Jumat, 02 Januari 2015

Selamat Tahun Baru 2015

Selamat datang tahun 2015, selamat tinggal tahun 2014. Kesalahan dan kegagalan kita di tahun 2014 harus menjadi ibroh atau pelajaran agar kita bisa mengevaluasi diri kita dan melakukan hal yang lebih baik kedepannya. Tentunya ada banyak sekali kisah yang kita alami selama kita hidup, dan tentunya perjalanan kita di tahun 2014 kemarin. Khususnya bagiku, 2014 merupakan tahun yang sangat berarti. Banyak kenangan indah yang takkan terlupakan.
Sejak bulan Agustus 1993 hingga saat ini aku telah jauh mengarungi lautan kehidupan. Ceilee..
Tapi tahukah apa yang kurasakan? Seakan hidupku yang sebenarnya baru mulai kurasakan di pertengahan 2012 hingga saat ini, dan khususnya 2014 merupakan periode terindah dalam hidupku. Lembaran baru, di Kota Serang-Banten, awal kehidupanku dimulai. Keputusanku sudah bulat untuk hijrah (pindah, beralih, beralih jiwa sekaligus ruh/rohani-ku dari yang kurang baik ke yang lebih baik lagi).
Aku Islam sejak lahir, tapi nikmatnya Islam baru mulai kurasakan ketika aku hijrah ke Serang, perlahan namun pasti, aku bertekad untuk memperbaiki diri, memperbaiki akhlaq. Alhamdulillah...
Tahun 2012 aku mengenal KAMMI dan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di kampusku. Aku bertemu dan mengenal banyak orang hebat. Di Serang, keinginanku untuk berubah menjadi semakin kuat karena niat yang sungguh-sungguh untuk menyambut hidayah dari-Nya. Hidup baru yang kuawali dengan penuh perjuangan, aku berjanji akan selalu istiqomah. Bismillah...
Di tahun-tahun sebelumnya, tidak pernah aku menyiapkan target kehidupan yang harus aku capai. Namun kali ini, dengan semangat, aku menyiapkan target yang harus aku perjuangkan agar bisa tercapai.
Prestasi baik, organisasi bagus, dan bisnis lancar. Hal-hal tersebut masih menjadi prioritas utama, namun lebih penting dari itu semua, di tahun 2015 ini aku ingin lebih fokus lagi memperbaiki diri dan menjalankan tugas dakwah. Ehm ehm...efek ikut Sekolah Murobbi Kampus nih. Hihi J
 Sebagai muslim, kita harus menyadari kadar ibadah yang kita lakukan. Cobalah renungkan, apakah kita yakin shalat yang selama ini kita lakukan akan diterima seluruhnya oleh Alloh? Shalat sunah tahajud, dhuha, dan rawatib saja masih ogah-ogahan, apalagi shaum sunah, kadang kuat kadang tidak. Ya kan?
Renungan di atas disampaikan oleh salah satu ustadz ketika Sekolah Murobbi Kampus. Aku jadi tersadar. Beliau menambahkan bahwasannya kita harus melakukan dakwah untuk menambah pahala kita di dunia. Kita harus berdakwah sebagai sarana untuk memohon syafa’at ketika kelak kita berada di yaumil akhir. Kita harus selalu berusaha untuk mengingat hal tersebut. Aku sendiri banyak merenungkan ilmu-ilmu yang aku dapatkan itu sebagai titik balik dalam melakukan segala hal tanpa berorientasi pada dunia.
Teringat juga akan nasehat guru fisika di SMA ketika tadi sore aku berkunjung ke rumahnya, beliau berkata bahwa sebagai manusia kita harus memiliki prinsip hidup yang kuat, jangan sampai karena harta kita mengorbankan aqidah. Kita harus memiliki prinsip yang kuat. Jangan sampai prinsip kita sebagai muslim harus tergadaikan hanya karena kenikmatan dunia yang sementara. Masih dari nasehat beliau, aku kembali tersadar bahwa kehidupan kekal yang sesungguhnya adalah di akhirat.
Beliau khusus berpesan lagi bahwa sebagai wanita haruslah menjalani kehidupan berdasarkan kodratnya. Kodrat wanita seharusnya adalah melaksanakan tugas sebagai seorang istri dan ibu. Urusan mencari harta untuk biaya kehidupan boleh-boleh saja, asal konteksnya masih membantu suami. Jangan sampai terbalik, istri yang mencari nafkah dan akhirnya suami santai-santai saja.
Pesan beliau yang sangat aku ingat adalah agar hati kita selalu terikat pada Alloh dalam melakukan hal apapun, nantinya akan kita rasakan efek tentram dan terjauh dari rasa cemas dan khawatir. Ingat, ikatlah qalbu kita dengan Alloh.
Bismillah, sudah ku kantongi nasehat, sudah ku susun rencana hidupku di tahun 2015, dan yang utama: luruskan niat.
Selamat datang tahun 2015J
Kuningan, 2 Januari 2015

0 komentar:

Posting Komentar