Jumat, 15 Januari 2021

Cerita #1 Telur Hijau

 


Dear diriku,
Selamat datang di Hutan Kupu-Kupu!
Selamat berpetualang lagi! 
Setelah beberapa waktu lalu berlibur di Hotel Asyik, kini saatnya bersemangat kembali untuk terus menggali potensi diri di Hutan Kupu-Kupu bersama Peri Hutan dan Kunang-kunang. Mereka sangat baik hati dan keren. Buktinya aku dikasih bekal berupa ransel, teropong, dan peta untuk menjelajahi hutan.




Tahap pertama dalam penjelajahan ini adalah Tahap Telur. Aku sangat antusias untuk menjelajah. Selama 7 bulan kedepan, aku bertekad untuk konsisten dan cermat dalam menyelesaikan tantangan dengan strategi yang telah aku atur secara rapih. Aku tidak ingin ketinggalan lagi seperti tahun lalu. 


Dalam mengerjakan bagian ini, aku mulai menuliskan hal yang aku bisa dan aku suka, yaitu menulis artikel, menari/senam, rebahan sambil baca buku, berkebun, dan bermain bersama anak. 

Kemudian saya juga menuliskan hal yang bisa saya lalukan, namun saya tidak menyukainya, yaitu meliputi pekerjaan-pekerjaan domestik, seperti beres-beres, nyapu/ngepel, menyetrika, dan belanja. Bukan tanpa alasan, mengerjakan pekerjaan domestik dalam beberapa kondisi memang cukup bersemangat bagiku. Tapi jika sedang bosan, aku merasa enggan untuk menyentuhnya dan sesekali aku menunda untuk menyelesaikannya. Tentu pekerjaan tersebut pada akhirnya akan aku selesaikan juga, namun butuh tambahan waktu hanya untuk sekedar mengembalikan lagi mood dan mulai menyentuh kembali pekerjaan-pekerjaan itu.

Dibagian aktivitas yang aku tidak bisa dan aku tidak menyukainya, aku hanya menuliskan aktivitas make up menggambar, dan mengajar di kelas dengan banyak anak murid. Jujur, aku tidak bisa atau mungkin belum bisa melakukan ketiga hal tersebut. Merasa tidak nyaman dan "bukan aku" pun menjadi beberapa alasan mengapa aku tidak menyukai beberapa hal itu. Untuk make up, aku lebih suka jika orang lain yang membantuku untuk melakukannya. Adapun menggambar, hingga saat ini aku merasa tidak berbakat karena kemampuanku menciptakan gambar tanpa menjiplak sangatlah tidak mumpuni. Yang terakhir ialah mengajar di kelas yang membuatku kelimpungan. Aku seringkali kewalahan saat mengajar di TK. Tak jarang anak-anak sulit dikondisikan. Kondisi akan berbeda jika hanya 1 sampai 2 murid yang aku tangani. Karena hal itulah, sejak tahun 2018 aku berhenti mengajar TK.

Berlanjut ke kategori aktivitas yang aku sukai tapi aku tidak bisa atau belum bisa atau belum mahir melakukannya yaitu berbicara bahasa Turki, menggambar doodle, public speaking, dan tahsin. 

Mengenai bahasa Turki, pertama kali aku mengenalnya pada Oktober 2017 lalu. Hingga kini, aku hanya mengetahui beberapa hal dasar seputar grammar bahasa Turki. Aku belum mahir untuk berbicara dalam bahasa Turki namun aku mencintai budaya Turki. Desember 2019 lalu merupakan kali terakhir aku mengikuti kursus bahasa Turki. Dan hingga saat ini aku masih belum berniat untuk mempelajarinya lagi. Pun dengan Tahsin, aku masih terkendala biaya untuk dapat mendaftar kelasnya. Semoga suatu saat Allah mudahkan. Aamiin. Tinggal menggambar doodle dan public speaking. Sebetulnya aku sudah menguasai beberapa teknik dari kedua bidang tersebut, namun belum pada tingkatan mahir.


Nah, sekarang aku mencoba melacak kekuatan diriku sendiri. Aku meletakkan 5 hal yang aku bisa dan aku suka. Ada bermain dan belajar bersama anak, berkebun, menari atau senam, rebahan sambil baca buku, dan yang terkahir: menulis.

Dari kelima hal tersebut, aku telah mulai belajar menulis bersama Rumah Belajar Menulis Ibu Profesional Jakarta. Mungkin aku akan menyelesaikan satu hal terlebih dahulu untuk kemudian menekuni hal yang lainnya. Semoga aku bisa terus konsisten untuk belajar menjadi kupu-kupu yang cekatan. Aamiin.


Bekasi, 15 Januari 2021


Yena






0 komentar:

Posting Komentar