Keteladanan merupakan salah
satu hal yang aku dapatkan ketika mengetahui perjalanan hidup Bung Hatta.
Begitu banyak coretan mengagumkan dalam riwayat pendidikan dan organisasi yang
telah dijalani oleh beliau. Yang paling menarik dari riwayat organisasi beliau
bagiku adalah saat awal Bung Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen
Bond. Hal tersebut menyadarkanku bahwa semua hal besar yang bermanfaat dimulai
dari hal kecil yang kita lakukan.
Ketertarikan Bung Hatta pada pergerakan memang sangat
luar biasa sehingga ia terus menyelaminya begitu dalam. Kesadaran Bung Hatta
“muda” untuk terus menjalani pendidikan setingi-tingginya dan turut aktif pula
dalam organisasi pergerakan sangatlah patut untuk dijadikan teladan.
Aku menyadari prestasi akademik yang aku torehkan
tidaklah seberapa, hanya dengan nilai IP yang aku pertahankan tidak terjun
bebas dari posisi 3,70 itu sudah merupakan hasil maksimal yang aku lakukan. Dalam organisasi, aku
mencoba mengikuti beberapa organisasi yang aku minati, selain organisasi yang bergerak dalam bidang
kemanusiaan dan dakwah kampus, ada juga organisasi pergerakan yang aku ikuti.
Kisah pengalaman yang akan aku sampaikan terkait salah satu pilar karakter FIM, yaitu
keteladanan, memang tak sebanding dengan kisah hidup Bung Hatta sebagai Bapak
Proklamator Indonesia. Pengalaman pribadi ketika adik-adik tingkat di kampusku
yang bertanya tentang bagaimana diriku ini bisa menjadi sosok luar biasa
(menurut anggapan mereka) dengan kemampuan menjalankan aktivitas perkuliahan
dan juga organisasi serta bisnis kecil-kecilan secara bersamaan. Mereka
menyatakan bahwa mereka pun ingin bisa sepertiku dalam hal memanfaatkan
masa-masa kuliah untuk bisa sukses organisasi dan menghasilkan uang sendiri.
Tanpa bermaksud tinggi hati, aku tak pernah menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu,
namun dalam sekejap, yang ada dipikiranku pada saat itu adalah “mereka
melihatku sebagai salah satu teladan baik bagi mereka”. Tentunya itu bukan
perkara mudah bagiku. Aku
berusaha untuk menjelaskan secara detail setiap hal yang aku jadikan sebagai motivasi. Namun
yang paling aku ingat ialah ketika
aku menyampaikan motivasi bagi
mereka—adik-adik tingkatku—adalah tentang bagaimana kita harus mempunya motto
hidup dan berpegang teguh pada motto itu. Man
Jadda Wajada, “siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil”, dan satu
lagi: “khairunnas anfauhum linnas”
yang artinya ‘sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang
lain’.
Intinya, dari mengenal FIM (Forum Indonesia Muda), aku dibuat tertarik untuk membaca
biografi Bung Hatta. Dan dari Bung Hatta serta salah satu pilar karakter FIM, aku berani bercerita tentang
keteladanan. Terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar