Membaca Kisah Nabi
Bercerita
menjadi salah satu aktivitas rutin yang saya lakukan semenjak mengajar di TK.
Banyak hal menarik yang saya temui ketika bercerita di depan anak-anak. Salah
satunya hal istimewa yang saya alami bersama Almair. Almair adalah siswa saya
yang sangat aktif bergerak kesana kemari, tidak mau diam, dan tingkahnya begitu
menggemaskan. Anak-anak yang lain pun terbilang aktif, namun Almair adalah
satu-satunya siswa TK A yang paling aktif dibandingkan teman-temannya di kelas.
Namun
ada satu hal yang menarik, setelah membersamainya selama kurang lebih 4 bulan,
Almair selalu terlihat fokus saat saya menceritakan kisah-kisah, salah satunya
kisah nabi. Ia tipe anak yang tidak suka dipuji, jika dipuji ia cenderung akan ngambek dan berusaha mengalihkan pembicaraan.
Maka dari itu, ketika saya kebetulan mengawasinya sedang asyik memperhatikan
cerita yang saya sampaikan, saya hanya akan menyebut nama Almair dengan posisi
sebagai pemisalan dalam kisah yang saya sampaiakn. Tentu saja pemisalan dalam
hal yang baik, karena dari situlah saya akan memujinya secara tidak langsung.
Saat
menyampaikan cerita atau mendongeng pada anak, saya membutuhkan persiapan. Biasanya saya akan mengagendakan aktivitas membaca, kisah-kisah nabi khususnya, 30 menit di sore hari. Mungkin hal tersebut bukanlah hal yang sulit, tapi terkadang bagi saya yang seorang "fleksibelisme", meluangkan waktu dengan banyak hal remeh temeh dadakan yang sering terpikirkan tiba-tiba adalah hal yang cukup sukar.
Contohnya seperti saat ini, saya sudah menyiapkan buku kisah-kisah nabi dari mulai pukul setengah 3 sore, tapi sampai pukul setengah 6 sekaran ini saya belum juga membacanya. Saya malah asyik menulis tugas level 6 ini dan mengerjakan tugas-tugas domestik yang mengantri. Hehe, keep hamasah!
Sekian
0 komentar:
Posting Komentar