Jumat, 15 Juli 2016

NEGARA KEDUA BAGI SI PEMIMPI

Sore itu hujan turun dengan derasnya menemani seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang internship di Thailand dan masih jomblo serta hatinya dirundung galau. Sendiri, sepi, pecahkan saja celengannya! -_-
Ia galau bukan karena memikirkan sang mantan kekasih yang sudah punya pacar lagi atau pun jodoh yang masih dirahasiakan Alloh. Bukan juga galau karena menahan rasa rindu pada keluarga yang sudah enam bulan tak ia jumpai. Apalagi karena PPL, skripsi, dan ujian sidang yang belum ia selesaikan, bukan! 
Masalah perpanjangan visa yang harus ia lakukan seorang diri-lah yang membuatnya galau. Bukan ke kantor imigrasi seperti bulan lalu yang ia lakukan. Bukan dengan menghabiskan 1900 Baht lagi, bukan!
Tapi kini kali kedua dimana ia harus memperpanjang visa dengan cara "alternatif". Ya, cara yang ia dapatkan atas petunjuk dari salah satu dosen yang ia kenal di universitas tempatnya melakukan internship. Cara yang disinyalir lebih murah dibanding saban waktu yang lalu, NAMUN tidak efektif. -_-
"Bagaimana bisa? Jika murah, sudah pasti efektif!"
Iya, efektif dari segi biaya. Tapi tidak efektif bagi mental si jomblo yang juga si pemimpi ini. Bayangkan! Si pemimpi ini harus bersyukur dan sekaligus bersedih karena ia akan pergi ke negara Laos sendirian! Menyeramkan bukan?
"Apa!"
"Tidak menyeramkan?"
"Baiklah..."
-_-
Beberapa waktu yang lalu si pemimpi ini menulis kisah terkait biaya yang harus ia keluarkan sebanyak 1900 Baht hanya untuk selembar visa yang tidak sampai 1 bulan masa berlakunya. Kini tak terasa masa berlaku visa itu akan segera habis. Surat keterangan dari universitas bahwa ia akan memperpanjang masa internship-nya atas permintaan her lovely advicer-nya pun tak jua bisa diselesaikan oleh pihak IR office universitas karena meeting dengan the dien yang baru akan dilakukan tanggal 28 Juli mendatang. Wah keburu dideportasi dan didenda si jomblo ini! Belum lagi uang sakunya yang semakin menipis.
Ia berusaha untuk tak mengeluh.
"Lah ini apa? Bagian dari mengungkapkan keluh kesah bukan?"
Bukan! Ini hanyalah usahanya untuk berbagi cerita dan mencatat setiap momen dalam hidupnya.
"Oke lanjut!"
Deskripsi dari cara alternatif yang ia dapatkan adalah sebagai berikut"
  • Tanggal 17 Juli ia akan diantar oleh salah satu dosen ke terminal bus di Khon Kaen
  • Kemudian ia akan berangkat dengan bus yang memerlukan biaya 180 baht menuju Vientine, Laos
  • Setibanya di Laos border, ia harus memproses ijin masuk sebagai tourist ke negara Laos  dengan biaya sebesar 40 baht
  • Setelah selesai memproses ijin tersebut, ia akan mendapatkan kartu untuk kemudian melanjutkan perjalan dengan bus yang sebelumnya ia tumpangi
  • Perjalanan akan ia lanjutkan menuju rumah salah satu murid dosennya tersebut, beliau akan menjemputnya dari tempat permberhentian bus di Vientine
  • Hingga tanggal 19 Juli ia akan tinggal di rumah murid dosennya itu
  • Dan pada 20 Juli nanti ia akan kembali ke Thailand dengan membawa ijin masuk atau visa untuk tinggal di Thailand hingga 1 Agustus nanti
"Bagaimana?" 
Jujur, ia sendiri menjawab "I'm not sure" pada dosennya ketika dosennya tersebut menanyakan "do you wanna do it? are you okey?". Tapi kembali ia sambung bahwa "but I must do it". Dosennya pun tertawa dan mengatakan "okay".
Sebagai manusia biasa, ia juga sempat merasa takut dan khawatir. Namun ia selalu mencoba untuk bersabar. "Ketika masalah datang, Alloh tidak meminta kita memikirkan jalan keluar sehingga penat. Alloh hanya meminta kita sabar dan sholat". Itulah nasihat yang selalu ia coba lakukan. Dan kemudahan demi kemudahan datang menghampiri si jomblo yang ngga ngenes ini. Kini ia mendapatkan jalan keluar atas permasalahan yang dari awal membuatnya gundah. Masalah uang saku yang menipis pun tak lagi jadi kendala.
"Karena apa?"
Karena setelah lama ia berpikir bahwa jalan satu-satunya untuk mendapatkan tambahan uang guna 'jaga-jaga' adalah dengan meminjam uang kepada kawannya, ternyata itu bukanlah satu-satunya jalan keluar! Benar memang si jomblo ini akhirnya dapat dengan mudah diberi pinjaman uang oleh temannya sebesar 500 baht, namun siapa sangka rejeki yang Alloh berikan datangnya dari arah yang tak pernah dapat diduga.
Seorang room mate-nya hari ini berhasil mengumpulkan tugas akhir alias thesis setelah kurang lebih empat tahun menjalani program master. Si jomblo pun ikut andil meski hanya dalam mengarahkan cara-cara menggunakan page number, membuat content, dan hal-hal kecil lainnya seperti menyiapkan sarapan bagi sang room mate yang terlihat sangat lelah karena begadang hampir setiap malam. Singkat cerita, sang room mate mungkin merasa berterima kasih dan ingin membagi rasa bahagianya, setelah mengabarkan bahwa thesisnya diterima, ia mengeluarkan uang 1000 baht dan memberikannya pada si jomblo! Alamak apalagi itu? Terbayangkan atau tidak sebelumnya, tapi kini ia pun tanpa disadari mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi negara lain! Setelah Thailand, kini Laos akan menjadi negara kedua bagi "si pemimpi".

Mahasarakham, 15 Juli 2016


0 komentar:

Posting Komentar