Tiba saatnya waktu yang ditunggu-tunggu, belajar di Kelas Bunda Cekatan. Di kelas ini kita akan belajar tentang ilmu manajemen diri, manajemen keluarga, dan manajemen komunitas.
Kelasnya di grup Facebook. Ada juga telegram yang berfungsi sebagai sumber informasi dan reminder tugas. Tak ketingggalan grup Whatsapp yang berisi pengurus kelas dan murid-muridnya. Semua bersatu-padu belajar bersama. Senang sekali rasanya!
Pertama kali masuk kelas, aturannya cukup sederhana. Para siswa harus mendahulukan adab sebelum ilmu, aktif saat ada diskusi, apik dalam bertanya dan menanggapi, serta lahap saat mencari ilmu untuk kemudian diamalkan.
Materi perdana pun diluncurkan oleh tim fasil, alias tim fasilitator. Siswa diajak untuk berimajinasi, membuat pengandaian lingkup belajar ini sebagai "Kelas Telur-Telur". Ada 4 tahapan yang harus dilewati siswa, yaitu:
1. Lacak kekuatanmu!
2. Temukan trampilmu!
3. Cari caramu belajar!
4. Buat peta belajarmu!
Mari kita mulai dengan tahap pertama. Di tahap ini, saya dan teman-teman yang lain diminta untuk melacak 2 hal, yaitu:
1. Menuliskan kegiatan sebagai ibu, istri, dan perempuan
Dalam mengerjakan bagian ini, saya mulai menuliskan hal yang saya bisa dan saya suka, yaitu menulis, public speaking, zumba, diajak ngobrol, jalan-jalan, mengikuti kajian dan membaca buku tentang pernikahan, parenting, serta kehamilan.
Kemudian saya juga menuliskan hal yang bisa saya lalukan, namun saya tidak menyukainya, yaitu meliputi pekerjaan-pekerjaan domestik, seperti mencuci, menyetrika, dan membersihkan rumah. Bukan tanpa alasan, mengerjakan pekerjaan domestik dalam beberapa kondisi memang cukup bersemangat bagi saya. Tapi jika sedang bosan, saya merasa enggan untuk menyentuhnya dan sesekali saya membiarkannya menumpuk. Tentu pekerjaan tersebut pada akhirnya saya selesaikan juga, namun butuh waktu yang sedikit lama hanya untuk sekedar mengembalikan lagi mood saya untuk mulai menyentuh tumpukan-tumpukan itu.
Dibagian aktivitas yang saya tidak bisa dan saya tidak menyukainya, saya hanya menuliskan aktivitas make up menggambar. Jujur, saya tidak bisa atau mungkin belum bisa melakukan kedua hal tersebut. Tapi dalam waktu dekat saya mungkin akan mulai melatihnya sebab beberapa alasan kebutuhan.
Berlanjut ke kategori aktivitas yang saya sukai namun saya tidak bisa atau belum bisa atau belum mahir melakukannya yaitu berbicara bahasa Turki, memasak, membungkus kado, dan mengajarkan materi pelajaran.
Mengenai bahasa Turki, pertama kali saya mengenalnya pada Oktober 2017 lalu. Hingga kini, saya hanya mengetahui beberapa hal dasar seputar grammar bahasa Turki. Saya belum mahir untuk berbicara dalam bahasa Turki. Namun saya selalu bersemangat untuk mengikuti kursusnya dan berjanji untuk selalu mencintai bahasa Turki, meski seringkali terdapat beberapa kendala. Mulai dari jarak dari tempat tinggal saya ke tempat kursus yang cukup jauh, hingga kelas kursus yang saya ikuti akan dibubarkan oleh penyelenggara.
Untuk aktivitas memasak, saya tidak rutin melakukannya karena seringkali dikalahkan rasa malas. Saya juga mengakui bahwa aktivitas yang "berbau" motorik halus dan sejenisnya termasuk hal yang cukup sulit bagi saya pribadi. Jika dalam beberapa kondisi saya diharuskan untuk bisa menghiasi sebuah kado, maka hasilnya pun hanya dalam bentuk-bentuk standar.
Adapun untuk mengajarkan materi pelajaran, yang saya maksud ialah mengajari anak-anak usia sekolah dasar. Belum banyak rumus-rumus singkat atau hafalan praktis yang saya kuasai untuk metode mengajar. Tapi saya bertekad bahwa suatu saya akan tekun mempelajari hal-hal tersebut. Insyaa Alloh.
2. Menuliskan 5 aktivitas yang kita sukai dan bisa kita lakukan
Tugas terakhir yaitu menuliskan 5 aktivitas yang kita sukai dan kita bisa melakukannya di 5 gambar telur yang telah disediakan tim fasil. Sungguh sangat mengasyikkan!
Para siswa seakan-akan digiring untuk berimajinasi. Animasi dalam bentuk lucu yang disiapkan oleh tim fasil membuat saya tak cukup hanya satu kali untuk melihat dan membaca isinya.
Dan tugas jurnal mingguan ini membuat saya termotivasi untuk konsisten menulis dan mendokumentasikan berbagai pengalaman yang saya alami, meski hanya pengalaman sederhana.
Kuningan, 15 Desember 2019
Yena Agustin
0 komentar:
Posting Komentar