Selasa, 01 September 2015

Resign Ngajar


Masih di bulan Agustus, tepatnya akhir bulan Agustus. Bulan yang sangat spesial bagiku. Dimana orang-orang terdekatku mengingat hari ulang tahunku. Dan di tahun ini, bulan Agustus mencatatkan keputusan penting dalam perjalanan hidupku. Aku akan resign mengajar.
Juni tahun lalu adalah kali pertama aku mengajar calistung di salah satu lembaga kursus dan bimbel di kota Serang. Pada saat itu rasanya campur aduk, bahagia dan bingung. Bahagia karena aku bisa berkenalan dengan Ghalin, Rina, Reni, dan Fatikh. Anak-anak yang cerdas dan lucu. Bingung karena itu kali pertama aku mengajar mereka yang karakternya berbeda satu sama lain.
Seiring berjalannya waktu, formasi murid calistungku berubah-ubah. Tapi yang jelas, Refan, Farhan, Ghalin, dan Fatikh adalah murid yang belajar denganku dari awal hingga akhirnya aku melepas mereka untuk masuk SD.
Belakang: Bu Mumu, Bu Dewi, Aku
Depan: Ghalin, Farhan, Refan, Fatikh

Refan adalah salah satu murid kesayanganku. Aku bilang salah satu ya, sobat. Itu artinya semua muridku adalah murid kesayanganku J
Dengan segala karakternya yang unik sebagai anak-anak, aku selalu merindukan Refan, sama rasanya dengan rasa rinduku pada murid yang lain. Meski Refan terbilang masuk lebih akhir dibanding Ghalin dan Fatikh, tapi Refan cepat akrab denganku. Kesenangannya bermain ‘batu gunting kertas’ denganku sebelum pelajaran dimulai, biarlah menjadi kenangan indah tersendiri bagiku. Semoga Refan dan anak-anak lainnya dapat tumbuh besar, cerdas, dan sholeh/sholeha.
‘’Bu Yena sayang kalian...’’
Entah sekarang formasi muridnya seberapa banyak. Ku ketahui tadi pagi, murid calistung dapat ditangani oleh satu guru. Ya, selain aku, ada Ibu Mumu. Beliau yang menangani murid calistung selama kemarin aku libur semester. Tiga bulan bulan lamanya aku rehat sejenak di kampung halaman.
Bu Mumu, beliau lebih banyak pengalaman mengajarnya dibanding aku. Beliau menjadi partner-ku mengajar calistung setelah beberapa bulan aku mengajar sendiri. Kisah karirnya mengajar sungguh membuatku kagum. Beruntungnya aku bisa banyak belajar pada beliau.
Sedihku sebatas karena perpisahan dengan anak-anak yang sangat lucu dan cerdas, muridku. Berbagai agenda liburan di sela-sela kuliah yang mengharuskan aku pulang ke kampung halaman dan usia mengajarku yang tak mungkin lama lagi karena semester depan aku harus praktek kerja lapangan membuatku harus memutuskan keputusan ini. Sempat di awal liburan kemarin aku bimbang untuk mengambil keputusan resign ini, tapi akhirnya terjawab juga. Alhamdulillah.

Bagiku yang terbaik adalah mengakhiri aktivitas ini dengan alasan yang tepat dan tidak adanya penyesalan. Itu semua akan terwujud sebentar lagi. Insya Alloh besok aku akan silaturahmi ke office. Ya Alloh, lancarkanlah segala hal yang dilakukan rekan-rekan di course ini. Semoga semuanya mendapatkan berkah dari-Mu. Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar