Thalasemia
Nama penyakit tersebut memang tidak
asing bagi saya. Namun, saya juga tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa
saya akan bertemu dan menghabiskan waktu cukup instens bersama penderitanya.
Ya, saya harus mengajar les matematika pada seorang anak kelas 6 SD yang
menderita thalassemia. Sungguh ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa
bagi saya, dimana saya baru pertama kali mengajar matematika, dan mengajari
anak dengan daya tangkap yang kemampuannya dibawah rata-rata anak seusianya.
Awalnya saya masih mengajari murid saya
itu dengan metode umum. Namun lambat laun saya menyadari bahwa memang benar,
murid saya tidaklah sesuai gaya belajarnya dengan kebanyakan anak seusianya. Kecerdasan
matematik dan kecerdasan akademiknya secara umum memang kurang, namun ia
menonjol dalam kecerdasan kinestetik. Apalah daya diri saya, orang tuanyalah
yang begitu khawatir akan masa depan si anak.. Sekolah formal menjadi pilihan mereka,
dan memberi tambahan les matemtika di tempat saya mengajar adalah alternative yang
menenangkan bagi mereka.
Saat ini materi yang sedang ia pelajari
di sekiolah ialah tentang volume bangun ruang. Saya tidak bisa memaksakan murid
saya itu untuk mampu menghafal rumus-rumus volume bangun ruang, karena untuk
menjelaskan bentuk-bentuk bangun datar yang ada disekitarnya saja bagaikan
memberikan penjelasan kepada murid-murid saya di TK.
Maka dari itu, saya hanya mampu
mengajaknya untuk mengulang pelajaran dengan suasana santai, jika durasi les
adalah 1 jam setengah, maka 45 menit mampu bertahan bagi murid saya memperhatikan
apa yang saya paparkan sudah begitu luar biasa.
Sekian…
0 komentar:
Posting Komentar