sangat antusias. Saya hunting di youtube, mengumpulkan bahan, mempraktekannya secara langsung, kemudian menyiapkan bahan-bahan untuk dipraktekkan bersama anak-anak keeseokan harinya.

Kenapa ulat? Karena beberapa kali murid-murid saya request minta dibuatkan mainan berbentuk ulat. Permintaan tersebut cukup lama saya tunda karena saya dikalahkan oleh rasa malas untuk menyiapkan segala sesuatunya.

Saya langsung tertarik ketika menemukan salah satu video tutorial cara membuat ulat dari origami ini. Bahannya cukup sederhana, yaitu origami, lem, dan tusuk sate atau lidi. Caranya juga tidak terlalu rumit bagi saya. Namun untuk dipraktekkan bersama anak-anak perlu disiapkan bahan-bahan setengah jadi. Hal tersebut dilakukan agar waktu yang digunakan bisa efektif dan efisien, mengingat jumlah murid yang harus saya bimbing sebanyak 8 orang. 

Selamat mencoba!



#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Memanfaatkan Bekas Piring Plastik

Beberapa waktu lalu ada salah satu murid yang berulang tahun. Kedua orang tua murid tersebut  berinisiatif untuk menyelenggarakan perayaan sederhana di sekolah. Teman-temannya pun sangat antusias. Ada kue dan sajian makan siang yang diberikan kepada anak-anak dan guru. Kami membersamainya dengan gembira. Usai acara, saya membereskan piring plastik yang digunakan untuk menyajikan kue ulang tahun yang dibagikan. Saya merasa "sayang" jika harus membuang piring-piring tersebut dibuang percuma. Akhirnya, saya membersihkan piring-piring tersebut dari sisa-sisa kue yang tidak habis dimakan. Setelah dicuci bersih, saya menaruh piring-piring plastik itu di rak piring, saya biarkan sampai kering. 

Keesokan harinya, saya menyiapkan origami, stik es krim, dan lem. Saya mengajak anak-anak untuk menggunting piring-piring tersebut kemudian menghiasnya. Kami akan menjadikan piring bekas tersebut menjadi kipas. Saya membimbing anak-anak menggunting origami menjadi bentuk mata dan garis senyum. Tak lupa kami menempelkan stik es krim sebagai pegangan kipas. Jadi deh kipas karakter dari piring plastik bekas. Selamat mencoba!





#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Senin, 02 April 2018

Bola-bola Origami


Rasa antusias saya untuk membuat suatu kreasi bisa datang secara tiba-tiba. Contohnya seperti saat ini, tiba-tiba muncul ide untuk membuat kreasi hiasan jendela berbentuk bola dari origami. 

Sebelum mencoba membuat kreasi tersebut, saya mencari referensi melalui youtube. Banyak sekali macam-macam tutorial cara membuat hiasan bola dari origami yang menampilkan berbagai tekniknya. Ada yang hasilnya berbentuk bunga, lampion, dan lain-lain. Saya sempat mencoba beberapa teknik pembuatannya, karena pemula, hal tersebut cukup rumit bagi saya, dan akhirnya pilihan saya jatuh pada jenis hiasan dibawah ini.


Hasil rangkaian setengah jadi.

Hasil Akhir.

Hasil tersebut belum sempurna, masih ada rangkaian yang salah sehingga bentuknya tidak bulat utuh seperti bola, namun lebih menyerupai durian. Dalam video tutorial ditunjukkan cara merangkai hasil lipatan-lipatan origami tanpa menggunakan lem, namun karena hal tersebut tidak berhasil saya lakukan, maka saya menggunakan lem untuk merangkai tiap-tiap hasil lipatan. Berikut ini lipatan origami yang belum dirangkai:
Teknik awal.
Semangat mencoba lagi!

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Pot dari Botol Bekas

 Saya sangat bersemangat untuk mengajak anak-anak murid untuk bercocok tanam. Karena tidak ada lahan yang pas untuk ditanami, maka alternatif yang saya pilih ialah mengajak anak-anak menanam bibit berupa biji di pot mini. Bibit yang saya pilih ialah bibit bayam, dan untuk media tanam, saya memilih kompos yang dijual di pedagang-pedagang tanaman pinggir jalan

Beberapa hari sebelum memulai praktek, saya mengumpulkan botol bekas. Tak sampai 1 minggu, botol bekas sudah cukup terkumpul. Saya melepaskan plastik merek dan memotong botol menjadi 2 bagian. Tak lupa saya menyiapkan label nama untuk memberi tanda tanaman yang ditanam anak-anak. 





Hari H pun tiba. Anak-anak begitu antusias memasukkan kompos kedalam botol bekas pengganti pot, kemudian mereka menaruh bibit bayam diatasnya. Setelah selesai, saya mencoba menata pot-pot tersebut pada rak sepatu. Inilah hasilnya:




#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Tempat Pensil dari Gelas Plastik Bekas

Entah kenapa selalu ada perasaan "sayang' ketika melihat gelas plastik, kotak makan plastik, dan botol plastik yang masih utuh namun harus berakhir di tempat sampah. Tak jarang volume limbah sampah dari rumah menjadi lebih banyak ketika ada jenis sampah tersebut. Jika berkesempatan menemukan jenis sampah tersebut, biasanya saya akan mengambilnya, kemudian saya bersihkan dengan dicuci air kemudian saya gunakan kembali untuk keperluan di kelas, seperti tempat gunting, tempat pensil, atau tempat barang-barang yang berukuran kecil. Jika suasana hati saya sedang bagus, tak jarang saya akan menghias plastik-plastik bekas tersebut.

Beberapa media pernah saya gunakan untuk menghias, seperti kain flanel dan benang wol. Berikut ini adalah tempat pensil dari gelas streofoam untuk wadah minuman dari restoran cepat saji. Saya menghias gelas tersebut menggunakan benang wol dan origami. Caranya sangat mudah. Benang wol cukup dililitkan ke sekeliling gelas, jangan lupa oleskan lem secukupnya agar benang tidak mudah lepas. Untuk hiasan bisa sesuai selera. Saya sendiri memilih untuk menghias tempat pensil tersebut dengan tema emoticon smiley. Selamat mencoba!


#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Desain Grafis

Saat ini banyak sekali aplikasi dengan berbagai macam dan kegunaan. Beberapa diantaranya yaitu aplikasi edit foto, quotes creator, editor video, slide show, dan lain sebagainya. Pertama kali saya mengenal jenis aplikasi tersebut yakni saat SMA, dimana sahabat saya pada saat itu menunjukkan fptp kami berdua yang sudah diedit. Hasilnya begitu lucu dan menarik. Saya sangat penasaran, dan untuk pertama kalinya ketika saya memiliki laptop pada tahun 2011, saya mendownload aplikasi photoscape. Awalnya saya rajin mengedit koleksi foto pribadi. Hingga tahun 2017 kemarin, saya masih menggunakan photoscape, namun hanya untuk keperluan membuat quotes atau greetings.

Pamflet
Gambar disamping merupakan pamflet hasil karya saya sendiri untuk kebutuhan informasi penerimaan donasi saat saya dan beberapa kawan saya hendak mendirikan Taman Baca Masyarakat (TBM). Pamflet tersebut saya buat dengan menggunakan aplikasi photoscape. Saya mengunduh gambar dari internet untuk dijadikan background. Kemudian saya menambahkan teks-teks sesuai kebutuhan pada gambar tersebut. Tidak ada tips khusus, hanya saja perludiperhatikan pemilihan jenis, warna, dan ukuran font. Selain itu posisi teks juga harus diperhatikan agar tampilan pamflet terlihat menarik.

Birthday greetings.
Graduation greetings.
Selain pamflet, saya juga cukup rajin membuat ucapan-ucapan untuk teman-teman terdekat. Misalnya ucapan untuk ulang tahun dan wisuda. Aplikasi yang digunakan masih sama, yaitu photoscape. Biasanya saya juga akan memilih filter-filter untuk menambah tampilan gambar semakin menarik. Tak jarang saya menutup beberapa bagian dari gambar yang telah saya unduh dengan warna yang sesuai dengan background gambar.


Perhatian saya pada photoscape mulai berubah saat saya mengikuti "Rumbel Degra" atau Rumah Belajar Desain Grafis yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional Banten. Saya memilih untuk beralih pada aplikasi-aplikasi android untuk mengedit foto, video, atau membuat quotes. Beberapa aplikasi yang saya sukai yaitu Creator, Creative Typography Design, Slide Show, Viva Video, dan Photo Editor. Banyak hasil karya saya berupa video dan editan foto. Biasanya saya mengupload-nya di akun intagram, status Whatsapp, dan facebook. Namun beberapa waktu terakhir ini saya sangat antusias untuk menggunakan aplikasi pembuat quotes. Dan berikut ini karya pertama saya.


Yuk semangat berkreativitas!

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative








Minggu, 01 April 2018

Dekorasi Jendela


 Sebagai guru TK, saya dituntut kreatif. Saya harus mampu membuat pembelajaran semenarik mungkin. Saya juga harus menyediakan media-media pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Hal tersebut harus dilakukan agar anak-anak muridku tidak mudah bosan. 

Beruntung saya memiliki ketertarikan pada seni keterampilan. Saya senang membuat suatu karya, entah itu dari bahan-bahan yang masih baru ataupun dari barang-barang bekas. Saat SMP, sayasangat senang menggunting gambar-gambar dari cover buku tulis bekas yang sudah habis saya gunakan untuk mencatat pelajaran di sekolah. Saya bisa menjadikannya hiasan untuk bingkai foto yang saya buat sendiri dari kertas karton atau kardus bekas. 

Saat SMP, untuk pertama kalinya saya mengenal cat air. Pada saat itu saya bisa membeli cat air jika memiliki kelebihan uang, atau memanfaatkan sisa cat air yang sudah tidak digunakan lagi untuk kebutuhan tugas pelajaran seni di sekolah. Karena sangat antusias menggunakan cat air, saya pernah membuat pola batik di meja belajar saya dengan menggunakan catair dan kuas kecil. 

Ketertarikan saya terhadap seni keterampilan atau kerajinan tangan ini masih berlanjut hingga saya SMA, kemudian kuliah, dan hingga saat ini saya mengajar di TK. Selama hampir 2 tahun mengajar, terhitung sudah lumayan banyak kreasi yang saya buat, baik untuk dekorasi kelas maupun untuk media pembelajaran anak-anak.


Gambar diatas merupakan hasil karya saya saat memulai tahun ajaran baru bulan Juli 2017 kemarin. Gambar tersebut merupakan kreasi origami untuk dekorasi jendela depan sekolah dan jendela kelas A. Saya hanya memerlukan kertas origami, hasil print gambar ikan, benang wol, gunting, jarum, dan double tip. Untuk referensi bentuk hiasan, saya browsing melalui internet. Waktu pengerjaan keduanya kurang lebih 1 setengah hari.

Sedangkan untuk gambar dibawah ini merupakan hiasan jendela dengan bentuk kipas yang melingkar dan bentuk kerucut. Pembuatannya cukup mudah, namun memakan waktu dan diperlukan kesabaran serta ketelitian. Sedikit tips agar hiasan tidak mudah dirusak oleh anak-anak adalah tidak membuat gantungan hiasan terlalu panjang, lebih baik dibuat setengah dari ukurang panjang jendela. Hal tersebut agar hiasan tidak mudah dijangkau oleh anak-anak.





Semoga bermanfaat.

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative