Kamis, 30 November 2017
Matematika di Sekitarku #8
Selasa, 28 November 2017
Matematika di Sekitarku #7
Matematika di Sekitarku #6
Senin, 27 November 2017
Matematika di Sekitarku #5
Minggu, 26 November 2017
Matematika di Sekitarku #4
Sabtu, 25 November 2017
Matematika di Sekitarku #3
Matematika di Sekitarku #2
Matematika di Sekitarku #1
Minggu, 12 November 2017
Kayak Dipanggang
Singkat cerita, kelas pun dimulai. Ustadz Cemal mengawali kelas dengan memeriksa PR kami satu per satu. "Maa syaa Alloh, sempurna", ustadz Cemal berdecak kagum saat melihat PR yang aku kerjakan. Aku hanya mengulum tawa saat melihat apresiasi beliau, kemudian aku mengacungkan tangan ketika beliau menawarkan pada kami untuk mengerjakan PR di papan tulis. Ustadz kembali berdecak kagum padaku usai PR yang aku tulis di papan tulis selesai. Satu per satu temanku mengerjakan PR di papan tulis, ustadz terus mengapresiasi hasil kerja kami.
Proses belajar mengajar di kelas terus berjalan, sesekali ustadz menerangkan tentang kebudayaan Turki, terutama makananannya (ini part yang paling aku benci, bikin ngiler soalnya, haha). Ustadz Cemal juga aktif bertanya kepada kami, dan pada saat itu ustadz mengiming-imingi kami dengan hadiah bagi siapa saja yang bisa menjawab. Tak disangka, aku terpilih untuk mendapatkan hadiah. "Alhamdulillah hadiah lagi", kataku dalam hati. Namun hingga kelas akan berakhir, hadiah untukku tak kunjung diberikan. Ternyata setelah kelas selesai ustadz Cemal kembali ke kelas setelah sebelumnya bergegas pergi seperti hendak mencari sesuatu, beliau berkata "boleh ya hadiahnya minggu depan saja?". Haha, ternyata harus ditunda. Tak apalah, semoga minggu depan aku sehat dan bisa kembali belajar, serta menerima hadiah yang ustadz janjikan tentunya.
Siang tadi aku mendapatkan tumpangan untuk pulang dari teman sekelasku. Usai makan siang dan shalat dzuhur, aku dan temanku bergegas pulang. Temanku mengantarkan hingga perempatan Komsen. Memang nama yang aneh untuk sebuah kawasan. Tapi kawasan Komsen memang ada, kawasan perempatan antara jalan menuju ke Cileungsi, Bekasi, dan Pondok Gede. Untukku, sesampainya di Komsen aku harus naik angkot lagi satu kali, jurusan Komsen-Cileungsi. Perjuangan dimulai disini. Jalan menuju Cileungsi sedang dicor besar-besaran, sistem buka tutup diberlakukan, jalur yang digunakan hanya 1 arah, jadilah arus kendaraan harus bergantian menunggu. Awalnya si abang supir terlihat uring-uringan ketika harus membawa penumpang yang hanya berjumlah 2 orang, yaitu aku dan seorang nenek. Alhamdulillah angkot tetap meneruskan perjalanan, dan penumpang pun banyak yang menaiki angkot hingga angkot mulai terisi penuh.
Serombongan penumpang yang terdiri dari seorang ibu-ibu, seorang laki-laki dewasa, dan anak-anak yang mungkin jumlahnya 5 orang, naik dan membuat angkot yang aku tumpangi mendadak sesak. Tak lama setelah itu kami harus mengantri di jalur yang ditutup. Subhanallah, mengantri di kemacetan dengan panas terik di saat tengah hari luar biasa, rasanya kayak dipanggang. Tapi aku berusaha bersikap tenang. Aku jadi ingat bahwa aku harus tetap menunjukkan sikap tidak kepanasan meskipun kepanasan saat berada di luar menggunakan kerudung. Karena dengan begitu, diharapkan ada saja orang yang berpikiran bahwa menutup aurat itu ternyata tidak menganggu meskipun cuaca panas. Hehe...
Minggu, 05 November 2017
Nangis di Angkot
Entah kenapa selalu ada cerita menyebalkan antara aku dan angkot. Tadi pagi merupakan cerita menyebalkan kesekian kalinya yang aku alami. Kejadian yang menyebabkan aku terlambat masuk kelas untuk les bahasa Turki padahal aku sudah berangkat pagi-pagi dari rumah.
Seperti biasa, aku berangkat pukul 7. Aku harus naik angkot sebanyak 3 kali. Angkot pertama jurusan Cileungsi-Komsen, angkot kedua jurusan Pondok Gede-Bekasi, dan angkot ketiga jurusan Pondok Gede-Kalimalang. Cerita menyebalkan itu terjadi saat aku naik angkot yang kedua. Biasanya angkot jurusan Pondok Gede-Bekasi akan langsung membawaku ke Pondok Gede, tapi berbeda dengan tadi pagi. Setelah ganti supir, angkot itu membawaku mengelilingi kota Bekasi. Aku mulai kesal dengan kenyataan yang baru aku sadari bahwa angkot itu membawaku kearah dimana aku pertama kali naik!
Aku bisa merasakan raut wajahku berubah. Tak lama setelah bertanya pada pak supir, air mataku tak terbendung karena aku sadar bahwa aku akan terlambat mengikuti kelas.
Benar saja, pukul 09.30 aku baru tiba di kelas. Keadaan bangku sudah penuh terisi. Rupanya ada beberapa siswa dari kelas siang yang masuk pagi. Ketika bingung mencari tempat duduk, aku merasa beruntung ada seorang teman yang mau menolongku mengambilkan meja. Semoga Alloh membalas kebaikanmu. Aamiin
Karena suasana hati yang masih kacau, untuk beberapa saat aku belum bisa berpikir jernih dan fokus pada materi yang disampaikan. Hingga akhirnya aku mulai bersemangat ketika temanku tadi aktif mengajak diskusi tentang materi yang kami rasakan sama-sama sulit.
Sampai akhirnya tiba di penghujung jam pelajaran, Ust. Cemal membawa toples berisi kue berbentuk kubus putih dengan toping biji almond diatasnya. Beliau bertanya kepada kami siapa saja yang belum mencicipi kue tersebut. Aku mengacungkan tangan dan Ust. Cemal pun menyodorkan toples itu kepadaku. Beliau memberitahuku bahwa itu adalah manisan Turki. Dari situ perasaanku mulai berdamai dengan peristiwa di angkot tadi. Dan tak hanya itu. Sesaat sebelum Ust. Cemal mengakhiri kelas, beliau mengambil sebuah buku berwarna merah muda. Beliau berkata bahwa buku tersebut akan ia berikan untuk satu orang diantara kami. Usai menatap satu per satu ke arah meja kami, tak disangka Ust. Cemal memberikan buku itu padaku! Iya, padaku! Beliau memberikannya tanpa alasan! Aku merasa senang sekali. Rasanya kejadian nangis di angkot tadi hilang begitu saja. Teşekkür ederim öğretmen 😊
Jumat, 03 November 2017
Games Level 5 Kelas "Bunda Sayang" IIP Banten #membaca10
- Usia 1-2 tahun,
anak dilatih untuk teratur dalam jadwal tidur.
- Usia 2-3 tahun
displin toilet training.
- Usia 3-4 tahun
disiplin menggosok gigi.
- Usia 4-5 tahun,
anak dilatih untuk menyiapkan keperluannya sebelum berangkat sekolah.
- Usia 5-6 tahun,
pengenalan jadwal belajar, minimal 1 jam setiap malam.
Games Level 5 Kelas "Bunda Sayang" IIP Banten #membaca9
Games Level 5 Kelas "Bunda Sayang" IIP Banten #membaca8
"Nama anak, bukan asal lucu. Karena memberi nama adalah pekerjaan serius."
Begitulah kalimat pertama yang saya baca pada halaman 191 dalam buku "Mendidik dengan Cinta". Kita sering mendengar istilah what's in a name, namun hal tersebut tentunya sangat bertolak belakang dengan ajaran Islam. Dalam perspektif Islam, nama tidak bisa dianggap hal sepele. Di halaman selanjutnya dijelaskan bahwa terdapat tuntunan-tuntunan Islam dalam pemeberian nama, diantaranya:
- Pilih yang baik
- Jauhi yang dapat mengotori kehormatan
- Jauhi yang bermakna pesimistis
- Jauhi makna optimistis
- Menjauhi penyamaan nama Alloh
Kamis, 02 November 2017
Games Level 5 Kelas "Bunda Sayang" IIP Banten #membaca7
Games Level 5 Kelas "Bunda Sayang" IIP Banten #membaca6
Rabu, 01 November 2017
Games Level 5 Kelas "Bunda Sayang" IIP Banten #membaca5
Dari buku "Mendidik dengan Cinta", saya tersadar bahwa orang tua atau guru TK benar -benar dituntut untuk ekstra sabar. Dengan kondisi yang terlatih untuk bersabar tentunya kita--sebagai seorang ibu--akan mampu berpikir jernih saat menghadapi masalah-masalah yang muncul saat anak tiba-tiba rewel, apalagi bagi seorang ibu yang memiliki anak kecil yang usianya balita dan batita. Emosi kita akan cenderung lebih sering marah ketika kondisi fisik dalam keadaan lelah dan adanya tuntutan untuk memberikan perhatian lebih pada si sulung. Pun sama yang saya alami sebagai guru TK. Ada beberapa anak yang menurut saya mereka sangat cerdas, secara tidak langsung mereka menuntut saya untuk memberikan kegiatan yang lebih menyenangkan, menantang, dan sesuatu hal yang baru. Namun usaha yang bisa saya lakukan belum bisa maksimal karena kapasitas saya sebagai guru TK yang harus memberikan perhatian kepada 10 anak sekaligus dalam satu kelas. Tak jarang si anak cerdas ini ngambek dan akhirnya tidak mengikuti aktivitas belajar untuk beberapa saat.
Sejak membaca hal ini, saya tersadar tentang apa yang sebenarnya mereka--murid-murid saya--rasakan. Bismillah... semangat menambah jam terbang! Ganbatte!
Games Level 5 Kelas "Bunda Sayang" IIP Banten #membaca4
Masih tentang Ragam Dunia Anak yang merupakan bab ke 5 dalam buku "Mendidik dengan Cinta". Kali ini saya mencoba untuk membaca serta membuat gambaran terkait sub bagian ke-5 ini, yaitu tentang pola jajan sehat. Sebelumnya wawasan saya terbuka saat mengikuti salah satu seminar pakar parenting kenamaan, beliau membahas tentang pentingnya pola jajan yang sehat bagi anak. Tak hanya itu, dijelaskan bagaimana kita sebagai orang tua seharusnya memiliki aturan yang jelas terkait jadwal jajan anak-anak dan jumlah rupiah yang juga harus diatur oleh orang tua.
Hampir serupa, dalam buku ini dijelaskan juga bahwa orang tua harus ekstra sabar memberikan pengertian kepada anak bahwa tidak semua hal yang mereka inginkan bisa mereka dapatkan, ya, terkait jajan ini, tidak semua jajanan bisa mereka beli. Maraknya jajanan yang mengandung bahan kimia berbahaya praktis membuat orang tua khawatir. Dalam hal ini tentunya orang tua, khususnya ibu dituntut untuk mampu menciptakan kreasi jajanan sehat dan menarik untuk anak.
Tak hanya itu, saya teringat dalam salah satu tema mastermind di kelas "Bunda Sayang" beberapa waktu lalu yang menyinggung tentang kemampuan anaknya dalam memilah kemasan jajanannya sendiri, terdapat label halal atau tidak. Bahkan karena begitu selektifnya, anak tersebut tidak mau memakan abon buatan rumah yang tidak terdapat label halal dalam kemasannya. Saya juga teringat rekan se-profesi saya saat beliau mengajarkan bagaimana caranya membeli jajanan yang baik untuk anak-anak. Anak-anak diberitahu seperti apa label halal, dan sang guru mengajarkan anak-anak untuk tidak membeli makanan yang tidak ada label halalnya.
Nah, kali ini saya merasa memiliki PR besar untuk turut menerapkan pada anak didik saya terkait label halal pada jajanan ini. Saya sudah mengetahui ilmunya, dan saya akan berusaha untuk mengaplikasikannya. Bismillah...
Games Level 5 Kelas "Bunda Sayang" IIP Banten #membaca3
Masih dengan buku yang sama, "Mendidik dengan Cinta". Saya mencoba konsisten membaca dan mengumpulkan tugas di kelas 'Bunda Sayang', meskipun sudah 2 hari ini kesehatan saya terganggu. Saya terserang demam yang diakibatkan oleh radang telinga. Saya masih bisa memaksakan diri untuk mengajar anak-anak di TK seperti biasa, namun ketika usai jam sekolah, badan tak bisa diajak kompromi. Meriang bisa datang dan pergi sesuka hati, jadi waktu luang yang ada hanya bisa saya gunakan untuk berbaring. Tak mampu lagi saya membaca buku, karena untuk mencerna satu paragraf dengan posisi fokus pada buku cukup menguras tenaga pada saat kondisi seperti itu.
Bagian ke-5 dengan tema "Ragam Dunia Anak" menjadi cemilan yang menemani saya untuk terus belajar, bagaimanapun kondisinya. Terdapat 6 poin pembahasan yang uraiannya tidak lebih dari 8 halaman.
Bohong atau Khayal? menjadi poin pertama yang saya cerna perlahan. Sebagai pembelajar yang sudah mencapai usia 24 tahun, saya membaca paragraf demi paragraf uraian tersebut dengan membayangkan posisi saya sebagaimana anak-anak yang sedang mengalami fase perkembangan tersebut. Dipaparkan bahwa anak-anak memang memiliki karakter haus akan pujian, jadi tak heran bila mereka berbohong hanya untuk mendapatkan pujian. Masih dalam batas yang wajar bila hal tersebut dilakukan oleh anak-anak saat fase perkembangannya, namun kita sebagai orang tua tidak boleh luput untuk terus memberikan pengarahan dan bimbingan. Anak-anak perlu mengetahui bahwa pada dasarnya berkata atau berbuat jujur itu lebih terpuji.
Dalam hal ini saya juga kembali tersadarkan bahwa orang tua juga berperan penting sebagai teladan dalam memberikan contoh yang baik kepada anak-anak di rumah. Ketika orang tua bersikap jujur kepada setiap anggota keluarga atau kepada orang lain, maka anak akan menilai dan meniru hal tersebut.
Selain itu, dipaparkan pula tentang dunia khayal yang sering terjadi pada anak. Ya, tak jarang mereka berimajinasi. Anak-anak mampu bercerita kepada orang tua atau teman-temannya tentang hal-hal yang mereka khayalkan. Peran orang tua disini ialah melatih anak agar mampu membedakan mana imajinasi dan mana hal yang sebenarnya.