Sabtu, 02 Desember 2017

Matematika di Sekitarku #10

Reuni 212
Hari ini saya baru saja pulang dari acara Reuni 212 di Monas, Jakarta. Ketika ada informasi acara tersebut, sempat terbersit keinginan untuk dapat berpartisipasi secara langsung. Namun karena kondisi saya yang belum gajian, maka saya hanya memendam keinginan tersebut dan tidak mencari informasi lain mengenai siapa0siapa saja yang berencana untuk berangkat. Padahal Jumat hingga besok Ahad adalah long weekend, saya tidak memiliki rencana berarti yang bisa saya lakukan untuk mengisi liburan panjang ini. Ya sudah, saya pasrah.
Namun tidak saya sangka, secara mendadak saya mendapatkan pesan melalui WA dari salah satu adik tingkat saya ketika kuliah, ia mengajak saya untuk mengiktui Reuni 212. Ia berkata “hayu the Alhamdulillah aku lagi ada rejeki”. Ya sudah, saya pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Jumat sore selepas magrib saya berangkat menuju terminal Kampung Rambutan untuk bertemu dengan teman saya tersebut. Alhmadulillah setelah sekian bulan tidak bertemu akhrinya saya bisa meleas rindu dan bisa bersama-sama mengikuti momen bersejarah, Reuni 212.
Matematika Versi Alloh
Secara rasional, mana bisa saya pergi ke Monas dalam keadaan tidak memegang uang sama sekali. Tapi ternyata saya sedikit lupa bahwa Alloh Maha Kaya. Baru saja saya merasakan pengalaman yang berkaitan dengan matematika, tapi matematika versi Alloh.
Alloh Maha Luar Biasa, dari mulai ongkos sampai konsumsi saya selama mengiktui Reuni 212 ya Alloh yang mengatur. Alhamdulillah. Saya benar-benar tersadar bahwa kita tidak bisa menghitung secara logika hal-hal yang berkaitan dengan usaha dalam menolong jalan Alloh. Ternyata kita akan dengan mudahnya mendapatkan pertolongan yang tak disangka-sangka datangnya.
Jika harus menghitung berapa besar uang yang harus saya siapkan dari mulai ongkos angkot dan bus way dari Cibubur hingga ke Istiqlal? Belum untuk makan dan jajan. Hehe
Semoga dengan kesempatan mengikuti Reuni 212 ini, saya akan selalu mendapatkan hidayah-Nya dalam setiap jejak langkah saya untuk menjalani kehidupan. Semoga


Jumat, 01 Desember 2017

Matematika di Sekitarku #9

Belanja Mingguan
Ada hal yang membuat saya senang ketika saya harus tinggal di asrama sambil mengajar TK. Beberapa tugas domestic yang harus saya kerjakan secara tidak langsung membuat saya terlatih untuk terbiasa melakukannya, seperti belanja ke pasar setiap minggu dan memasak makanan.
Saya tinggal bersama ibu ketua yayasan. Beliau akan membekali saya Rp300 ribu. Uang tersebut harus cukup untuk membeli persediaan makanan selama seminggu untuk 7 orang. Daftar belanjaan yang wajib dibeli yaitu beras, daging ayam, ikan mas, minyak goreng, sayuran, dan telur. Semua bahan makanan tersebut menghabiskan sekitar Rp200rb. Jadi masih ada sisa uang Rp100ribu yang harus saya belanjakan, syukur-syukur jika uang tersebut ada sisa dan semua daftar belanjaan terpenuhi.
Tempe, tahu, kecap, bumbu dapur, the, dan gula menjadi sasaran saya selanjutnya. Pada saat itu saya berpikir semua kebutuhan sudah terpenuhi, hingga saya tiba kembali di asrama dan saya baru menyadari bahwa saya melupakan 1 barang: sabun cuci piring! Baiklah, manusia tidak luput dari lupa, hehe -_-