Hari ini aktivitasku di sekolah
lumayan “war byasah”. Beberapa anak di kelasku tidak berpuasa. Ada yang
berpuasa setengah hari. Sebelum berbuka rengekannya minta ampun untuk dapat diberi
ijin minum. Belum lagi ada dua muridku yang laki-laki, lebih super dari Boboboy
di TV. Kocar-kacir kesana kemari. Sebut saja Evan dan Ririf. Mereka berdua
teman dekat dalam bermain dan bertengkar. Biasalah, namanya juga anak-anak.
Tapi kalau sudah menangis, pening juga rasanya. Haha *curhat
Tadi pagi selesai melakukan
kegiatan inti, Evan dan Ririf berlarian kesana kemari. Padahal sudah waktunya
pulang sekolah. Ketika anak-anak yang lain sudah menggendong tas dan
bersiap-siap kumpul di karpet untuk berdoa bersama sebelum pulang, Ririf yang
basah karena peluh keringat masih belum bisa diajak berkompromi meski sudah
kubujuk dengan rayuan maut J
Ririf baru mau meresponku ketika
tasnya hendak disembunyikan olen Evan. Seketika aku langsung menghentikan aksi
Evan dengan cara memberitahu Evan untuk menghentikan aksinya. Evan hanya
tersenyum kegirangan sambil menaruh tas Ririf di atas papan pembatas kelas.
Begitulah Evan, ia tak pernah merasa aku marahi. Sebenarnya aku pun berusaha
untuk tidak memarahi murid-muridku.
Ririf mengikutiku dari belakang
ketika aku hendak mengambilkan tas miliknya. Aku kalah gesit dari Ririf. Ririf
telah lebih dulu berjinjit untuk meraih tasnya yang berada di atas papan.
Karena kejadian itu, Ririf sepertinya lelah untuk melanjutkan berlarian. Momen
yang tepat pikirku. Aku langsung meraih tangan Ririf dan mengajaknya duduk
sambil berkata, “Ririf sayang, lebih baik
tas Ririf digendong ya, kan sebentar lagi waktunya pulang sekolah, nak”.
Ririf terdiam dan menuruti
ajakanku. Aku menuntun tangannya sambil berjalan ke karpet. Ririf Nampak lelah,
ia bersandar padaku. Beberapa saat kemudian Ririf berkata, “Bu, Evan-nya nakal loh”.
“Ya sudah, cuekin aja ya kalo Evan nakal”, jawabku.
Ririf mengangguk dan mulai
mengikuti teman-temannya untuk berdoa sebelum pulang. Namun tak disangka, belum
selesai berdoa, Ririf kembali segar dan melompat menjauhiku. Ia beraksi lagi L
0 komentar:
Posting Komentar