Senin, 14 Juli 2014

What happen with you, Ghalin?

Sakit itu ketika mendengarkan kalimat, “Ghalin sebel sama Bu Yena!”.
Ya Rab... apa salahku?
Aku tidak memukulnya, aku tidak memarahinya, aku selalu mengalah untuk menjadikannya yang pertama di kelas ketika tak ada cara lain untuk menghentikan ngambeknya. Aku selalu berusaha menjelaskan setiap aturan permainan di kelas, aku selalu berusaha adil pada anak-anak didikku, aku selalu berusaha menjadikan mereka teman, aku berusaha mencurahkan perhatianku kepada mereka sama rata, aku sangat menyayangi mereka. Aku tidak ingin mereka benci padaku. Tidak. Bukan. Bukan mereka yang membenciku. Hanya Ghalin. Ya. Ghalin.
Ada apa denganmu Ghalin? What should I do for you?
Kenapa kamu selalu ngambek sama bu Yena? Ibu sudah berusaha adil. Ibu berusaha untuk tidak pilih kasih. Tapi kenapa selalu Ghalin yang minta paling banyak uang-uang-an  yang sudah Bu Yena bagi rata? Kenapa selalu Ghalin yang minta jadi urutan pertama padahal kita sudah sepakat dengan aturan permainan arisan? Kalian mendapatkan nomor urut untuk menulis di papan tulis setelah ibu kocok nomor-nomor itu. Ghalin bilang sama bu Yena kalau Ghalin ngerti aturannya. Ghalin dapat hasil kocokan dengan nomor enam, Refan dapat nomor satu. Tapi kenapa Ghalin masih ngotot ingin jadi yang pertama. Sekali lagi, bukankah kita sudah sepakat untuk mengikuti aturan permainan arisan ini?
Ibu sedih Ghalin.
Kenapa Ghalin selalu ngadu sama mamih? Kenapa Ghalin bilang sama mamih kalau Ghalin gak diajakin main sama bu Yena? Padahal waktu itu kita main bareng-bareng? Kenapa Ghalin sayang?

Bu Yena nggak ngerti apa maunya Ghalin. Bu yena nggak ngerti apa yang ada di dalam hati Ghalin. Maafin ibu ya, Nak. Maaf kalau ibu punya salah sama Ghalin. Bu Yena sayang sama Ghalin, sayang sama kalian semua.

Minggu, 13 Juli 2014

Pelayan Utama di HIKMA PAUD UPI Kampus Serang


UPI merupakan tempat yang sangat berarti bagiku. Universitas Pendidikan Indonesia. Tempat aku menimba ilmu, pengalaman, dan juga mendapat banyak teman dan saudara baru. Tepatnya di UPI Kampus Daerah Serang, aku mengukir jejak kehidupan. Dan tepatnya lagi, di jurusan S1 Pendidikan Guru PAUD-lah aku menyelam begitu dalam mencari arti dari jalan kehidupan yang kupilih. Begitu menyenangkan dan begitu penuh kenangan. PG PAUD UPI Kampus Serang angkatan 2012.
Aku dan teman-temanku berjuang bersama menjalani studi dari satu semester ke semester berikutnya, hingga saat ini aku bersama 37 mahasiswa PG PAUD angkatan 2012 sedang bersiap untuk menempuh semester 5. Alhamdulillah.



Tepat di awal masa liburan semester 4, aku dan teman-temanku memprakarsai pembentukan HIKMA PAUD. Banyak peluh yang kami teteskan hingga akhirnya HIKMA PAUD resmi didirikan. Singkat cerita, beberapa agenda rapat kami lalui. Tepatnya 2 Mei 2014, kami sepakat bahwa hari itu kami jadikan sebagai Hari didirikannya HIKMA PAUD UPI Kampus Serang. Kurang lebih satu bulan berselang, yakni 3 Juli 2014, HIKMA PAUD diresmikan oleh bapak Direktur UPI Kampus Serang.



       Menjelang peresmian, tingkat emosi dan kadar kesabar diuji dan terpaksa pertahannya ditingkatkan. Emosi harus ditahan (padahal capek setengah pingsan), sabar harus dipertahankan (padahal pengen marah-marah dan teriak sekenceng-kencenganya). Hehe. Tapi itulah tantangannya. Tinggal pilih, ingin berhasil melewatinya atau gagal tanpa melaluinya? Karena pilihan yang bagus menurutku yang pertama, yasyudah, setengah lelah kubuang, seutuhnya niat tulus kupersiapkan, kucharge ulang, dan taraaaaam! Alhamdulillah Alloh memudahkan jalan bagi kami, pengurus HIKMA PAUD J
Aku yang terpilih sebagai “Pelayan Utama” alias Ketua Umum, harus pintar-pintar mempersiapkan tetek-bengek berkas-berkas yang menjadi syarat berdirinya HIKMA PAUD. Teh Ayoh alias Teh Siti Maesaroh, juga harus menahan rasa letih dan jenuh karena harus berjuang--hampir sendirian—untuk mempersiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk peresmian dan pelantikan HIKMA PAUD. Dari mulai membuat proposal dan undangan yang satu kali salah, hingga menyebarkan undangan, dilakukan oleh Teh Ayoh dengan baik. Nuhun nya Teh J
Tak lupa pula kuucapkan terima kasih untuk teman-teman pengurus yang lain, Teh Ihda yang sudah bersusah payah ke kosan aku untuk meminjam kunci kamar kosanku guna mengambil stempel J Matur nuwun Teh..
Terima kasih juga untuk Ticha, Teh Tia, dan Yusi. Spanduknya keren (sumpah!). Hehe. Spanduk yang sempat membuat panik karena selesai dicetak dengan tanggal “11 Juni 2014”, padahal rencana itu harus diundur. Tapi alhmdulillah hasilnya keren J
Teh Iyah, Iza, Devi, Teh Desi, Teh Sri, Hera, Icut, Atik, Ani, Nova, Mba Likah, Mba Mini, Elah, Teh Nin, Teh Nay, Irma N, Irma K, (aih lupa ibu bendum, Viviiii) J, Ndin (kemana aja sih lo? Niat ikut jadi pengurus gak sih? Haha. Ndin ndin...hanya Alloh yang mengetahui niatmu, Ndin :D ), Amat (pengacau hasil rapat ni anak, haha), Mel Mel (alias Melyanti,hehe), Teh Iis, Elsih, Teh Ira, dan yang namanya hampir kembar denganku...Yeni J. Terima kasih banyak atas doa, dukungan, dan kerja kalian. Terima Kasih J
Aku sadar akan amanah yang ku emban ini. Tak mudah dan juga tak boleh kita berikan cap “SULIT”. Entah kenapa, satu prinsip yang selalu kuingat dalam benakku, “Semua pasti berlalu”. Kemudahan yang kita dapatkan, harus kita syukuri, karena semua hal itu pasti akan berlalu. Semua kesulitan yang kita hadapi, haruslah kita lalui. Semua pasti dapat kita atasi, karena semuanya pasti akan berlalu.
Bismillah, teman-teman! Kita pasti bisa!






Ini Rina atau Reni?

Aktivitasku mengajar Calistung di TCC (Three-G Course Center) semakin berwarna dengan hadirnya beberapa anak baru yang mendaftar.  Sejujurnya tak dapat kusembunyikan rasa kehilanganku ketika mendapat kabar bahwa Reni tak mau lagi belajar Calistung di TCC bersamaku. Hingga saat ini aku belum mengetahui alasannya.
Tak ada satu pun masalah yang terjadi antara aku dan Reni. Iya begitu pendiam dan penurut. Lalu apa masalahnya? Ya Alloh, andai aku dapat lebih memahaminya, tapi waktu tak dapat kuputar kembali. Hanya satu yang harus kau tahu, Reni...bu Yena menyayangimu, kau anak yang manis dan cerdas.
Ketika di kelas Calistung aku tak dapat bertemu lagi dengan Reni, ternyata Alloh berbaik hati. Hingga saat ini, sudah ada tiga anak baru yang mendaftar dan telah mulai belajar bersamaku. Refan, Farhan, dan Rafi. Ketiga jagoan dengan masing-masing karakter yang berbeda membuatku tak dapat menahan gelak tawa ketika melihat mereka bertingkah khas anak-anak.
Dulu, ketika awal aku mulai mengajar di kelas Calistung, aku selalu kesulitan  membedekan mana Rina dan mana Reni. Rina si imut selalu kupanggil dengan nama Reni, dan Reni selalu kusebut dengan nama Rina. Setelah aku mulai dapat membedakan mereka berdua, Reni malah berhenti.
Dan saat ini kemampuanku dalam menghafal nama harus kembali diuji. Tak jarang aku selalu salah memanggil Refan , Farhan, dan Rafi. Refan masih sering kupanggil dengan menggunakan nama Farhan, Farhan kupanggil dengan nama Refan, dan sekarang Rafi yang baru hadir, kupanggil dengan sebutan Farhan. Haha. Maafkan ibu ya, Nak.
Lebih anehnya lagi, kemampuanku ini semakin terlihat payah ketika memanggil Fatih dengan nama Ghalin. Padahal kan mereka tidak membuatku bingung dengan wajahnya, Fatih jelas-jelas anak laki-laki dan Ghali perempuan, tapi kenapa masih saja aku tertukar menyebutkan nama mereka. Ckck
Haaah..yang jelas aku selalu bersyukur karena dipertemukan dnegan mereka yang lucu-lucu, cerdas, dan mereka unik dengan karakternya masing-masing.
Bu Yena sayang kalian semua...

Kasih Sayang Lebih Mulia dari Cinta

Dihadapan orang yang kau cintai,
Musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah
Dihadapan orang yang kau sukai,
Musim dingin tetaplah dingin, hanya suasana yang lebih indah mewarnainya

Dihadapan orang yang kau cintai,
Jantungmu tiba-tiba berdebar lebih cepat
Dihadapan orang yang kau sukai,
Kau hanya merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau cintai,
Matamu berkaca-kaca
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau sukai,
Engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai,
Kata-kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam
Dihadapan orang yang kau sukai,
Kata-kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis,
Engkau pun akan ikut menangis di sisinya
Jika orang yang kau sukai menangis,
Memang hatimu menangis namun kau hanya menghibur saja

Perasaan cinta dimulai dari mata,
Sedangkan rasa suka lebih dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,
Cukup dengan menutup telingamu
Tapi bila kau mencoba menutup matamu dari orang yang kau cintai,
Cinta itu berubah menjadi tetesan air mata
Dan terus bersemayam di hatimu dalam waktu yang tak singkat

Tetapi selain rasa suka dan cinta,
Ada perasaan yang jauh lebih dalam,
Yaitu rasa sayang.

Sayang yang tidak hilang secepat cinta pergi,
Sayang yang tidak mudah berubah,
Perasaan yang dapat membuatmu berkorban
Untuk orang yang kau sayangi
Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kau sayangi

Cinta ingin memiliki, tetapi sayang hanya ingin melihat
Orang yang disayanginya bahagia…walaupun harus kehilangan

Dikutip dari majalah KARITAS Edisi XXI / 4 – Juli 2005