Ibarat Ramadhan, menjalankan tantangan
10 hari komunikasi produktif seakan tak terasa. Kini memasuki hari ke-4,
kegiatan Ramadhan di sekolah berjalan seperti biasa. Masih banyak kejadian lucu
dan menggemaskan yang dilakukan oleh anak-anak. Contoh kasusnya seperti Lalan
yang akan aku ceritakan pada kali ini. Lalan nampak menunggu dibelakangku saat
aku berdiri untuk mengecek handphone yang sedang aku charge. Aku
langsung menghampiri Lalan dan membungkukkan badan sejajar dengannya. Seperti
biasa Lalan masih terdiam dan belum mau menjawab salam dariku. Ia hanya mencium
tanganku layaknya seorang murid terhadap guru. Aku memegang bahunya dan
menggiringnya ke ruangan sebelah untuk mengaji Iqro.
Lalan masih saja terdiam ketika aku
tanya ia puasa atau tidak. Aku berusaha menggodanya. Ketika itu Lalan
mengenakan topi, aku mengambil topinya kemudian memakainya. Jelas tak akan
cukup di kepalaku. Tapi yang terjadi adalah Lalan tertawa puas sekali melihat
tingkahku. Momen itu aku manfaatkan untuk membujuknya agar mau mengaji Iqro.
Awalnya mengaji Iqro berjalan lancar, meski Lalan ogah-ogahan ketika
membaca surat Al Fatihah. Tak sampai dua
baris mengaji, Lalan tiba-tiba bercerita pengalamannya. Aku setia mendengarkan.
“Bu guru, tadi Lalan sama Bapak pergi ke gudang. Soalnya tadi pas Lalan datang,
bu gurunya baru sedikit”, ujarnya. “Wah, gudang apa itu? Dimana
tempatnya, sayang?”, tanyaku. “Gudang tempat kerja ayah. Tempatnya dari
sini belok, terus kesini, kesini, nyampe deh. Terus Lalan mijit tombol gini (sambil
menggerak-gerakkan tangannya meliuk-liuk dan mempraktekkan cara ketika ia
memijit tombol menggunakan jempol)”, tambahnya lagi.
Aku berusaha setia mendengarkan
cerita Lalan hingga selesai. Aku juga tak lupa memberikannya pujian. “Wah
seru deh pengalaman Lalan, jadi nanti mau ke gudang lagi?”, tanyaku. “Ngga
bu”, jawab Lalan. *Gubraaaaaak J
0 komentar:
Posting Komentar