Aktivitasku mengajar Calistung di TCC
(Three-G Course Center) semakin berwarna dengan hadirnya beberapa anak baru
yang mendaftar. Sejujurnya tak dapat kusembunyikan rasa kehilanganku
ketika mendapat kabar bahwa Reni tak mau lagi belajar Calistung di TCC bersamaku.
Hingga saat ini aku belum mengetahui alasannya.
Tak ada satu pun masalah yang terjadi
antara aku dan Reni. Iya begitu pendiam dan penurut. Lalu apa masalahnya? Ya
Alloh, andai aku dapat lebih memahaminya, tapi waktu tak dapat kuputar kembali.
Hanya satu yang harus kau tahu, Reni...bu Yena menyayangimu, kau anak yang
manis dan cerdas.
Ketika di kelas Calistung aku tak dapat
bertemu lagi dengan Reni, ternyata Alloh berbaik hati. Hingga saat ini, sudah
ada tiga anak baru yang mendaftar dan telah mulai belajar bersamaku. Refan,
Farhan, dan Rafi. Ketiga jagoan dengan masing-masing karakter yang berbeda
membuatku tak dapat menahan gelak tawa ketika melihat mereka bertingkah khas
anak-anak.
Dulu, ketika awal aku mulai mengajar di
kelas Calistung, aku selalu kesulitan membedekan mana Rina dan mana
Reni. Rina si imut selalu kupanggil dengan nama Reni, dan Reni
selalu kusebut dengan nama Rina. Setelah aku mulai dapat membedakan mereka
berdua, Reni malah berhenti.
Dan saat ini kemampuanku dalam menghafal
nama harus kembali diuji. Tak jarang aku selalu salah memanggil Refan , Farhan,
dan Rafi. Refan masih sering kupanggil dengan menggunakan nama Farhan, Farhan
kupanggil dengan nama Refan, dan sekarang Rafi yang baru hadir, kupanggil
dengan sebutan Farhan. Haha. Maafkan ibu ya, Nak.
Lebih anehnya lagi, kemampuanku ini
semakin terlihat payah ketika memanggil Fatih dengan nama Ghalin. Padahal kan
mereka tidak membuatku bingung dengan wajahnya, Fatih jelas-jelas anak
laki-laki dan Ghali perempuan, tapi kenapa masih saja aku tertukar menyebutkan
nama mereka. Ckck
Haaah..yang jelas aku selalu bersyukur
karena dipertemukan dnegan mereka yang lucu-lucu, cerdas, dan mereka unik
dengan karakternya masing-masing.
Bu Yena sayang kalian semua...
0 komentar:
Posting Komentar