Senin, 22 Desember 2014

UAS Telah Tiba! Hatiku Gembira

Jujur aku gembira UAS telah tiba, soalnya bentar lagi  mau masuk ke tahapan baru di perkuliahan. Saat ini aku kuliah di semester 5 program studi PG PAUD UPI Kampus Serang. Dan otomatis sebentar lagi aku bakal menjalani semester 6. Waaah senangnya! Hihi
Ada 8 mata kuliah ya di-ujian-kan pada semester 5 ini. Inovasi Pendidikan,Permasalahan Anak Usia Dini, Sains untuk Anak Usia Dini, Statistika Penelitian I, Matematika Anak Usia Dini, Pendidikan Seni Rupa II, Seminar Pendidikan Agama Islam, dan Kesehatan & Gizi II. Dari 8 mata kuliah tersebut, 6 mata kuliah menggunakan sistem mengisi soal untuk UAS. Sedangkan sisanya (mata kuliah Inovasi Pendidikan dan Kesehatan & Gizi II) menggunakan sistem pembuatan makalah sebagai tugas UAS.
Tak terasa waktu cepat berlalu. Segala halangan dan rintangan memang menjadi masalah dan menjadi beban pikiran (mirip OST. “Sun Go Khong” aja), but I always believe that all of my problem will be finish on the time. Hehe. Segala hal akan berakhir seiring waktu yang terus berlalu, membuat setiap jejak menjadi kenangan. Sedihnyaaa...
Semester 5 ini begitu berkesan, sama seperti semester-semester sebelumnya. Banyak pelajaran yang aku dapatkan. Banyak hal yang aku alami di semester 5 perkuliahan ini. Dari mulai pembentukan Himpunan Kreativitas Mahasiswa (HIKMA) PAUD, jadi peserta International Conference of Early Childhood Education (ICECE) 2014 di UPI Bandung, ikut Lokakarya Nasional Manajemen Guru di Hotel Atlet Century-Jakarta, dan pastinya pengalaman baru dalam mengemban beberapa amanah penting di organisasi. Semua menambah pengalaman dan catatan baru dalam kehidupanku. Ceileee...
Semakin jauh menjelajah, semakin kutahu dunia ini tak sebatas apa yang saat ini kulihat. Konteksnya bisa tempat, bisa pula pengetahuan. Aku menyadari arti pepatah “di atas langit, masih ada langit”. Banyak orang-orang hebat yang aku temui. Mereka dengan segala kelebihannya terlihat hebat dan membuatku iri. Aku merasa “nol” di tengah-tengah mereka yang berpengetahuan luas. Yaaah tentunya bukan hanya merasa iri, tapi aku semakin bertekad untuk terus berusaha memperbaiki diri, menambah pengetahuan, dan terus mendekatkan diri pada Alloh.
Oke-oke.. balik lagi ke semester 5 ini, intinya aku gembira, ingin semua urusan cepat selesai (tentunya gak ngelupain proses yang harus aku jalani ya, soalnya kalau diingat-ingat, motivasiku untuk belajar mempersiapkan UAS makin merosot seiring pengalaman yang telah aku dapatkan, misal aku udah belajar jungkir balik, eeeeh ternyata soal UAS-nya jauh melenceng dari apa yang ada di buku yang telah aku pelajari dan catatan yang telah aku rangkum ketika perkuliahan, ckck)
Aku ingin segera selesai UAS, I wanna go home soon, menjalani masa liburan bersama keluarga, mengisi liburan dengan melakukan hal yang aku sukai, meng-khatamkan buku-buku bacaan, menyusun rencana hidup selanjutnya, me-refresh  pikiran, and than... mengevaluasi semua yang telah terjadi di semester 5 ini dan intropeksi diri agar lebih baik lagi. Bismillah, alhamdulillah...


Selasa, 09 Desember 2014

Buku Mewarnai Baru untuk Ghalin, Fatikh, dan Refan

Kemaren sore tanpa direncanakan aku dan sahabatku, Zur, mampir ke salah satu toko buku di Serang. Tadinya cuma mau nganter Zur ke minimarket di sela-sela kegiatan syukuran sekre baru KAMMI Daerah Serang, tapi ide cemerlang tiba-tiba diutarakan oleh Zur, “ke *****media (nyebutin nama toko buku di Serang) yuk!”. Ya udah deh aku jawab “come on!”, karena emang aku belum pernah juga masuk kesitu selama kurang lebih tiga tahun kuliah di Serang. Hehe
Tsssseeetttsss..pas masuk ke toko, lantai dasar ternyata cuma ada alt tulis, tas wanita, dan perlengkapan bayi! Buku-buku bacaan di lantai tiga bro! Sempet males juga sih buat naek tangganya, tapi masa iya mau keluar lagi, please deh Yen! -_-
Nyampe tuh ke lantai tiga, langsung deh bingung mau ke rak buku yang mana, karena emang ngedadak kan. Tapi karena emang gak suka-suka banget ama novel dan komik, kecuali yang emang menginspirasi dan memotivasi banget, ya mentok-mentoknya ke rak buku anak-anak dan hobi. Di rak buku bagian ‘hobi’, rata-rata bukunya udah aku punya meskipun isinya beda (tema sama). Naaaaah, mampir tuh aku ke rak buku ‘anak-anak’, disitu baru inget kalo aku butuh buku mewarnai. Pas banget lagi waktu sebelum ke acara syukuran itu, aku ngajar dulu, Fatikh ngerengek pengen mewarnai. Kebetulan aku belum nyiapin media untuk mewarnai seperti biasanya. Untung Fatikh anteng pas aku kasih soal operasi bilangan pake metode cerita. Huft
Di rak buku ‘anak-anak’, dipajang tuh buku-buku mewarnai, belajar calistung alias “baca, tulis, hitung”. Ada juga buku cerita, doa sehari-hari, dan buku pengetahuan untuk anak. Sebelum memutuskan untuk beli buku mewarnai, sempet tuh aku “melancong” dulu ke rak buku ‘hobi’, padahal udah tahu buku-bukunya udah aku beli, tapi jujur waktu itu aku penasaran sebelum bener-bener ngecek isi buku-buku itu dan beberapa judul buku yang emang aku baru liat. Yaaah dasarnya aku plin-plan, tetep aja percuma, bikin ngelamain. Akhirnya gak beli buku di rak ‘hobi’ juga. -_-
Balik lagi ke rak buku ‘anak-anak’, aku jatuhkan pilihan pada buku-buku tipis, dengan dua macam ukuran, ada yang besar dan ada yang kecil, isinya sama. Sempet bingung lagi, dan sekarang nambahin bikin masalah dengan bikin Zur juga bingung. Aku bingung mau beli mewarnai yang ukuran besar atau kecil. Dan jelas harga kedua macam buku mewarnai itu beda, yang kecil lebih murah. Tapi sempet ragu mau beli yang kecil, karena untuk di-fotocopy, takutnya gambar yang kecil gak bisa diperbesar. Setelah yakin, dan atas dasar penghematan, akhirnya beli yang ukuran kecil. Haduh cape deh!
Aku ambil tiga buku mewarnai dengan tema yang berbeda, yaitu  buah-buahan, aktivitas, dan hewan. Turun deh ke lantai dasar. Utuk-utuk nyamperin kasir, nanya deh aku, “mas...mas, ini kan bukunya kecil, kalo di-fotocopy bisa jadi besar gak ya gambarnya?”, “oh bisa mba, ntar kan di-edit dulu pas mau fotocopy”.
Ya ampun, urusan rempong udah selesai, gak kerasa bibir senyum-senyum sendiri pas udah jadi pemilik sah dari ketiga buku mewarnai itu! Hehe
Dalam hati niatnya supaya Fatikh, Ghalin, dan Refan seneng. Ya semoga aja. Karena semenjak dibeli, bukunya belum aku kasih unjuk ke mereka. Besok jadwalnya aku ngajar calistung di TCC (Three-G Course Center)-Serang, ketemu deh tuh sama anak-anak, apa ya responnya? Gak bisa ditebak mereka tuh. Apa “datar”, apa seneng, haaaah. Hanya Alloh yang tahu. Hehe
I love you all.
For Fatikh, Ghalin, and Refan.

J

Sabtu, 23 Agustus 2014

24 Agustus 2014

Besok usiaku genap 21 tahun. Aku bersyukur atas karunia yang Alloh berikan selama ini. Banyak sekali hal yang harus aku perbaiki dalam diri ini. Setiap saat dosa mengintai. Seringkali lalai dan nafsu masih menguasai diri ini.
Aku tak ingin tinggal diam. Aku tak ingin tenggelam dalam kegelapan. Aku selalu berusaha untuk memperbaiki diri. Sadar akan prestasi diri ini yang jauh dibandingkan dengan orang-orang hebat di luar sana, aku bertekad untuk terus belajar, mendekatkan diri padaNya, mentadaburi alam ciptaanNya, dan berdakwah di jalanNya. Aku akan berusaha sekuat tenaga, meski rasa malas seringkali datang menghampiri.
Aku selalu berdoa agar aku dan keluargaku diberikan kesehatan. Aku selalu berharap keluargaku hidup bahagia
 dalam naunganNya. Aku sangat menyayangi mereka. Mereka adalah alasan kenapa aku harus terus berjuang mewujudkan mimpi-mimpi besar. Membuat mereka bangga adalah harapanku.
Besok, 24 Agustus 2014, ialah genap dua tahun lamanya aku kuliah di UPI Kampus Serang. Kampusku tercinta. Tempatku mereguk manis dan pahitnya masa-masa kuliah dan berorganisasi. Serang Madani, tempat tujuan utamaku pada tanggal 24 Agutus 2012. Disaat suasana arus balik yang begitu semrawut, dengan segenap haru yang kutahan dalam hati, aku pergi merantau. Sesuai yang kuperkirakan, padatnya perjalanan mengharuskan arah bus yang kutumpangi harus menggunakan jalur alternatif yang sama macetnya. Tak cukup itu, sebelumnya aku dipindahkan oleh kernet bus dengan tujuan kalideres, bukan Serang. Ya Alloh, jika harus kuceritakan lagi rasanya selembar kertas pun akan berubah dari tadinya rapih tipis menjadi kepalan kertas yang kusut! Sudahlah, takkan kuingat lagi dua tahun lalu, karena saat ini Alloh menganugerahkan manisnya sebagian perjuanganku. Kukatakan sebagian karena perjuanganku masih panjang, dan mungkin bukan setengah perjuangan, tapi lebih dari itu. Semoga.
Saat ini aku menikmati proses yang kujalani. Akademik, organisasi, karir, dan bisnis, alhamdulillahi robbil’alamin...semuanya berjalan sukses berdampingan. IP yang sejauh ini memuaskan, pengalaman organisasi yang begitu berkesan, kuawali karirku dengan mengambil tawaran mengajar Calistung, dan bisnis kerudung serta gamis yang menyenangkan. Semua anugerah dari Alloh. Aku harus tawadhu dan istiqomah. Aku tak ingin lalai akan semua nikmat yang Alloh berikan.
24 Agustus 2014, selamat datang kehidupan baru, telah kupersiapkan niat dan tekad untuk sungguh-sungguh memperbaiki diri dan mempersiapkan diri untuk menggapai ridho Illahi, bismillah.


Serang, 23 Agutus 2014

Senin, 14 Juli 2014

What happen with you, Ghalin?

Sakit itu ketika mendengarkan kalimat, “Ghalin sebel sama Bu Yena!”.
Ya Rab... apa salahku?
Aku tidak memukulnya, aku tidak memarahinya, aku selalu mengalah untuk menjadikannya yang pertama di kelas ketika tak ada cara lain untuk menghentikan ngambeknya. Aku selalu berusaha menjelaskan setiap aturan permainan di kelas, aku selalu berusaha adil pada anak-anak didikku, aku selalu berusaha menjadikan mereka teman, aku berusaha mencurahkan perhatianku kepada mereka sama rata, aku sangat menyayangi mereka. Aku tidak ingin mereka benci padaku. Tidak. Bukan. Bukan mereka yang membenciku. Hanya Ghalin. Ya. Ghalin.
Ada apa denganmu Ghalin? What should I do for you?
Kenapa kamu selalu ngambek sama bu Yena? Ibu sudah berusaha adil. Ibu berusaha untuk tidak pilih kasih. Tapi kenapa selalu Ghalin yang minta paling banyak uang-uang-an  yang sudah Bu Yena bagi rata? Kenapa selalu Ghalin yang minta jadi urutan pertama padahal kita sudah sepakat dengan aturan permainan arisan? Kalian mendapatkan nomor urut untuk menulis di papan tulis setelah ibu kocok nomor-nomor itu. Ghalin bilang sama bu Yena kalau Ghalin ngerti aturannya. Ghalin dapat hasil kocokan dengan nomor enam, Refan dapat nomor satu. Tapi kenapa Ghalin masih ngotot ingin jadi yang pertama. Sekali lagi, bukankah kita sudah sepakat untuk mengikuti aturan permainan arisan ini?
Ibu sedih Ghalin.
Kenapa Ghalin selalu ngadu sama mamih? Kenapa Ghalin bilang sama mamih kalau Ghalin gak diajakin main sama bu Yena? Padahal waktu itu kita main bareng-bareng? Kenapa Ghalin sayang?

Bu Yena nggak ngerti apa maunya Ghalin. Bu yena nggak ngerti apa yang ada di dalam hati Ghalin. Maafin ibu ya, Nak. Maaf kalau ibu punya salah sama Ghalin. Bu Yena sayang sama Ghalin, sayang sama kalian semua.

Minggu, 13 Juli 2014

Pelayan Utama di HIKMA PAUD UPI Kampus Serang


UPI merupakan tempat yang sangat berarti bagiku. Universitas Pendidikan Indonesia. Tempat aku menimba ilmu, pengalaman, dan juga mendapat banyak teman dan saudara baru. Tepatnya di UPI Kampus Daerah Serang, aku mengukir jejak kehidupan. Dan tepatnya lagi, di jurusan S1 Pendidikan Guru PAUD-lah aku menyelam begitu dalam mencari arti dari jalan kehidupan yang kupilih. Begitu menyenangkan dan begitu penuh kenangan. PG PAUD UPI Kampus Serang angkatan 2012.
Aku dan teman-temanku berjuang bersama menjalani studi dari satu semester ke semester berikutnya, hingga saat ini aku bersama 37 mahasiswa PG PAUD angkatan 2012 sedang bersiap untuk menempuh semester 5. Alhamdulillah.



Tepat di awal masa liburan semester 4, aku dan teman-temanku memprakarsai pembentukan HIKMA PAUD. Banyak peluh yang kami teteskan hingga akhirnya HIKMA PAUD resmi didirikan. Singkat cerita, beberapa agenda rapat kami lalui. Tepatnya 2 Mei 2014, kami sepakat bahwa hari itu kami jadikan sebagai Hari didirikannya HIKMA PAUD UPI Kampus Serang. Kurang lebih satu bulan berselang, yakni 3 Juli 2014, HIKMA PAUD diresmikan oleh bapak Direktur UPI Kampus Serang.



       Menjelang peresmian, tingkat emosi dan kadar kesabar diuji dan terpaksa pertahannya ditingkatkan. Emosi harus ditahan (padahal capek setengah pingsan), sabar harus dipertahankan (padahal pengen marah-marah dan teriak sekenceng-kencenganya). Hehe. Tapi itulah tantangannya. Tinggal pilih, ingin berhasil melewatinya atau gagal tanpa melaluinya? Karena pilihan yang bagus menurutku yang pertama, yasyudah, setengah lelah kubuang, seutuhnya niat tulus kupersiapkan, kucharge ulang, dan taraaaaam! Alhamdulillah Alloh memudahkan jalan bagi kami, pengurus HIKMA PAUD J
Aku yang terpilih sebagai “Pelayan Utama” alias Ketua Umum, harus pintar-pintar mempersiapkan tetek-bengek berkas-berkas yang menjadi syarat berdirinya HIKMA PAUD. Teh Ayoh alias Teh Siti Maesaroh, juga harus menahan rasa letih dan jenuh karena harus berjuang--hampir sendirian—untuk mempersiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk peresmian dan pelantikan HIKMA PAUD. Dari mulai membuat proposal dan undangan yang satu kali salah, hingga menyebarkan undangan, dilakukan oleh Teh Ayoh dengan baik. Nuhun nya Teh J
Tak lupa pula kuucapkan terima kasih untuk teman-teman pengurus yang lain, Teh Ihda yang sudah bersusah payah ke kosan aku untuk meminjam kunci kamar kosanku guna mengambil stempel J Matur nuwun Teh..
Terima kasih juga untuk Ticha, Teh Tia, dan Yusi. Spanduknya keren (sumpah!). Hehe. Spanduk yang sempat membuat panik karena selesai dicetak dengan tanggal “11 Juni 2014”, padahal rencana itu harus diundur. Tapi alhmdulillah hasilnya keren J
Teh Iyah, Iza, Devi, Teh Desi, Teh Sri, Hera, Icut, Atik, Ani, Nova, Mba Likah, Mba Mini, Elah, Teh Nin, Teh Nay, Irma N, Irma K, (aih lupa ibu bendum, Viviiii) J, Ndin (kemana aja sih lo? Niat ikut jadi pengurus gak sih? Haha. Ndin ndin...hanya Alloh yang mengetahui niatmu, Ndin :D ), Amat (pengacau hasil rapat ni anak, haha), Mel Mel (alias Melyanti,hehe), Teh Iis, Elsih, Teh Ira, dan yang namanya hampir kembar denganku...Yeni J. Terima kasih banyak atas doa, dukungan, dan kerja kalian. Terima Kasih J
Aku sadar akan amanah yang ku emban ini. Tak mudah dan juga tak boleh kita berikan cap “SULIT”. Entah kenapa, satu prinsip yang selalu kuingat dalam benakku, “Semua pasti berlalu”. Kemudahan yang kita dapatkan, harus kita syukuri, karena semua hal itu pasti akan berlalu. Semua kesulitan yang kita hadapi, haruslah kita lalui. Semua pasti dapat kita atasi, karena semuanya pasti akan berlalu.
Bismillah, teman-teman! Kita pasti bisa!






Ini Rina atau Reni?

Aktivitasku mengajar Calistung di TCC (Three-G Course Center) semakin berwarna dengan hadirnya beberapa anak baru yang mendaftar.  Sejujurnya tak dapat kusembunyikan rasa kehilanganku ketika mendapat kabar bahwa Reni tak mau lagi belajar Calistung di TCC bersamaku. Hingga saat ini aku belum mengetahui alasannya.
Tak ada satu pun masalah yang terjadi antara aku dan Reni. Iya begitu pendiam dan penurut. Lalu apa masalahnya? Ya Alloh, andai aku dapat lebih memahaminya, tapi waktu tak dapat kuputar kembali. Hanya satu yang harus kau tahu, Reni...bu Yena menyayangimu, kau anak yang manis dan cerdas.
Ketika di kelas Calistung aku tak dapat bertemu lagi dengan Reni, ternyata Alloh berbaik hati. Hingga saat ini, sudah ada tiga anak baru yang mendaftar dan telah mulai belajar bersamaku. Refan, Farhan, dan Rafi. Ketiga jagoan dengan masing-masing karakter yang berbeda membuatku tak dapat menahan gelak tawa ketika melihat mereka bertingkah khas anak-anak.
Dulu, ketika awal aku mulai mengajar di kelas Calistung, aku selalu kesulitan  membedekan mana Rina dan mana Reni. Rina si imut selalu kupanggil dengan nama Reni, dan Reni selalu kusebut dengan nama Rina. Setelah aku mulai dapat membedakan mereka berdua, Reni malah berhenti.
Dan saat ini kemampuanku dalam menghafal nama harus kembali diuji. Tak jarang aku selalu salah memanggil Refan , Farhan, dan Rafi. Refan masih sering kupanggil dengan menggunakan nama Farhan, Farhan kupanggil dengan nama Refan, dan sekarang Rafi yang baru hadir, kupanggil dengan sebutan Farhan. Haha. Maafkan ibu ya, Nak.
Lebih anehnya lagi, kemampuanku ini semakin terlihat payah ketika memanggil Fatih dengan nama Ghalin. Padahal kan mereka tidak membuatku bingung dengan wajahnya, Fatih jelas-jelas anak laki-laki dan Ghali perempuan, tapi kenapa masih saja aku tertukar menyebutkan nama mereka. Ckck
Haaah..yang jelas aku selalu bersyukur karena dipertemukan dnegan mereka yang lucu-lucu, cerdas, dan mereka unik dengan karakternya masing-masing.
Bu Yena sayang kalian semua...

Kasih Sayang Lebih Mulia dari Cinta

Dihadapan orang yang kau cintai,
Musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah
Dihadapan orang yang kau sukai,
Musim dingin tetaplah dingin, hanya suasana yang lebih indah mewarnainya

Dihadapan orang yang kau cintai,
Jantungmu tiba-tiba berdebar lebih cepat
Dihadapan orang yang kau sukai,
Kau hanya merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau cintai,
Matamu berkaca-kaca
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau sukai,
Engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai,
Kata-kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam
Dihadapan orang yang kau sukai,
Kata-kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis,
Engkau pun akan ikut menangis di sisinya
Jika orang yang kau sukai menangis,
Memang hatimu menangis namun kau hanya menghibur saja

Perasaan cinta dimulai dari mata,
Sedangkan rasa suka lebih dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,
Cukup dengan menutup telingamu
Tapi bila kau mencoba menutup matamu dari orang yang kau cintai,
Cinta itu berubah menjadi tetesan air mata
Dan terus bersemayam di hatimu dalam waktu yang tak singkat

Tetapi selain rasa suka dan cinta,
Ada perasaan yang jauh lebih dalam,
Yaitu rasa sayang.

Sayang yang tidak hilang secepat cinta pergi,
Sayang yang tidak mudah berubah,
Perasaan yang dapat membuatmu berkorban
Untuk orang yang kau sayangi
Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kau sayangi

Cinta ingin memiliki, tetapi sayang hanya ingin melihat
Orang yang disayanginya bahagia…walaupun harus kehilangan

Dikutip dari majalah KARITAS Edisi XXI / 4 – Juli 2005 


Jumat, 27 Juni 2014

Calistung Gank

Terima kasih ya Rabb...
Kini setiap hari yang kulalui semakin penuh warna. Kau berikan hiasan terindah untuk membingkai setiap gambar yang kulukiskan di dunia ini. Kau hadirkan Fatih, Ghalin, Azkia, Salsa, Reni, Rina, dan Nanda dalam hidupku. Mereka begitu berarti. Aku menyayangi mereka, sangat menyayangi mereka. Mereka anak-anak yang cerdas dan sehat. Mereka yang Kau beri karunia dengan sempurna. Masing-masing pribadi mereka sangatlah unik.
Fatih tumbuh dengan sehat, badannya berisi, murah senyum, dan cadel. Ia senang bersahabat. Satu hal yang  masih kuingat dari kalimat yang pernah ia ucapkan pada Rina, “Rina kenapa? Fatih kan temen Rina”. Ada satu lagi, masih berkaitan dengan Fatih dan juga Rina. Saat itu Rina ngambek (biasalah, karena Rina paling kecil di kelas, dia belum masuk TK) dan keluar kelas. Fatih dengan polosnya langsung berdiri dan keluar ruangan sambil berkata, “Rina kenapa? Sama Fatih ya?”. Hmm dasar bocah. Hehe
Ghalin si anak “Mamih” (“Mamih” panggilan Ghalin buat ibunya, dan entah kenapa semua orang di kantor manggil Bu Fidziah tuh “Mamih”), hehe. Ghalin anak yang tipenya gak mau kalah dengan teman yang lain, pengennya pake barang yang sama-an kaya Reni. Pake crayon maunya yang bagus, kalau mewarnai ngerengek minta dibantuin. Hmm. “Bu Yena doakan agar kamu menjadi anak yang mandiri, Ghalin sayang...” J
Azkia. Gadis kecil yang manis. Hanya ia muridku di TCC yang menggunakan jilbab. Pertama kali berkenalan, ia langsung akrab denganku. Banyak pengetahuan yang ia ceritakan. Seperti saat pertama kali aku dibuat kagum olehnya ketika ia menuturkan pengalaman melihat ibunya diperiksa kesehatan. Azkia bercerita bahwa tekanan darah ibunya tinggi, dan yang memeriksa adalah ayahnya sendiri. Subhanallah...anak TK yang cerita kayak begitu J
Salsa. Tadi pagi merupakan pertemuan yang ke- 3 kali dengannya, tapi entah kenapa, Salsa berbeda dengan Azkia. Azkia, anak yang begitu menyenangkan sejak hari pertama aku bertemu dengannya. Salsa cenderung malas. Ia terlihat “ogah-ogahan” dalam belajar. Kesenangan yang aku perhatikan darinya ialah berdandan. Salsa klop banget sama Ghalin dalam bersaing hal-hal yang “berbau” mainan dan tempat jalan-jalan. “Haduh, ibu-ibu. Eh, anak-anak...” -_-
Reni. Dia anak yang pendiam, penurut dan pintar. Mau tanya apa tentang Reni?
Semangatnya dalam belajar?
Standar.
Selera humornya?
Standar.
Selera bercerita layaknya anak-anak yang lain? Standar.
Senyumnya? Standar juga. Kan sudah aku bilang, diantara murid-muridku di TCC, Reni lah yang paling pendiam di kelas Calistung. Mungkin sudah karakternya, jadi mau bagaimana lagi. Yang penting dia cerdas. Semoga kelak sifat pendiamnya itu tidak menjadikan ia pemalu. Aamiin
Rina. Nah, ini dia anak paling kecil dan imut-imut di kelas calistung-nya TCC. Hehe
Rina yang masih kecil punya karakter yang belum hilang: CEPET NGAMBEK dan CEPET BOSEN. Hadeh. Kadang gara-gara dia seorang, kelas jadi nge-bete-in. Gurunya bingung mau apa dan mesti ngapain lagi. Ckck
Nanda. Anak yang humoris, semangat belajarnya tinggi dan kadang pelupa. Sampai tadi pagi terakhir bertemu, dia masih lupa dengan salah satu huruf vokal, yaitu huruf “e”. Ckck
Aku selalu berdoa agar kelak mereka  menjadi anak yang dapat membanggakan keluarga, bangsa, dan agama.  Aamiin
Sejauh ini, rasa sayangku terhadap mereka mulai tumbuh. Tak ingin sedikitpun aku kehilangan moment dengan mereka. Moment yang bagiku sangat berharga. Sering aku dibuat kewalahan ketika harus mengajar di kelompoknya Ghalin. Kelompok ini belajar 3 kali seminggu, murid yang hadir 5-6 orang. Ramenya luar biasa. Beda dengan kelasnya Azkia. Tenang, damai, dan menyenangkan. Azkia yang manis dan semangat belajar membuatku semakin sayang pada gadis manis ini.

Ya Rabb, jangan terlalu cepat Engkau memisahkanku dengan mereka yang lucu-lucu ini ya. Aamiin J

Rabu, 25 Juni 2014
21:00:04



Sabtu, 24 Mei 2014

PENGALAMAN PERTAMA MEMPERGUNAKAN HAK SUARA Oleh Yena Agustin

“Partai apa yang harus aku pilih?”, “Siapa calon legislatif yang harus aku dukung?”. Pertanyaan –pertanyaan itulah yang tak berhenti menggelayuti pikiranku. Hingga saat pencoblosan tiba, aku masih bingung untuk menentukan pilihan. Pemilihan tahun ini dilaksanakan pada 9 April 2014. Aku beruntung karena berkesempatan pulang ke Kuningan—kampung halamanku—dan melaksanakan Pemilu di sana. Pemilu tahun ini terasa begitu berkesan karena ini merupakan kali pertama bagiku mempergunakan hak suara. Saat itu tepat pukul 07.00 WIB, aku dan nenekku bergegas menuju tempat pemungutan suara atau biasa dikenal dengan istilah TPS. Suasana TPS yang ramai namun tetap tertib membuatku kagum pada para pemilih dan panitia penyelengara pemilu. Setelah menyerahkan kartu tanda pemilih, aku dan nenekku duduk di tempat yang telah disediakan. Tak menunggu terlalu lama, tiba giliranku. Dengan memegang empat kertas suara yang diberikan panitia, aku melangkahkan kaki menuju bilik pemungutan suara. Setengah berpikir, aku membolak-balik kertas. Aku berusaha untuk mencari calon legislatif DPRD Kabupaten Kuningan, DPRD Provinsi Jawa Barat, dan DPR RI yang sekiranya aku kenal, namun percuma. Sama halnya ketika terakhir aku membuka kertas suara untuk memilih Dewan Pengawas Daerah (DPD), tak ada satu pun calon legislatif yang aku kenal. Kenal yang kumaksudkan disini adalah mengenai kiprahnya di masyarakat, serta prestasi-prestasi lainnya. Bukan berarti pula aku tak mengetahui sama sekali caleg-caleg yang menjadi peserta pemilu. Spanduk, poster, baliho, dan berbagai atribut lainnya sudah sering aku jumpai di sepanjang jalan dan di berbagai tempat lainnya. Bahkan, tangan tak bertanggung jawab menempelkan stiker salah satu caleg di kaca jendela bagian depan rumah nenekku. Hanya kesan jengkel yang muncul dalam benakku. Perbuatan tanpa ijin dan stiker itu meninggalkan bekas tempelan yang mengotori kaca rumah nenekku. Segala bentuk promosi caleg tak sedikitpun membuka hatiku untuk memberikan simpat atau dukungan. Entahlah. Namun hal itulah yang aku rasakan. Saat mencoblos kertas suara, aku hanya menautkan pilihanku dengan ahrapan bahwa hal yang aku lakukan itu adalah cara paling akhir dalam keadaan darurat. Salah satu partai Islam menjadi harapanku yang terakhir. Harapan kecil untuk mereka yang bernaung dibawahnya agar mampu memberikan perubahan lebih baik bagi bangsa ini kedepannya. Beberapa hari setelah pelaksanaan Pemilu, muncullah hasil Quick Count atau hitung cepat hasil Pemilu. Harapanku sedikit memudar ketika mengetahui survei sementara yang menyatakan tiga partai nasionalis sebagai pemenangnya. Tak ingin putus harapan, aku berusaha untuk lebih mempersiapkn diri pada Pemilu Presiden mendatang. Akan aku tautkan pilihanku pada calon Presiden dan Wakilnya yang memang bersih dari korupsi dan juga berprestasi. Semoga kelak Indonesia dapat menjadi negara yang sejahtera dan tak ada lagi rakyar kecil yang meregang nyawa di negeri orang. Aamiin.

Jumat, 07 Maret 2014

Doa Pak Herli

Aku bertekad, beberapa tahun setelah ini, hmm... mudah-mudahan 10 tahun setelah aku menulis ini, aku akan menemui Pak Herli dan berkata, "Pak, saya sudah mengunjungi 45 negara. Terima kasih doa dan motivasinya." Hehe.
Aku bertekad, pokoknya aku harus bisa keliling dunia! Ya... minimal keliling Eropa-lah. Kalau naik haji mah gak usah ditanya. Udah pasti pengen banget itu sih.
Ya Alloh... mudahkanlah jalanku. Kabulkanlah doaku. Aku ingin membanggakan kedua orang tuaku. Aamiin


Senin, 03 Februari 2014

Amalan Wanita ketika Haid

Wanita memiliki fitrah yang berbeda dengan laki-laki. Wanita memiliki rahim, sedangkan laki-laki tidak. Wanita diberikan karunia oleh Alloh untuk dapat mengandung kemudian melahirkan dan menyusui. Meski memiliki karunia yang sama, tidak semua wanita dapat menikmati fitrahnya sebagai ibu. Tidak semua wanita dapat hamil, melahirkan, dan kemudian menyusui. Tak sedikit wanita yang memiliki masalah dengan rahimnya.
Sebagai wanita, kita harus pandai menjaga kesehatan. Dari mulai menjaga asupan makanan hingga menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh kita. Selain itu, amalan ibadah kita kepada Alloh harus senantiasa kita jaga. Saya sendiri menulis hal itu semata-mata untuk menegur diri saya sendiri, agar saya ingat bahwa penting menjaga apa yang kita miliki. Saya sadar, saya sendiri memiliki harapan bahwa kelak saya akan menjadi seorang ibu. Lalu, pertanyaan pun muncul dalam diri saya, sudahkah saya mempersiapkan hal untuk menjadi seorang ibu?
Memang tidak mudah, tapi saya berusaha. Saya selalu teringat kisah yang diceritakan oleh sahabat saya di KAMMI, Eka. Ia bercerita tentang almarhumah ibu Yoyoh yang memiliki 13 orang anak. Ke-13 anaknya tersebut penghafal Al-Qur'an. Ketika sebelum menikah, ibu Yoyoh tidak pernah mengkonsumsi soda dan vetsin. Alasan beliau adalah bahwa beliau ingin menjaga rahimnya. Subhanallah.
Lalu bagaimana dengan saya?
Alhamdulillah, saya mesih belajar menjaga makanan yang saya konsumsi, setidaknya dimulai dari kebiasaan saya yang tidak hobi mengkonsumsi bakso, mie ayam, dan sejenisnya. Saat ini saya juga sedang menghindari minuman bersoda. 
Itu sekilas cerita tentang bagaimana perjuangan seorang ibu yang sesungguhnya. Lalu, berbicara tentang ibadah kita kepada Alloh, saya akan mengajak teman-teman yang membaca ini untuk merenung. Coba renungkan, waktu ibadah wanita dibanding pria tentu berbeda bukan? Wanita otomatis tidak dapat melaksanakan shaum sunah dan shalat fardu misalnya, ketika wanita itu haid. Berbeda dengan laki-laki yang tidak ada "libur"nya.
Nah, untuk menjaga amalan kita tetap terlaksana, berikut ini tips-tips yang dapat kita lakukan:
  1. Membaca buku agama dan pengetahuan
  2. Mendengarkan murrotal
  3. Perbanyak dzikir
  4. Menjaga diri dari hal yang sia-sia
  5. Menghadiri majelis ilmu
  6. Perbanyak istigfar
  7. Sedekah
(Tips-tips dikutip dari FP OSD)
Semoga bermanfaat.

Kamis, 09 Januari 2014

Jalan Kaki

Ketika jalan kaki, semua masalahku seakan hilang. berjalan menyusuri alam ciptaanNya, mentadaburi karuniaNya yang begitu besar. Alhamdulillah aku bisa kuat hingga detik ini. kuat menghadapi semua hal yang menimpaku. ksedihan dan kebahagiaan datang silih berganti dan aku masih setia menjalani segala wujud rahasiaNya. aku hanya bisa bersyukur, bersabar, dan tetap berbahagia. karena kusadar bahwa setiap kebahagiaan dan kesedihan adalah bentuk kasih sayangnya.