Minggu, 26 Maret 2017

Tempat Baru Itu Bernama “Acikita”

Siang itu ia nampak tak sabar menanti waktu pulang dari TK tempatnya mengajar. Biasanya ia betah berlama-lama di TK hanya untuk sekedar menanti matahari di kawasan Serang agak sedikit condong. Mengayuh sepeda ketika pulang dan pergi sedikit banyak membuat kulit wajah dan punggung tangannya terbakar terik sinar matahari.
Setelah berpamitan dengan kepala sekolah dan mahasiswa PPL, ia bergegas mengayuh sepeda. Perjalanan pulang itu tak lebih dari 7 menit. Perlahan ia membuka pintu gerbang dan menggiring sepedanya masuk ke rumah seperempat abad bercat krem, warna kesukaannya.
Tepat pukul 12.30 ia telah selesai melakukan ritual layaknya orang yang akan bepergian, yaitu mandi, makan siang, dan menge-pack barang bawaan. Acara undangan pernikahan kakak kelas bersama penghuni kontrakan dengan antusias ia penuhi sebelum akhirnya ia harus bersegera menuju terminal Pakupatan.
Bak acara mini reuni, jumpa dan sapa dengan teman dan kenalan sesama alumni menjadi agenda dadakan yang hangat terasa. Namun sayang tak ada waktu lama. Hanya ada satu kawan yang kebetulan bisa membersamai detik-detik keberangkatannya menuju terminal. Ia semakin bergemuruh untuk bergegas kembali ke kontrakan dan menyambar ransel gendut yang telah disiapkan sebelumnya. Pun kawannya, ingin bersegera. Dengan angkot, berangkatlah mereka.
Obrolan ringan timbul tenggelam di sepanjang perjalanan. “Jadi harus minta surat mutasi liqo dong?”, begitu ujar kawannya setelah mendengar cerita bahwa ia akan pindah dari Serang usai bagi rapot. Memang kawan yang satu ini merupakan teman satu kelompok dalam kegiatan liqo atau pengajian pekanan. Tak jarang mereka saling berbagi cerita dan keluh kesah sesama pendidik di sekolah. Yang membedakan mereka hanyalah jurusan kuliah dan tempat mereka mengajar. Ia jurusan PG PAUD dan mengajar di TK, sedangkan kawannya jurusan PGSD dan mengajar di SDIT. Setelah ia mendapatkan bus, duduk dan memandang keluar jendela menjadi dua aktivitas yang ia lakukan sepanjang Pakupatan-Kampung Rambutan. Kawannya tak membersamai lagi.
Tekadnya memang cukup bulat meskipun diawal ia begitu bimbang dalam menentukan pilihan kemana ia setelah lulus dan berhenti dari TK tempatnya sekarang mengajar. Kesukaannya hanya satu, mencoba hal baru. Dan salah satunya keinginannya adalah terus belajar. Dalam waktu dekat ia akan melangsungkan wisuda S1. Sayang, S2 tak bisa langsung ia jalani karena kendala biaya. Pun jika harus beasiswa, minimal ia membutuhkan waktu 1 tahun untuk mempersiapkan semua persyaratan. Maka ia memilih opsi yang ke sekian ini: tetap belajar, hanya cara dan di tempat yang berbeda. Ia telah merencanakan untuk belajar TOEFL secara online dan gratis. Langganan majalah, membeli banyak buku, dan membuat agenda untuk membaca buku yang banyak tersebut akan ia lakukan ketika telah mengajar di tempat yang baru.
Tiba di terminal Kampung Rambutan ia berjalan dengan tenang menuju kedalam terminal. Pandangan matanya terus menyusuri angkutan umum yang berbaris acak-acakan hingga akhirnya berhenti di belakang angkot bernomor 121A. Suara keras sang sopir membuatnya mendekat. Ia memastikan tujuan perjalanannya pada sang sopir. Naiklah ia kedalam angkot kosong tersebut sambil berharap angkot segera berangkat. Namun harapannya kali ini pupus, angkot tak akan kunjung berangkat bila belum penuh penumpang. Begitulah yang baru saja ia ketahui dari rekannya yang memberi petunjuk arah menuju Cibubur. Tanpa pikir panjang ia keluar dari angkot dan berjalan agak tergesa menuju pintu keluar terminal Kampung Rambutan. Tak sampai 10 menit menunggu, angkot 121A dengan wajah sopir yang berbeda pun datang. Kurang lebih perjalanan 1,5 jam ia tempuh sendirian. Menerobos macetnya jalan alternatif Cibubur di akhir pekan dan pekatnya malam menjelang Isya. Singkat cerita, ia berhasil sampai di tempat yang dituju.
Mulutnya masih tak banyak mengeluarkan kata. Matanya masih meraba sekeliling. Tempat baru baginya, dan ia mulai bisa menerima. Suasana yang tak sepanas Serang dan tak se-sempit kontrakannya. Rumah sekaligus sekolah TK yang di pertengahan tahun ini akan ia tempati. Sekolah TK yang lokasinya berada di kawasan elit Kota Wisata Cibubur. Tempat baru baginya untuk mengajar. Tempat baru itu bernama ACIKITA, Aku Cinta Indonesia Kita. Semoga aku dapat berkontribusi dan belajar dengan maksimal.


Serang 26-27 Maret 2017

0 komentar:

Posting Komentar