Satit DMSU (
Demonstration School of Mahasarakham
University) adalah nama sebuah Taman Kanak-kanak yang memiliki fasilitas satu ruang bermain
indoor, taman bemain
outdoor yang sangat luas, toilet yang jumlahnya sangat memadai, lahan parkir yang juga cukup luas, pepohonan yang rimbun,
english center, serta tujuh ruang kelas dengan masing-masing kelas memiliki satu orang guru dan satu orang asisten guru. Kelas di Satit DMSU terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok 1 untuk anak usia 4-5 tahun dan kelompok 2 untuk anak usia 5-6 tahun. Kelompok 1 terdiri atas 4 ruangan, 1/1 sampai dengan 1/4, dan kelompok 2 terdiri atas 3 ruangan, 2/1 sampai dengan 2/3. Kelas 2/3 adalah tempatku observasi.
Jumat, 3 Juni 2016 adalah kali pertama aku berkunjung ke TK tersebut setelah sebelumnya hanya bisa lewat dan melihat keadaan TK dari jalan tempatku melintas yang dekat dengan lokasi bangunan. Pada hari itu Dr. Jiraporn Chano, dosen pembimbingku, memperkenalkanku pada
Klu Pla dan
Klu Pich.
Klu adalah sebutan untuk guru yang mengajar di setingkat TK, SD, SMP, dan SMA, dalam bahasa Thailand. Sedangkan
Ajarn adalah sebutan untuk guru yang mengajar di universitas. Setelah berbasa-basi barang sebentar, dosen pembimbingku pulang karena harus menjalani rehabilitasi pada kakinya yang baru selesai dioperasi, dan
Klu Pla mengajakku keluar kelas untuk kemudian diperkenalkan pada semua guru yang mengajar di Satit DMSU. Mereka semua sangat hangat menyambutku. Aku sangat bahagia pada saat itu.
Alhamdulillah...
Oiya, satu masalah kecil yang sebetulnya sangat penting, yaitu masalah komunikasi dengan guru di kelas tempatku melakukan observasi. Beliau tidak terlalu paham bahasa Inggris. Beberapa kali aku mencoba bertanya padanya, namun jawaban yang beliau berikan hanya sekedar "oke", padahal bukan itu yang aku maksud. Salah satu contoh, ketika aku bertanya tempat dimana aku bisa melakasanakan shalat, beliau hanya memancarkan ekspresi bingung kemudian keluar kelas dengan sedikit terburu-buru. Aku pun tak tahu apa yang akan beliau lakukan. AKu hanya berdiri di depan pintu sambil melihat kemana beliau hendak pergi. Ternyata tak selang berapa lama, beliau seperti menemukan sesuatu. Dan keluarlah seorang pria 'bule' dengan berpakaian rapih
plus kacamata. Kutebak beliau adalah guru bahasa Inggris, dan ternyata benar. Yang membuatku amat terkejut adalah, 'bule' tersebut mengerti dan fasih berbicara bahasa Thailand!
Klu Pla seperti hendak menjelaskan bahwa ia tidak paham apa yang aku tanyakan. Kemudian
Klu Pla memperkenalkanku pada 'bule' tersebut. Panggilannya
Klu Eun. Langsung saja aku pun memperkenalkan diri dan mengutarakan maksudku bahwa aku mencari tempat untuk shalat. Singkat cerita, bereslah masalahku atas bantuan
Klu Eun. Terima kasih
Klu Eun :)
Senin, 6 Juni 2016, hari pertama bagiku untuk melakukan observasi. Sedikit canggung dan bingung, canggung karena suasana baru dan bingung karena bagaimana aku berkomunikasi dengan anak-anak, namun itu semua tak berlangsung lama. Kini aku dan anak-anak sudah sangat akrab, meski apa yang mereka bicarakan padaku belum dapat aku mengerti. Sejauh ini aku hanya paham beberapa kata dasar bahasa Thailand yang sudah aku pelajari sebelumnya, selebihnya aku dapat mengerti ketika mereka berbicara padaku sambil mereka menggerakkan tubuh atau menarik tanganku jika memerlukan sesuatu.
Kini hari ke-7 telah usai aku jalani, durasi observasi yang awalnya aku kira sangat lama, ternyata berlalu begitu cepat. Ketika aku mulai akrab dengan anak-anak, tanpa sadar tinggal tujuh kali pertemuan lagi dengan mereka. Seminggu empat kali observasi, senin hingga kamis. Dan di tanggal 22-24 Juni aku harus mengikuti
english camp bersama
Ajarn Prasong di Provinsi Udontano Nakhoracashima.
Observasi yang bersamaan dengan bulan Ramadhan dimana aku harus berpuasa dan keteteran membagi waktu untuk tidur, mengurus kebutuhan pribadi, kegiatan Ramadhan, mempelajari materi TOEFL, mengerjakan
exercise TOEFL, menyusun laporan, dan menyusun skripsi, membuat semangat dan kondisi tubuhku naik turun. Tak jarang rasa malas 'betah' bersemayam dalam diriku (
caelaaaah). Belum lagi tengah hari ketika observasi aku didera rasa ngantuk yang hebat. Ckckck
Tapi tingkah laku anak-anak kelas 2/3 Satit DMSU membuatku selalu ceria dan itu selalu menjadi alasanku untuk kembali semangat. Banyak kisah yang aku alami bersama mereka, dan lebih banyak kisah lucu
plus seru.
Dari mulai tingkah mereka yang mencoba berkenalan dan berbicara denganku meski aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, tingkah laku mereka yang tidak bisa diam, kejadutian lucu seperti buang angin sembunyi-sembunyi ketika
english study, keluar ingus ketika bersin dan kelabakan mencari tissue, mengompol ketika tidur siang, pergi ke toilet ketika aku menawarkan (jika tidak, ya ngompol lagi, haha), menangis karena tidak bisa menggambar, keinginan mereka untuk berbicara bahasa Inggris denganku, dan masih banyak lagi.
Aku menyayangi kalian. Terima kasih telah hadir dalam perjalanan hidupku :)
Mahasarakham, 15 Juni 2016
ditulis ketika menunggu esok hari dimana anak-anak Satit DMSU akan merayakan Hari Guru di Thailand