Minggu, 15 Januari 2017

Serba-serbi di Awal Tahun 2017

Mengawali tahun 2017 dengan berbagai resolusi mungkin menjadi hal wajib bagi sebagian besar orang, tak terkecuali aku. Siapa sangka jika beberapa rencana yang aku pikir sudah matang untuk direalisasikan ternyata harus berubah 360 derajat!
Yang awalnya aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari TK, ternyata harus aku urungkan dengan pertimbangan keadaan psikologis muridku. Membimbing mereka selama 1 semester sukses menumbuhkan kedekatan diantara kami, guru dan murid. Aku tak bisa membayangkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mereka ketika di semester 2 ini aku tidak melanjutkan lagi mengajar. “Bu Yena kemana?”, “guru kita kok ganti-ganti?”. *yakin murid-muridku nanyain aku? :) Ckck
Jika mengingat tingkah lucu murid-muridku di TK, rasanya tidak tahan untuk tidak senyum-senyum sendiri. Bayangkan saja ketika kalian mendapatkan pertanyaan “bu, telolet itu apa?”. Mau jawab apa coba? jawab apa? J
Ketika mereka ceria, rasanya aku sangat bahagia. Tapi, ketika melihat mereka lesu dan cemberut, rasanya bertanya-tanya “kenapa gitu?”. Seperti kemarin, ketika awal masuk sekolah. Aku yang sudah rindu, sejak dari kontrakan sudah membayangkan wajah anak-anak yang sumringah karena hari pertama masuk sekolah, tapi...
Bukannya sumringah, sebagian besar muridku memasang wajah loyo! Oalaaaah...ono opo toh?
Aku mensinyalir bahwa hal tersebut dikarenakan lelah setelah perjalanan liburan, gejala sakit, atau tidak mau sekolah lagi L sedihnyaaaaaaah!
Beberapa murid memang ‘memperpanjang’ masa liburan mereka dengan berbagai macam alasa. Contohnya salah satu muridku, Faza. Ketika awal masuk sekolah setelah liburan, aku mengecek wajah anak satu per satu. Tapi, tak kutemukan wajah imut Faza. Ternyata oh ternyata ia punya adik baru alias ibunya baru saja melahirkan. Dan tadi Faza kembali masuk sekolah. Aku sempat terkejut bahagia karena baru melihatnya pertama kali setelah dua minggu lebih tidak bertemu. Seperti biasa ia hanya tersenyum sekedarnya. Ah dasar bocah! J
Kembali ke sekolah artinya kembali repot. Dan repot ini aku pastikan hanya sampai akhir tahun ajaran ini, di TK ini J
Kerepotan dalam menyelesaikan S1-ku pun belum berakhir. Skripsi memang sudah selesai, sidangnya yang belum. Proses pendaftarannya sedikit memintaku untuk lebih bersabar. Disamping proses yang aku jalani sendiri tanpa teman satu angkatan, keteteran biaya juga menjadi salah satunya. Aku berharap dapat membayar biaya pendaftaran sidang dan wisuda dengan menggunakan status mahasiswaku yang sebelumnya, bidik misi. Tapi pihak lembaga menegaskan dengan setegas-tegasnya bahwa aku bukan lagi mahasiswa bidik misi karena semester 9 ini telah mampu membayar SPP. Oke cukup. “Aku bisa apaaaaaaa?!”
Sejauh ini usaha yang aku lakukan ya hasilnya pas-pasan. Semoga pas butuh, pas ada. Cuma bisa berdoa dan terus ikhtiar. Ckck
Semoga sidang skripsi, ngjar TK dan privat, juga wisuda lancar. Semoga bisa lanjut S2 dan istiqomah melakukan agenda-agenda dakwah. Intinya di tahun ini aku berharap untuk lebih produktif dan semangat dalam melakukan aktifitas. Aamiin

Serang, 12 Januari 2017

0 komentar:

Posting Komentar