Selamat
datang tahun 2015, selamat tinggal tahun 2014. Kesalahan dan kegagalan kita di
tahun 2014 harus menjadi ibroh atau
pelajaran agar kita bisa mengevaluasi diri kita dan melakukan hal yang lebih
baik kedepannya. Tentunya ada banyak sekali kisah yang kita alami selama kita
hidup, dan tentunya perjalanan kita di tahun 2014 kemarin. Khususnya bagiku,
2014 merupakan tahun yang sangat berarti. Banyak kenangan indah yang takkan
terlupakan.
Sejak
bulan Agustus 1993 hingga saat ini aku telah jauh mengarungi lautan kehidupan. Ceilee..
Tapi
tahukah apa yang kurasakan? Seakan hidupku yang sebenarnya baru mulai kurasakan
di pertengahan 2012 hingga saat ini, dan khususnya 2014 merupakan periode
terindah dalam hidupku. Lembaran baru, di Kota Serang-Banten, awal kehidupanku
dimulai. Keputusanku sudah bulat untuk hijrah (pindah, beralih, beralih jiwa
sekaligus ruh/rohani-ku dari yang kurang baik ke yang lebih baik lagi).
Aku
Islam sejak lahir, tapi nikmatnya Islam baru mulai kurasakan ketika aku hijrah
ke Serang, perlahan namun pasti, aku bertekad untuk memperbaiki diri,
memperbaiki akhlaq. Alhamdulillah...
Tahun
2012 aku mengenal KAMMI dan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di kampusku. Aku
bertemu dan mengenal banyak orang hebat. Di Serang, keinginanku untuk berubah
menjadi semakin kuat karena niat yang sungguh-sungguh untuk menyambut hidayah
dari-Nya. Hidup baru yang kuawali dengan penuh perjuangan, aku berjanji akan
selalu istiqomah. Bismillah...
Di
tahun-tahun sebelumnya, tidak pernah aku menyiapkan target kehidupan yang harus
aku capai. Namun kali ini, dengan semangat, aku menyiapkan target yang harus
aku perjuangkan agar bisa tercapai.
Prestasi
baik, organisasi bagus, dan bisnis lancar. Hal-hal tersebut masih menjadi
prioritas utama, namun lebih penting dari itu semua, di tahun 2015 ini aku
ingin lebih fokus lagi memperbaiki diri dan menjalankan tugas dakwah. Ehm ehm...efek ikut Sekolah Murobbi
Kampus nih. Hihi J
Sebagai muslim, kita harus menyadari kadar
ibadah yang kita lakukan. Cobalah renungkan, apakah kita yakin shalat yang
selama ini kita lakukan akan diterima seluruhnya oleh Alloh? Shalat sunah
tahajud, dhuha, dan rawatib saja masih ogah-ogahan,
apalagi shaum sunah, kadang kuat kadang tidak. Ya kan?
Renungan
di atas disampaikan oleh salah satu ustadz ketika Sekolah Murobbi Kampus. Aku
jadi tersadar. Beliau menambahkan bahwasannya kita harus melakukan dakwah untuk
menambah pahala kita di dunia. Kita harus berdakwah sebagai sarana untuk
memohon syafa’at ketika kelak kita
berada di yaumil akhir. Kita harus
selalu berusaha untuk mengingat hal tersebut. Aku sendiri banyak merenungkan
ilmu-ilmu yang aku dapatkan itu sebagai titik balik dalam melakukan segala hal
tanpa berorientasi pada dunia.
Teringat
juga akan nasehat guru fisika di SMA ketika tadi sore aku berkunjung ke
rumahnya, beliau berkata bahwa sebagai manusia kita harus memiliki prinsip
hidup yang kuat, jangan sampai karena harta kita mengorbankan aqidah. Kita
harus memiliki prinsip yang kuat. Jangan sampai prinsip kita sebagai muslim
harus tergadaikan hanya karena kenikmatan dunia yang sementara. Masih dari
nasehat beliau, aku kembali tersadar bahwa kehidupan kekal yang sesungguhnya
adalah di akhirat.
Beliau
khusus berpesan lagi bahwa sebagai wanita haruslah menjalani kehidupan
berdasarkan kodratnya. Kodrat wanita seharusnya adalah melaksanakan tugas
sebagai seorang istri dan ibu. Urusan mencari harta untuk biaya kehidupan
boleh-boleh saja, asal konteksnya masih membantu suami. Jangan sampai terbalik,
istri yang mencari nafkah dan akhirnya suami santai-santai saja.
Pesan
beliau yang sangat aku ingat adalah agar hati kita selalu terikat pada Alloh
dalam melakukan hal apapun, nantinya akan kita rasakan efek tentram dan terjauh
dari rasa cemas dan khawatir. Ingat, ikatlah qalbu kita dengan Alloh.
Bismillah, sudah ku kantongi nasehat,
sudah ku susun rencana hidupku di tahun 2015, dan yang utama: luruskan niat.
Selamat
datang tahun 2015J
Kuningan, 2 Januari 2015
0 komentar:
Posting Komentar