Jumat, 22 Januari 2016

427

Tanggal 11-17 Januari 2016 aku berusaha fokus dan konsisten mengikuti TOEFL Prediction Test ke-3 yang diselenggarakan oleh Sekolah TOEFL (apa itu ‘Sekolah TOEFL’, lihat disini). Meskipun dalam kondisi liburan dan sedang tidak memiliki quota internet, aku tetap berusaha mengerjakan QOTD (Question of The Day) dan QOW (Question of The Week). Selain itu, aku berusaha untuk rajin mengunduh Handbook yang diberikan kemudian mencatat dan mempelajarinya, membaca postingan-postingan Kak Budi Waluyo—mentor Sekolah TOEFL—yang sangat menginspirasi, dan aktif mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan untuk pendaftaran TOEFL Prediction Test serta proses seleksi siswa Sekolah TOEFL yang rutin dilakukan untuk menyaring siswa yang aktif dan tidak aktif.
            Setelah mendaftar TOEFL Prediction Test 3, tibalah waktunya untuk mengikuti skoring. Kak Budi mulai men-share link-link lembar jawaban, tata tertib untuk melaksanakan tes, dan soal-soal TOEFL yang harus dikerjakan melalui grup Facebook yang telah disediakan. Tes TOEFL dilakukan sebanyak 3 tahap. Setiap tahap diberi waktu pengerjaan 2 hari. Tahap pertama yaitu listening, kemudian structure lalu reading. Dalam segala keterbatasan, seperti suasana dirumahku yang kurang kondusif untuk dapat fokus, aku tetap sungguh-sungguh mengerjakan soal-soal hingga selesai. Dari segi waktu, aku mulai mampu mengerjakan soal TOEFL sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
            Singkat cerita, diumumkanlah kunci jawaban soal TOEFL, aku tak sabar untuk mengoreksi. Setelah selesai, aku input data hasil koreksi—secara jujur tentunya. Skor akhir semua siswa harus diinput kedalam link yang telah dibuat kak Budi. Dua hari setelah itu skor pun diumumkan. Banyak siswa Sekolah TOEFL yang mendapatkan nilai 550 hingga 550 ke atas. Lalu bagaimana denganku?
            Jika TOEFL Prediction Test ke-2 aku mendapatkan skor 407 (telah kuceritakan di tulisan sebelumnya), di TOEFL Prediction Test kali ini aku mendapat skor 427! Coba tebak bagaimana perasaanku? Jelas aku kecewa pada diriku sendiri. Aku sadar usahaku masih kurang. Tapi aku bertekad untuk lebih sungguh-sungguh belajar dan berusaha memahami setiap materi TOEFL yang diberikan di Sekolah TOEFL.

            Entah kak Budi mengetahuinya atau tidak, namun aku dan tentunya semua siswa Sekolah TOEFL sangat berterima kasih atas bimbingan yang diberikan. Semua motivasi untuk tetap melawan keterbatasan dan memudahkan urusan orang lain tanpa sadar telah menjadi dasar hidup yang terus berusaha aku amalkan.


Serang, 23 Januari 2016

0 komentar:

Posting Komentar