Bukan Apoy personel ‘Wali Band’,
bukan juga akhiran dari kalimat “angin sepoy-sepoy”, tapi Poy adalah nama
panggilan seseorang yang saat ini menjadi teman dekatku di Thailand. Entah
bermula dari sikapku yang bagaimana sehingga gadis 20 tahun ini mengatakan
bahwa ia senang berteman denganku. Sampai-sampai aku dijemputnya untuk menginap
di dorm-nya, dan ia mengajakku berkunjung ke Chaiyapum, kampung
halamannya.
Awal perkenalanku dengan Poy
secara tak sengaja, yaitu ketika aku berkunjung ke kamar Kal, temanku dari
Pattani, satu dorm denganku di Mahasarakham. Awalnya aku mengira Poy muslimah,
ternyata ia Budha. Kami berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Ia
berusaha keras untuk dapat berbicara bahasa Inggris denganku. Ia bercerita
bahwa esok harinya ia akan pergi ke Pattaya untuk kegiatan study tour program jurusannya. Awal perjumpaan itu kami
akhiri dengan saling bertukar facebook. Sekitar kurang lebih satu minggu kami
tidak bertemu, tiba-tiba ia mengirimiku pesan di facebook. Ia berkata ia ingin
bertemu denganku. Datanglah ia ke kamarku.
Dengan komunikasi yang terbatas,
akhirnya aku mengerti maksudnya bahwa ia ingin mengajakku pergi ke Talad alias
pasar. Dalam bahasa Thailand, Talad berarti pasar. Selepas menunaikan
shalat maghrib, kami pergi bersama ke Talad. Unikanya Talad disini
adalah buka 24 jam. Di Talad tersedia berbagai jenis kebutuhan
sehari-hari, seperti sayur-mayur, ikan, daging, minyak goreng, rempah-rempah,
dan lain sebagainya.
Usai belanja, Poy mengajakku ke
suatu tempat sejenis cafe. Kami memesan ice cream. Selama menikmati ice
cream, Poy mengatakan padaku bahwa ia bercerita pada kedua orang tuanya
bahwa ia berteman denganku dan berkomunikasi denganku menggunakan bahasa
Inggris. Poy juga menceritakan bahwa aku muslim. Aku tanya bagaimana respon
kedua orang tuanya. Sambil tertawa Poy berkata, “my father told me that I
stupid”. Secara reflek aku mengucap “astagfirullah’aladzim”, dan
tanpa kuduga ia mnegikuti perkataanku. Kami berdua termangu kemudian tertawa
lepas. Haha!
Saat ini aku masih berada di dorm-nya
Poy. Tadi malam dan barusan ia membuatkan makanan untukku. Tom Yum udang untuk
menu makan malam dan bihun kuah untuk sarapan. Benar-benar makanan khas orang
Thailand. Dengan jujur aku memuji masakan Poy yang memang lumayan enak. Dasar
Poy pintar dan polos, ia hanya tertawa dan berbicara denganku menggunakan
bahawa Thailand yang sudah jelas-jelas tidak akan aku mengerti! *parah -_-
Semenjak berkenalan dengan Poy,
ia selalu mengatakan padaku bahwa ia menyukai laki-laki muslim Amerika.
Sebenarnya Poy tertarik untuk masuk Islam. Namun sangat sulit untuk membantunya,
karena ia menggantungkan niatnya untuk masuk Islam dari menikah atau tidaknya
ia dengan laki-laki Islam. Lagi pula aku yang hanya empat bulan disini merasa
harus memutar tak untuk dapat membimbingnya dengan betul. Aku hanya bisa berdoa
agar hidayah segera Alloh berikan padanya untuk bersungguh-sungguh mempelajari
Islam dan memeluk Islam di kemudian hari. Mohon doa dari semuanya ya. Aamiin
Roamchat, 25 Mei
2016
Ditulis menjelang
waktu shalat dzuhur untuk wilayah Mahasarakham dan sekitarnya
0 komentar:
Posting Komentar