Masih di bulan Agustus, tepatnya
akhir bulan Agustus. Bulan yang sangat spesial bagiku. Dimana orang-orang
terdekatku mengingat hari ulang tahunku. Dan di tahun ini, bulan Agustus
mencatatkan keputusan penting dalam perjalanan hidupku. Aku akan resign
mengajar.
Juni tahun lalu adalah kali pertama
aku mengajar calistung di salah satu lembaga kursus dan bimbel di kota Serang.
Pada saat itu rasanya campur aduk, bahagia dan bingung. Bahagia karena aku bisa
berkenalan dengan Ghalin, Rina, Reni, dan Fatikh. Anak-anak yang cerdas dan
lucu. Bingung karena itu kali pertama aku mengajar mereka yang karakternya
berbeda satu sama lain.
Seiring berjalannya waktu, formasi
murid calistungku berubah-ubah. Tapi yang jelas, Refan, Farhan, Ghalin, dan
Fatikh adalah murid yang belajar denganku dari awal hingga akhirnya aku melepas
mereka untuk masuk SD.
Belakang: Bu Mumu, Bu Dewi, Aku Depan: Ghalin, Farhan, Refan, Fatikh |
Refan adalah salah satu murid
kesayanganku. Aku bilang salah satu ya, sobat. Itu artinya semua muridku adalah
murid kesayanganku J
Dengan segala karakternya yang unik
sebagai anak-anak, aku selalu merindukan Refan, sama rasanya dengan rasa
rinduku pada murid yang lain. Meski Refan terbilang masuk lebih akhir dibanding
Ghalin dan Fatikh, tapi Refan cepat akrab denganku. Kesenangannya bermain ‘batu
gunting kertas’ denganku sebelum pelajaran dimulai, biarlah menjadi kenangan
indah tersendiri bagiku. Semoga Refan dan anak-anak lainnya dapat tumbuh besar,
cerdas, dan sholeh/sholeha.
‘’Bu Yena sayang kalian...’’
Entah sekarang formasi muridnya
seberapa banyak. Ku ketahui tadi pagi, murid calistung dapat ditangani oleh
satu guru. Ya, selain aku, ada Ibu Mumu. Beliau yang menangani murid calistung
selama kemarin aku libur semester. Tiga bulan bulan lamanya aku rehat sejenak
di kampung halaman.
Bu Mumu, beliau lebih banyak
pengalaman mengajarnya dibanding aku. Beliau menjadi partner-ku mengajar
calistung setelah beberapa bulan aku mengajar sendiri. Kisah karirnya mengajar
sungguh membuatku kagum. Beruntungnya aku bisa banyak belajar pada beliau.
Sedihku sebatas karena perpisahan
dengan anak-anak yang sangat lucu dan cerdas, muridku. Berbagai agenda liburan
di sela-sela kuliah yang mengharuskan aku pulang ke kampung halaman dan usia
mengajarku yang tak mungkin lama lagi karena semester depan aku harus praktek
kerja lapangan membuatku harus memutuskan keputusan ini. Sempat di awal liburan
kemarin aku bimbang untuk mengambil keputusan resign ini, tapi akhirnya
terjawab juga. Alhamdulillah.
Bagiku yang terbaik adalah
mengakhiri aktivitas ini dengan alasan yang tepat dan tidak adanya penyesalan.
Itu semua akan terwujud sebentar lagi. Insya Alloh besok aku akan silaturahmi
ke office. Ya Alloh, lancarkanlah
segala hal yang dilakukan rekan-rekan di course
ini. Semoga semuanya mendapatkan berkah dari-Mu. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar