Aku menjatuhkan satu pilihan, yaitu belajar menggambar kartun. Awalnya aktivitas menggambar kutaruh di kuadran "tidak bisa dan tidak suka" pada Telur Hijau. Namun saat memasuki tahapan Telur Merah, bermain dan belajar bersama anak adalah salah satu hal yang kutempatkan di kuadran "penting dan mendesak".
Aku dapat mengatakan bahwa aku beruntung karena selain muncul keinginan pada diriku sendiri untuk bisa dan mau belajar menggambar, kesempatan untuk mengikuti kelas menggambar kartun pun datang begitu saja bak gayung bersambut. Berawal dari iklan di salah satu media sosial, aku menemukan kelas menggambar kartun dengan biaya dan jadwal yang sesuai dengan kondisiku saat ini, yaitu ibu dari satu orang anak (3 bulan) yang harus menyelesaikan tugas domestik plus bekerja di ranah publik.
Metodenya dengan belajar daring via website. Aku bisa mengakses kelasnya kapan saja, dan dimana saja. Biasanya aku akan mulai praktek menggambar pukul 21.00 s.d 22.00 WIB. Kertas bekas, spidol, dan pensil menjadi alat belajar menggambar bagiku. Biasanya aku akan melihat file PDF dan video tutorial untuk mempraktekkan cara menggambar. Mentorku ialah owner kelas menggambar di website tersebut. Aku bisa leluasa bertanya atau meminta review atas hasil gambarku jika diperlukan.
Rasa yang mendasari keinginanku untuk belajar menggambar kartun adalah rasa "INGIN BISA" dan tentunya aku bahagia menjalaninya. Saat menggambar, aku merasa sedang me-refresh hati dan pikiran. Rasanya bukan seperti sedang belajar, tapi seperti sedang bermain. Hehehehe.
Menemukan Cara Belajar
Setelah sekian lama, baru kali ini aku menyadari bahwa penting bagi kita untuk bisa mengatakan bahwa kita tidak tertarik pada suatu hal yang sebetulnya menarik perhatian kita.
Ternyata, selama ini aku telah beberapa kali memutuskan dan menjalani hal atau aktivitas atas dasar ketertarikan tanpa memiliki strong why atau dalam hal ini disebut "tujuan belajar" yang jelas.
Namun lagi-lagi aku beruntung karena mengikuti kelas Bunda Cekatan. Kini aku mencoba meletakkan beberapa alasan yang menjadi strong why-ku.
1. Tujuan Belajar
Bahagia adalah hal pertama yang menjadi tujuan belajarku saat memutuskan untuk menekuni keterampilan menggambar kartun. Selain itu, aku juga memiliki kebutuhan berupa bekal untuk bisa membersamai anak saat bermain dan belajar.
Seiring berjalannya waktu, secara tidak langsung jam terbangku pun akan bertambah. Aku selalu ingat: "One bite at a time". Perlahan namun pasti, aku ingin menjadi bisa untuk kemudian mahir menggambar kartun agar kelak aku bisa membuka kelas dan menjadi mentor menggambar kartun.
2. Sumber Ilmu
Kelas menggambar kartun aku ikuti melalui website. Disana aku diharuskan mendaftar terlebih dahulu. Setelah resmi menjadi anggota, aku memiliki akun dan kata kunci untuk mengakses materi. Medianya berupa video dan file PDF. Tak jarang suamiku pun turut mengajari dan memberikan masukan-masukan dalam hal cara menggambar. Tentunya sesekali aku juga berinteraksi dengan pemilik kelas untuk meminta review dan menanyakan beberapa hal terkait materi yang disampaikan.
3. Ilmu yang saya perlu
Sebagai pemula, tentunya aku perlu untuk terbiasa melemaskan jari-jemariku. Dalam kelas tersebut, aku diberikan materi dasar berupa cara membuat border yang diawali dengan membuat titik, garis, panah, dan sebagainya.
Ilmu untuk membuat benda-benda dan suasana lingkungan sekitar merupakan materi yang harus aku kuasai di tahap berikutnya. Terakhir, ilmu menggambar objek warna-warni juga aku perlukan agar karya yang aku hasilkan lebih menarik.
4. Cara belajar saya
Aku ingin belajar dalam kondisi nyaman dan tenang. Aku memilih waktu malam hari karena biasanya anakku sudah terlelap. Tapi, jika ada waktu senggang saat di tempat kerja, aku tak ragu untuk membuka akun belajarku dan sedikit mempraktekkan cara-cara menggambar yang disampaikan didalamnya.
Seperti yang dikatakan Kunang-kunang beberapa hari yang lalu, "Aku ini unik, menarik, dan ektrinsik. So, don't compare! Percaya diri aja!"
Bismillah...