17 Agustus 2015
Kisah lucu gak cuma kejadian
video itu. Ada juga kisah saat aku role
play di kelas Speak Up 2. Seperti
biasa sebelum melakukan games, member disuruh berhitung. Usai berhitung, kami
berpindah posisi, duduk melingkar dengan partner masing-masing. Hasil berhitung
itu, aku, Habibi, Yunus, dan Maria satu kelompok. Jumlah kelompok ada empat.
Satu kelompok 4-5 orang.
Setiap kelompok diberi kertas.
Isi kertas itu pemaparan tema role play.
Kelompokku harus menceritakan kisah tentang sepasang suami istri yang baru saja
menikah dan pada suatu hari sang suami baru mengetahui dari cerita temannya
bahwa sang istri merupakan transgender.
Tamatlah riwayatku karena aku
kebagian jadi sang istri yang melakukan transgender! Habibi berperan menjadi
sang suami, Yunus berperan menjadi teman sang suami, dan Maria sebagai teman
dariku alias sang istri. Kami melakukan dialog dalam bahasa Inggris.
Sepanjang pementasan, kami
ditertawakan seakan-akan kami pemeran OVJ. Oh nooooo!!!
Member dan tutor puas
terpingkal-pingkal menyaksikan permainan peran kami. Kami selaku pemain pun tak
luput dari menahan tawa. Habibi yang gokil semakin menambah lucu suasana. Aku
hanya pasrah dan banyak memberikan penjelasan bahwa “I’m normal’. Haha
18 Agustus 2015
Lima hari sebelum berakhirnya
kelas speaking-ku di Kampung Inggris,
aku jatuh sakit. Entah karena suhu udara yang panas dan kurang minum atau
kelelahan, malam harinya aku demam. Hingga larut malam aku tak bisa tidur,
padahal besok pagi aktivitas tak bisa di-skip
begitu saja.
Ketika Tasya berbaring di
sebelahku, aku memegang tangannya untuk menunjukkan bahwa aku demam. Sontak doi
langsung cemas.
“heh Yena badan lo anget!”,
“iya aku pengen tidur, perlu tidur doang”,
“Antap cepet matiin lampu! Yena mau tidur, dia sakit. Anak orang ini!
Anak orang ini! Cepet! Cepet!”, Tasya nyerocos dengan paniknya.
Dengan santai aku Cuma jawab, “iyalah, Sya...aku anak orang, masa anak
ilang!”
“hehe iya maksudnya cepet matiin lampu biar lo tidur” Tasya masang
tampang oon-nya.
Setelah Antap matiin lampu, kita
tidur. Aku sempet bangun lagi buat minum. Tenggorokan kering dan sakit banget
rasanya.
Paginya aku masih bangun pada jam
biasa, langsung mandi, shalat, dan tilawah. Aktifitasku juga biasa, gak ada
kelas yang aku skip. Masuk kelas
rasanya sedikit gak nyaman. Hidung mampet dan bersin-bersin, akhirnya ingusan.
Tasya nyaranin buat minum obat,
tapi karena agak-agak gak percaya gitu sama obat warung yang tablet-an, aku
beli satu bungkus to*** **ngin cair.
Ada kisah mengharukan ketika aku
selesai shalat ashar di mushola. Aku berjumpa dengan ibu-ibu yang juga baru
selesai shalat di mushola itu. Aku menyalaminya. Beliau mengajukan beberapa
pertanyaan lazim saat seseorang baru pertama kali bertemu, “aslinya dari mana
de? Kursusnya dimana? Udah berapa lama?”. Aku menjawab semua pertanyaannya dan
aku balik bertanya, “ibu asli sini?”, si ibu menjawab, “iya saya dari daerah
Pare sana, ini lagi liat anak lomba gerak jalan, adek jaga kesehatan ya, makan
yang teratur”.*beuh langsung inget mamah di rumah, hoaaa
0 komentar:
Posting Komentar