Sudah selazimnya setiap manusia
pernah merasakan cinta. Berbicara cinta, aku yakin bahwa kita semua pernah
merasakan cinta pada sosok yang kita tak ketahui apa alasan kita menyukainya.
Sosok lawan jenis yang sering kali membuat kita bahagia dan berbunga-bunga.
Tapi sayangnya banyak diantara kita yang tak mengetahui dan tak mampu untuk
memperlakukan rasa itu dengan cara yang sebaik-baiknya. Cinta yang seharusnya
kita simpan dalam hati, mencurhkannya pada Alloh saat sepertiga malam, dan
ikhlas atau rela melepaskan, malah kita perlakukan sebaliknya. Meski tak mudah,
tapi yakinilah bahwa merelakan cinta yang kita rasakan dengan melepaskannya
adalah sebaik-baiknya cara yang dapat kita lakukan untuk terhindar dari hal-hal
yang merugikan diri kita sendiri. Saat kita mengumbar cinta hingga ia yang kita
kagumi mengetahuinya, berusaha memilikinya dan berusaha agar ia memiliki rasa
tertarik pada kita, justru hal-hal tersebut hanya akan menyia-nyiakan energi
yang kita miliki. Energi yang seharusnya kita maksimalkan untuk berkarya,
mengabdi pada masyarakat dan hal positif lainnya saat masa muda ini, malah kita
habiskan untuk fokus pada ia yang belum tentu menjadi pasangan halal bagi kita
Menurutku, hakikat cinta yang
sesungguhnya hanya ada dua, yaitu cinta pada Alloh dan Rasul-Nya. Ketika kita
mencintai kedua orang tua dan anggota keluarga kita yang lainnya, yakinilah
bahwa mereka semua hanya tinggal sementara di dunia ini, sama halnya dengan
keberadaan kita, hanya sementara. Kita harus siap untuk ditinggalkan oleh
mereka dan kita pun harus siap ketika suatu saat kita ‘dipanggil’ terlebih
dahulu oleh Yang Maha Kuasa untuk meninggalkan mereka. Tugas kita hanyalah
berusaha semaksimal mungkin untuk meninggalkan jejak-jejak kebaikan pada
orang-orang di sekitar kita.
Aku banyak berpikir ketika melihat
kondisi orang-orang disekitarku yang hanya hidup untuk diri mereka sendiri. Aku
merasa hidup mereka sangatlah monoton. Selesai sekolah, bekerja, menikah,
memiliki anak. Bangun pagi, bekerja, pulang kembali ke rumah, bangun pagi,
bekerja, pulang kembali ke rumah. Seperti itu setiap hari. Belajar dari pola
kehidupan yang seperti itu, menurutku kita harus sedikit berbuat lebih untuk
orang-orang disekitar kita. Entah bagaimana caranya, tapi aku yakin pasti banyak
hal yang dapat kita lakukan, dimulai dari hal yang kecil, diawali dari diri
kita, dan dilakukan sekarang juga.
Untuk dapat menjalankan hidup
dengan baik, minimal kita harus menentukan tujuan kita hidup di dunia ini.
Terlepas dari kewajiban beribadah pada Alloh dan menjauhi larangan-Nya, aku
pribadi berusaha untuk mencari dan menetapkan tujuan hidupku. Terus belajar sepanjang
hayatku dan berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain adalah dua
hal yang menjadi patokanku dalam menjalani hidup. Kini aku sadar bahwa hidup
sangatlah berarti dan sangat disayangkan ketika kita hanya mengejar kebahagiaan
hanya untuk diri sendiri.
Saat cinta itu datang,
perlakukanlah rasa cinta itu dengan baik. Biarkan diam hingga tiba masanya.
Ikhlaskanlah, karena kau akan tahu betapa indahnya merelakan apa yang belum kau
ketahui kepastiannya. Selalu libatkan Alloh SWT dalam setiap pilihan kehidupan.
Kuningan, 11 Januari 2106
0 komentar:
Posting Komentar