Kamis, 02 Juni 2016

Kalau Boleh Jujur, Siapa Suruh ke Luar Negeri?

Mahasarakham,3 Juni 2016

Judul tulisannya Afgan banget ya? Maksudnya: sadis. Haha. Iya, siapa suruh ke luar negeri? Dikiranya ke luar negeri itu enak dan gampang apa?

Kalau boleh jujur, dalam hati aku suka pengen jawab "dikiranya beli oleh-oleh itu ngga pake uang apa?!" ketika ada yang nanya "kapan berangkat? jangan lupa oleh-oleh ya!". Ya Rabb...

Kalau boleh jujur, mempersiapkan keberangkatanku ke Thailand itu bener-bener jatuh-bangun dan berderai air mata. Bukan hanya lelah fisik, tapi lelah hati dan pikiran. Hutang sana-sini untuk beli tiket. Belum lagi kena semprot keluarga karena aku minta bantuan uangnya dadakan. Hal itu juga bukan tanpa alasan, info penerimaan dari Thailand-nya juga ngedadak, jadi ya minta bantuannya juga ngedadak.

Kalau boleh jujur, mempersiapkan persyaratan untuk mendaftar itu ngga mudah. Bikin pasport dalam keadaan sakit dan harus pergi bolak-balik ke kantor imigrasi sendirian. Bolak-balik goes sepeda malem-malem cuma buat beli quota dengan harga murah disekitaran alun-alun sampe masjid agung Seranguntuk nyelesein proposal penelitian sebagai salah satu persyaratan yang diminta pihak dosen pembimbingku di Thailand.

Kalau boleh jujur, setibanya di Thailand ternyata masalah keuangan belum juga selesai. Banyak hal yang tak terduga terjadi. Dari mulai pencairan uang yang prosesnya makan waktu dua bulan. Rice cooker yang tiba-tiba rusak entah kenapa dan aku harus ganti sekitar 300 baht, karena pada saat itu aku sendirian yang pake. Pihak student housing tiba-tiba nagih uang dormitory sebanyak 3600 baht (untuk 4 bulan), yang awalnya aku kira tinggal di dormitory itu gratis, karena temanku dari Indonesia memberi kabar di awal seperti itu: GRATIS.

Kalau boleh jujur, banyak kebutuhan yang harus aku penuhi setelah pulang dari Thailand. Membayar biaya PPL, SPP semester 9, dan biaya hidup selama melanjutkan semester 9 tersebut.

Kalau boleh jujur, aku harus sedikit tahu diri dengan membawa sedikit kenang-kenangan untuk kampus. Istilahnya sedikit 'balas budi'-lah. Karena apa yang aku berikan mungkin tak seberapa, tapi aku yakin beliau-beliau--yang secara tidak langsung telah menyokongku dengan materi, doa, motivasi, dan waktu luangnya--pasti sedikit merasa dihargai ketika aku dapat mewujudkan sedikit rasa terima kasihku tersebut.

Dari semua curahan hatiku tersebut. aku selalu mencoba untuk berpikir positif dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi semuanya. Banyak alternatif yang dapat aku lakukan. Dari mulai menghemat pengeluaran kebutuhan sehari-hari. Misal, untuk makan. Beruntungnya sebentar lagi shaum Ramadhan, so aku dapat lebih hemat dalam pengeluaran untuk membeli makanan. Disisi lain, aku juga ingin membuat teman-teman disekitarku bahagia, karena bagaimana pun aku yakin, aku bisa disini berkat doa mereka juga.

Tapi mungkin alangkah lebih baiknya jika kita dapat meringankan beban teman kita yang hendak bepergian dengan tidak mengatakan "mana oleh-olehnya?'', karena bagiku itu sangat menambah 'beban'. :D
Jadi, aku sudah jujur. Lalu, siapa suruh ke luar negeri? :)

3 komentar:

Nelvianti mengatakan...

Semangat Yena ... Mohon Maaf Lahir dan Batin yaa. :)

Little Dreamer mengatakan...

mksih Nelvi, baca ya? haduh jadi malu :D haha
mohon maaf lahir batin juga ya...
disana kapan mulai puasa?

Nelvianti mengatakan...

Puasa tgl 6 kemaren Yena. Semoga dimudahkan dan dilancarkannya semua tugas-tugas dan kegiatannya.

Posting Komentar