Nakon Ratchasima adalah salah satu provinsi di Thailand yang dapat ditempuh kurang lebih selama 2 jam 43 menit menggunakan mobil pribadi. Nama lainnya adalah Khorat. Provinsi ke-6 yang aku kunjungi selama berada di Thailand. Kesempatan untuk berkunjung datang dari Ajarn Prasong. Kami berangkat dua hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 21 Juni. Beliau menjemputku dari dormitory sekitar pukul 13.00 dan tiba sekitar pukul 19.00. Loh! Tadi katanya cuma 2 jam 43 menit? Iya, beliau mengajak kami--aku, satu orang muridnya, dan Ajarn Wajjupa--untuk mampir ke dua tempat yang merupakan objek wisata yang ada di distrik Phimai, yaitu objek wisata religi (Budha) yang tak aku ketahui namanya dan Phimai Historical Park.
|
anybody can translete, please :) |
|
Rerimbunan pohon yang menjadi pusat tempat wisata religi (Budha). |
|
Bagian depan Phimai Historical Park. |
|
no caption :) |
Sekitar sebulan yang lalu, Ajarn Prasong mengajakku untuk turut serta dalam kegiatan "English Kid's Camp" yang diselenggarakan oleh Thetsaban 5, Wat Samoh Rai (kelas 5, sekolah "Wat Samoh Rai"). Awalnya aku menolak karena ada agenda observasi yang harus aku lakukan di Satit Demonstration School of Mahasarakham University. Namun dengan berbaik hati, Ajarn Prasong memberitahuku bahwa ia akan dengan senang hati untuk menerima konfirmasi jika aku berubah pikiran. Dan akhirnya dosen pembimbingku menyetujui agar aku turut serta bersama Ajarn Prasong.
Dalam kegiatan english camp tersebut, Ajarn Prasong bersama ketiga rekannya--yang telah aku sebutkan diatas--menjadi story teller. Beliau-beliau bisa dibilang expert dalam bidang story telling. Tak hanya mendongeng dalam bahasa Thailand, beliau-beliau mahir mendongeng dalam bahasa Inggris. That is cool!
|
Aku, phi (Thai: kakak, "kak") Jum, dan guru-guru Wat Samoh Rai. |
Aku merasa sangat bersyukur mendapat kesempatan ini. Aku banyak bertemu dengan orang-orang baru. Dan yang lebih menyenangkan adalah aku bisa berinteraksi dengan anak-anak. Walaupun mereka bukan early childhood--karena peserta english camp rata-rata berumur 11 tahun, tapi aku tetap gembira bisa tertawa dan berbagi ilmu bersama mereka. Uniknya, ada satu orang anak perempuan yang begitu antusias mendekatiku. Bahkan tadi di hari terakhir kegiatan, ia yang paling erat memelukku.
Aku terbawa suasana haru karena perpisahan. Beberapa anak yang sebelumnya tak pernah berkomunikasi denganku, datang menghampiriku dan berkata sesuatu dalam bahasa Thailand yang tidak dapat aku mengerti, aku hanya mengangguk kemudian terkejut karena ternyata ia meminta ijin untuk memelukku. Sungguh aku merasa memiliki keluarga baru. Mereka menerimaku dengan kehangatan hati.
|
Aku, peserta engslih camp yang sebelumnya sempat memelukku, dan salah satu guru bahasa Inggris di Wat Samoh Rai |
Seusai acara, kami berfoto bersama. Mereka kembali ke rumah masing-masing, dan aku masih menunggu esok hari untuk kembali ke dormitory. Sore hari tadi, Ajarn Prasong kembali membawaku tour. Kali ini sasarannya museum. Oh iya, jika kemarin kami sempat tour menuju salah satu kawasan pertanian dan harus gigit jari karena tempat tersebut ditutup untuk umum saat musim hujan, kali ini juga sama. Museum tersebut tutup, namun kami tak kembali gigit jari karena hanya dengan berjalan di sekitar area museum, rasa ingin tahu kami--khususnya aku--dapat terpenuhi.
|
Sesi foto bersama peserta engslish camp. |
|
Bagian depan kawasan wisata pertanian yang tidak jadi kami kunjungi. |
|
Di museum sore tadi. |
Saat ini, aku masih berada di salah satu kamar hotel di komplek Royal Thailand Army. Tempat yang sangat nyaman untuk persinggahan sementara. Terdapat beberapa danau dan taman yang ditata dengan apik. Lagi-lagi aku sangat bersyukur karena suguhan ciptaan-Nya. Alhamdulillah...
|
View danau di sekitar penginapan Army Complex. |
Sekian, semoga menginspirasi.
Korat, 24 Juni 2016
23.03
0 komentar:
Posting Komentar