Kamis, 10 Desember 2015

KETIKA AKU TLAH TIADA

Akankah kalian mengingatku?
Akankah kalian turut men-shalatkan-ku?
Akankah kalian turut mendo’a-kan aku?
Akankah kalian mencari akun-akun di media sosialku?
Duhai sobat,
Berusaha mencontoh ia yang begitu shaleha,
Tak ku inginkan kalian menemukan foto-fotoku di media sosial,
Tak ku inginkan kalian mengenangku sebagai pribadi yang buruk,
Tapi apalah daya bahwa raga ini seringkali bertingkah laku munkar...
Sobat...
Aku seringkali mengingat mati,
Tapi tak bisa maksimal untuk terus memperbaiki diri...
Aku seringkali ingin mengajak kalian pada kebaikan,
Tapi tak bisa maksimal karena aku tahu kalian punya pendirian...
Duhai,
Ketika aku tlah tiada...

Akankah orang-orang yang kucinta mendoakanku dan mengetahui doa-doaku yang selama ini kupanjatkan untuk mereka?

KIPAS ANGIN BARU

Ini kisah sekitar satu setengah bulan yang lalu. Kipas angin yang sekarang judulnya bukan baru lagi. Berawal dari percakapan aku dengan pamanku terkait suhu udara di kota masing-masing. Aku di kota Serang dan pamanku di TTU, NTT. Entah apa itu TTU, silahkan kalian cari tahu sendiri (hehehe). Yang jelas TTU adalah nama dari sebuah tempat di NTT alias Nusa Tenggara Timur. Pamanku sedang bertugas disana. Entah apa alasannya, ia tiba-tiba mengirimkan screen shoot suhu udara yang ada pada layar hp-nya. Bingung membalas apa, aku pun melakukan hal yang sama. Suhu udara di Serang lebih panas daripada di TTU. Pamanku mengomentarinya. Aku menimpali dengan bercerita bahwa memang di kota Serang panas dan kebetulan kipas anginku sudah beberapa waktu yang lalu rusak. Aku sengaja tak membeli kipas baru karena tidak ingin membiasakan menggunakan kipas angin.
Entah karena kasihan mendengar kisah keponakannya, pamanku langsung menyuruhku untuk membeli kipas angin dan memberitahuku bahwa ia akan segera mengirimkan uang untuk membeli kipas. Tak hanya itu, pamanku menyuruhku untuk mengirimkan foto kipas angin yang telah aku beli. Ya Salaam...
Aku dibuat geleng-geleng. Pamanku menyuruhku membeli kipas angin pada saat itu juga. Padahal kondisiku “mager” alias malas gerak karena hari mulai menjelang petang. Aku sampaikan bahwa besoknya insya Alloh  aku akan segera membeli kipas.
Karena jadwal agenda yang cukup padat, aku hanya memiliki waktu luang pada malam hari. Bersepedalah aku ketika malam tiba. Tentunya tidak pada larut malam. Aku bersepeda usai shalat magrib. Aku menggoes sepeda menuju salah satu toko di perempatan Pocis—pusat jual beli peralatan elektronik, toko kue, peralatan rumah tangga, dsb, berada di pusat Kota Serang. Jarak dari kosanku ke Pocis tidak terlalu jauh, kurang lebih 15 menit dengan menggunakan sepeda.
Sepanjang jalan aku memutar otak agar uang yang dikirimkan pamanku cukup untuk membeli kipas angin duduk yang bisa memutar ke segala arah dengan harga yang miring agar uang dari pamanku masih bersisa. Di toko pertama, harga kipas angin paling murah adalah Rp75 ribu. Kipasnya tidak bisa berputar ke segala arah. Kipasnya hanya bisa mengarah pada satu arah—seperti kipas sebelumnya yang aku punya. Aku berganti toko.
Di toko yang kedua, aku tidak menemukan harga yang lebih murah. Malah dengan model kipas angin yang sama, harganya Rp25 ribu lebih mahal. Alhasil kuputuskan untuk kembali ke toko yang pertama. Ditengah jalan menuju ke toko pertama, aku putuskan untuk singgah di toko ketiga. Ternyata di toko ketiga kipas angin yang ditawarkan sama dengan toko kedua. Ya sudahlah. Kuputuskan untuk membeli kipas angin di toko pertama. *anak kos yang labil. Ckck
Kini, aku punya kipas angin baru. Sumpah demi apa gak penting banget buat diumumin. Hihi :) 

---------------------------------------------Sekian------------------------------------------------

WELCOME DECEMBER!

Alhamdulillah udah awal desember lagi. Senangnya bentar lagi UAS. UAS di kampusku itu jadwalnya 21 Desember-8 Januari 2015 Tapi barusan kata Bu Fatih—salah satu dosenku—UAS untuk mata kuliah yang beliau ajarkan dijadwalkan akan dilaksanakan antara 14-18 Desember 2015. Alhamdulillah...aku dan teman-temanku akan menyongsong akhir dari semeseter 7, semoga berkah. Aamiin
Januari 2016 sudah dapat dipastikan aku bisa menikmati liburan. Aku harus bersiap menyusun agenda kegiatan selama liburan. Berkebun, membaca buku sebanyak-banyaknya, bertemu teman-teman,  dan tentunya mengerjakan pekerjaan rumah.
Desember bagiku berarti proposal penelitian untuk diajukan kepada calon dosen pembimbingku harus sudah selesai. Proses mencari bahan penelitian, menerjemahkan, mempelajari sistematika penulisan kutipan, daftar pustaka, begadang hingga subuh, uang saku harus dialokasikan lebih besar untuk jatah membeli quota internet, setelah uang habis aku harus menghadapi kesulitan mencari wifi, sakit mata, jenuh, dan home sick menjadi hal yang beberpa minggu terakhir ini aku nikmati. Hal-hal itu sangat nikmat aku jalani, walaupun terlihat menyedihkan, tapi itu lebih membuatku merasa bersyukur dan semakin mengetahui banyak ilmu pengetahuan, dibandingkan dengan rasa galau dan down ketika sebelum aku mempersiapkan untuk mendaftar program magang di luar negri.
Ya, aku telah mendaftar program magang bagi mahasiswa S1 di Thailand. Paspor yang aku ceritakan kemarin adalah untuk melengkapi persyaratan mendaftar. Sebelum semua itu, perasaanku dilanda kegalauan. Aku terpuruk. Dan ketika mendapat info untuk mendaftar program ini, aku merasa mendapatkan ‘hadiah’ dari Alloh. Alloh seakan-akan mengalihkan kegalauanku pada hal lain yang tak kusangka-sangka sebelumnya. Melalui Direktur di kampusku, Alloh memberikanku kesempatan untuk terus mengembangkan diri. Alhamdulillah...

Sebagai salah satu rangkaian persiapan untuk keluar negri, aku mengikuti Sekolah TOEFL yang diselenggarakan oleh Budi Waluyo—pemuda Bengkulu penerima beasiswa di Inggris dan Amerika. Selain itu aku pun mengikuti kegiatan Menggapai Cita-citamu (MCC) atau Reaching Your Dream (RYD) di kampus. Aku merasa semakin bersemangat untuk melakukan yang terbaik. Aku yakin aku pasti bisa. Bismillah, welcome December!

Ditulis pada tanggal 1 Desember 2015

407

Semenjak mengikuti Sekolah TOEFL yang diselenggarakan oleh Budi Waluyo, aku semakin bersemangat untuk belajar TOEFL. Aku rutin mengunduh handbook, mengerjakan Question of The Day, mengerjakan exercise-nya, dan mengikuti TOEFL Prediction, GRATIS! Bayangkan betapa mulianya ilmu yang dimiliki oleh kak Budi! Subhanallah...
Pada tanggal 4 Desember lalu, skor TOEFL siswa ‘Sekolah TOEFL’ yang mengikuti tes diumumkan—tidak semua siswa ‘Sekolah TOEFL’ mengikuti Prediction Test. Untuk pertama kalinya aku mengikuti tes, aku mendapatkan skor 407. Entah apa yang harus aku rasakan. Tapi aku merasa sedih karena skor-ku belum mencapai 550. Tapi, aku berusaha untuk menghibur diri bahwa ini adalah tes TOEFL pertama bagiku. Aku juga mengintropeksi diri dan memotivasi diriku sendiri. Aku berkata dalam hati bahwa “mungkin usahaku belum maksimal, masih ada tiga kali tes prediksi lagi, aku pasti bisa! Aku harus lebih baik!”. Bismillah...
Tak hanya belajar TOEFL di ‘Sekolah TOEFL’, aku juga sempat belajar TOEFL di kegiatan MCC (Menggapai Cita-Citamu)—salah satu kegiatan yang ada di kampusku. Kenapa aku aktakan “sempat”? Karena aku tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran secara full. Dari sekian pertemuan, aku hanya mengikuti dua kali. Saat pertemuan ketiga, agendaku bentrok dengan kuliah. Awalnya mentor MCC akan memfasilitasi peserta MCC untuk mengikuti Tes Prediksi TOEFL. Setiap peserta harus membayar Rp225 ribu. Hal tersebut dikarenakan tes prediksi akan difasilitasi oleh salah satu lembaga kursus bahasa Inggris yang ada di Serang. Pembelajaran dirancang semenarik mungkin agar peserta MCC bersemangat. Ada reward diskon Rp50 ribu bagi kelompok yang memiliki skor paling tinggi (pembelajaran untuk TOEFL ini menggunakan sistem kelompok, satu kelompok terdiri atas tiga orang). Aku sangat bersemangat. Aku selalu berusaha untuk menjawab pertanyaan dan maju ke depan kelas untuk memenuhi tantangan teteh mentor. Tapi ujung-ujungnya aku harus ikhlas karena aku tidak bisa mengikuti lagi pembelajaran untuk persiapan tes prediksi TOEFL itu.

Hingga pada akhirnya sore tadi aku melihat informasi di grup facebook MCC. Teteh mentor mem-posting pengumuman bahwa tes prediksi TOEFL tidak dapat dilaksanakan karena lembaga yang bersangkutan tidak menyelenggarakan tes untuk bulan ini. Selanjutnya postingan tersebut menginformasikan bahwa peserta MCC yang telah ‘tereliminasi’ dapat mengikuti tes prediksi pada tanggal 11 dan 14 Desember, peserta tambahan tersebut dibatasi sejumlah 8 orang saja. Tes ini gratis, berbeda dengan tes yang direncanakan sebelumnya. Dan untuk bisa mengikuti tes tersebut, peserta harus daftar dengan menulis komentar pada postingan yang dikirim teteh mentor tersebut. Selain itu peserta juga harus datang 15 menit sebelum tes dimulai dengan membawa pensil dan KTP (entah KTP untuk apa, hehe). Tanpa berpikir panjang, aku langsung menulis komentar setelah sebelumnya bertanya pada teteh mentor dan salah satu panitia MCC. Aku langsung sekaligus memilih untuk mengikuti pada kedua hari tersebut. Bismillah... aku butuh percepatan. Ini salah satu usahaku. Semoga Alloh meridhoi langkahku. Aku pasti bisa. Yakin!