Beberapa tahun lalu saya dipertemukan dengan dua sosok shaleha yang anggun dan cerdas. Keduanya pendidik yang juga giat dalam berorganisasi di bidang perempuan. Keduanya mahir menulis dan menyukai dunia parenting. PR besar bagi saya untuk meneladani mereka berdua.😆
Sosok berkerudung ungu sedang berjuang dengan thesis di program master manajemen pendidikan. Entah bagaimana beliau mengatur waktu antara mengurus keluarga, menjalani profesi, berkiprah di organisasi, dan menuntaskan studi. "Teh Marfa", begitulah sapaan dari saya untuknya. Jika berkesempatan dekat dengannya, saya selalu berusaha "mencuri" ilmu darinya.🤭
Tak jauh berbeda dengan Teh Marfa, Teh Ririn juga patut
saya teladani karena semangatnya dalam menambah jam terbang sebagai pendidik. Saya selalu rindu pada tulisan-tulisannya yang manis. Entah bagaimana ia mampu menyempatkan diri untuk menceritakan setiap gerak-gerik anak didiknya dalam bentuk uraian yang apik. Karena bagi saya, merangkai setiap momen kedalam slide show saja sudah menjadi pekerjaan yang cukup melelahkan.😅
saya teladani karena semangatnya dalam menambah jam terbang sebagai pendidik. Saya selalu rindu pada tulisan-tulisannya yang manis. Entah bagaimana ia mampu menyempatkan diri untuk menceritakan setiap gerak-gerik anak didiknya dalam bentuk uraian yang apik. Karena bagi saya, merangkai setiap momen kedalam slide show saja sudah menjadi pekerjaan yang cukup melelahkan.😅
Jika setahun lalu saya masih bisa bercengkrama bersama mereka dalam rapat yang tak jarang berlangsung singkat, kini saya hanya mampu menahan rindu. Saya juga menjadi paham, yang berat itu bukan rindu, tapi berada jauh dari partner terbaik.😥
Namun, "jauh" ini bukan karena saya hendak menjauh. Tapi karena langkah harus terus melaju, karena masih banyak bagian bumi yang belum dipijak. Rindu kalian, partner terbaik...🙂