Kini saatnya mengukir jejak baru. Berada di tempat baru menyebabkan si Upik harus kembali beradaptasi. Kini ia kembali merantau dari kampung halaman bukan untuk kuliah lagi, tapi untuk mengajar TK. Tampaknya kedua hal tersebut berbeda, namun si Upik tak ingin menyebut dirinya sedang bekerja. Si Upik sangat senang jika ia menyebut hal yang kini sedang dijalaninya ialah sebagai proses belajar, menambah pengalaman, mengukir jejak baru.
Jauh dari keluarga memang terasa sangat pahit. Seakan hidup sengsara hanya dijalaninya sendiri. Melakukan semua hal sendiri. Tapi euforia perayaan wisuda April lalu lebih dari cukup baginya sebagai obat rindu. Berkumpul dengan keluarga setelah 4 tahun lebih merantau untuk meraih gelar sarjana pendidikan menjadi hal yang takkan terlupakan. Lebih-lebih lokasi wisudanya di sekitaran Lembang dan kado spesial yang tak disangka-sangka ialah menjadi salah satu wisudawan terbaik sekaligus memboyong semua anggota keluarga dengan undangan VIP. Semoga setelah merantau kali ini si Upik bisa kembali mengumpulkan anggota kekuarganya di acara resepsi pernikahan. *eh
Si Upik masih sering menggunakan istilah "rasa-rasanya...", entah mungkin karena waktu yang ia lalui terasa cepat berlalu. Sampai saat ini ia bilang rasa-rasanya baru kemarin ia masih di Serang, menjalani rutinitas mengajar sampai jatuh memeluk aspal kemudian mudik ke kampung halaman. Rasa-rasanya baru saja kemarin ia bertemu dengan pangeran berkuda putih yang mengurusinya saat kecelakaan. Ah rasa-rasanya kejadian itu menjadi kenangan terbaik yang hanya bisa ia simpan.
Si Upik kini masih menanti hari esok yang penuh misteri. Semoga semangatnya tak akan pernah pergi.
Cibubur, 8 Juli 2017
0 komentar:
Posting Komentar