Minggu, 05 November 2017

Nangis di Angkot

Entah kenapa selalu ada cerita menyebalkan antara aku dan angkot. Tadi pagi merupakan cerita menyebalkan kesekian kalinya yang aku alami. Kejadian yang menyebabkan aku terlambat masuk kelas untuk les bahasa Turki padahal aku sudah berangkat pagi-pagi dari rumah.
Seperti biasa, aku berangkat pukul 7. Aku harus naik angkot sebanyak 3 kali. Angkot pertama jurusan Cileungsi-Komsen, angkot kedua jurusan Pondok Gede-Bekasi, dan angkot ketiga jurusan Pondok Gede-Kalimalang. Cerita menyebalkan itu terjadi saat aku naik angkot yang kedua. Biasanya angkot jurusan Pondok Gede-Bekasi akan langsung membawaku ke Pondok Gede, tapi berbeda dengan tadi pagi. Setelah ganti supir, angkot itu membawaku mengelilingi kota Bekasi. Aku mulai kesal dengan kenyataan yang baru aku sadari bahwa angkot itu membawaku kearah dimana aku pertama kali naik!
Aku bisa merasakan raut wajahku berubah. Tak lama setelah bertanya pada pak supir, air mataku tak terbendung karena aku sadar bahwa aku akan terlambat mengikuti kelas.
Benar saja, pukul 09.30 aku baru tiba di kelas. Keadaan bangku sudah penuh terisi. Rupanya ada beberapa siswa dari kelas siang yang masuk pagi. Ketika bingung mencari tempat duduk, aku merasa beruntung ada seorang teman yang mau menolongku mengambilkan meja. Semoga Alloh membalas kebaikanmu. Aamiin
Karena suasana hati yang masih kacau, untuk beberapa saat aku belum bisa berpikir jernih dan fokus pada materi yang disampaikan. Hingga akhirnya aku mulai bersemangat ketika temanku tadi aktif mengajak diskusi tentang materi yang kami rasakan sama-sama sulit.
Sampai akhirnya tiba di penghujung jam pelajaran, Ust. Cemal membawa toples berisi kue berbentuk kubus putih dengan toping biji almond diatasnya. Beliau bertanya kepada kami siapa saja yang belum mencicipi kue tersebut. Aku mengacungkan tangan dan Ust. Cemal pun menyodorkan toples itu kepadaku. Beliau memberitahuku bahwa itu adalah manisan Turki. Dari situ perasaanku mulai berdamai dengan peristiwa di angkot tadi. Dan tak hanya itu. Sesaat sebelum Ust. Cemal mengakhiri kelas, beliau mengambil sebuah buku berwarna merah muda. Beliau berkata bahwa buku tersebut akan ia berikan untuk satu orang diantara kami. Usai menatap satu per satu ke arah meja kami, tak disangka Ust. Cemal memberikan buku itu padaku! Iya, padaku! Beliau memberikannya tanpa alasan! Aku merasa senang sekali. Rasanya kejadian nangis di angkot tadi hilang begitu saja. Teşekkür ederim öğretmen 😊

0 komentar:

Posting Komentar