9 Agustus 2015
Perkenalanku dengan teh Tila
terjadi pada saat dini hari ketika tiba di office
lembaga kursus yang kami pilih. Selain teh Tila, aku berkenalan dengan tiga
orang lainnya. Masing-masing dari Jogja, Bekasi, dan satu lagi aku lupa.
Teman baru. Itulah yang akan kita
dapatkan di tempat baru. Tapi hal ini gak melulu terjadi pada diriku. Kenapa?
Soalnya disana aku ketemu Novi. Siapa dia? Artis? Model? Bintang iklan?
Bukan...bukan. dia itu sahabatku. Yakin dia nganggep kamu sahabatnya, Yen? Ya,
gak juga sih, usaha aja dulu. *mulai aneh
Jadi begini ceritanya. Pada suatu
hari, Novi pamit padaku via BBM. Ia berkata akan pergi ke Kampung Inggris untuk
mencari ilmu dan juga jodoh. *eaa
Sontak aku terkejut membaca chat darinya. Gegas saja aku berkata
bahwa aku juga sudah mendaftar kelas Speaking
di Kampung Inggris untuk 2 minggu. Singkat cerita, Novi langsung bikin PM:
“Jauh-jauh ke Pare ketemunya ente lagi”. *tega kan dia?
Aku tiba lebih dulu dibanding
Novi. Novi tiba sekitar pukul satu siang, sedangkan aku tahu sendiri kan dari
cerita yang sebelumnya, aku tiba di Kediri sekitar pukul 3 dini hari. Setelah
aku dan Novi kontekan terus, Novi ngasih tahu kalo dia udah nyampe di Kampung
Inggris, dia pun ngasih tahu alamat kosannya. Alhasil aku langsung cusss nyusul
Novi pake sepeda. Alhamdulillah ketemu. Dia lagi berdiri di depan rumah
kosannya. Ternyata dia mau pindah kosan karena disitu penuh. Dia juga udah
nyewa sepeda. Koper Novi dibawa empunya kos. Kita berdua ngikutin si empu dari
belakang. Sampailah di kosan Novi, beres-beres sebentar, kita cus lagi. Aku
nganter Novi makan, abis itu nganter dia shalat Dzuhur, abis itu nganter dia
beli celana panjang ama anduk, aku jadi ikut-ikutan belanja. Aku beli gantungan
baju. Beres belanja, Novi nganter aku pulang ke camp. Sekalian dia pengen tahu
camp aku.
Aku hafal raut wajah Novi. Raut
wajahnya bilang kalo camp aku “ngeri”. Mungkin karena terlalu banyak orang. *ya
iyalah, namanya juga camp alias asrama
Dia cuma duduk sebentar, ngobrol
sebentar sama teman sekamarku di kamar 6. Karena sama-sama bisa bahasa Jawa,
nyambunglah mereka. *nyambung sedikit, hehe
Oya, kali pertama aku datang ke
camp, aku ditaro di kamar 6. *tas kali ditaro -__-
Semua penghuni kamar 6 itu baru.
*hantu kali, penghuni -__-
Setiap kamar itu diisi empat
orang. Kamar 6: aku dan tiga orang yang berasal dari satu daerah. Aku lupa
mereka itu dari Pasuruan atau Nganjuk ya? Entahlah. Hehe. *maaf ya, aku bukan
pengingat yang baik terkait nama dan asal daerah orang yang sebentar aku kenal.
Aku sempet galau karena aku
ngerasain kurang nyaman ama mereka. Secara... mereka itu keliatan banget udah
saling kenal dan soulmate banget,
sedangkan aku? Aku hanya orang Sunda yang seringnya cuma melongo
ngedengerin mereka ngobrol. *disitu
kadang saya merasa sedih, soalnya pada saat itu english area belum diterapkan.
Balik lagi ke cerita aku dan
Novi. Selesai acara mampirnya Novi ke camp-ku, ya udah sih gak ada lagi cerita.
Selebihnya aku cuma istirahat di kamar. Ada cerita menarik ketika malam tiba.
Waktu itu aku ngerasain rasa bete yang menggalaukan. *alay lo Yen!
Gimana ngga bete? Baru datang,
diem aja di kamar. Mau pergi juga gak tahu mau kemana. Mau ngobrol sama member camp yang lain juga malu karena
belum pada kenal. Kepastian pindah kamar juga tak kunjung tiba. Aku hanya bisa
menanti. Beberapa saat ketika sedang menanti, muncullah sosok wanita, remaja cantik,
hitam manis, berkawat gigi, dan berambut ikal. Jaket jeans yang dikenakan menambah cool
pada auranya. Ia menyapa dan mengajak penghuni kamar 6 alias aku dan ketiga
temanku untuk makan diluar. Aku menolaknya secara halus dengan alasan masih
kenyang. Tak menunggu lama, beberapa kalimat menyusul keluar dari bibirku. Aku
bertanya “kemana mentornya? Kapan kita mulai kumpul? Lama banget ko gak ngumpul-ngumpul?”.
Ia hanya menjawab, ”besok malam, sista...”. Aku hanya memasang wajah datar.
Keesokan harinya, belakangan aku ketahui bahwa wanita itu adalah tutorku!
Hahaha. *pasang wajah imut tanpa dosa
...to be continue
0 komentar:
Posting Komentar