Mengawali tahun 2017 dengan
berbagai resolusi mungkin menjadi hal wajib bagi sebagian besar orang, tak
terkecuali aku. Siapa sangka jika beberapa rencana yang aku pikir sudah matang
untuk direalisasikan ternyata harus berubah 360 derajat!
Yang awalnya aku memutuskan untuk
mengundurkan diri dari TK, ternyata harus aku urungkan dengan pertimbangan
keadaan psikologis muridku. Membimbing mereka selama 1 semester sukses
menumbuhkan kedekatan diantara kami, guru dan murid. Aku tak bisa membayangkan
pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mereka ketika di semester 2 ini aku
tidak melanjutkan lagi mengajar. “Bu Yena kemana?”, “guru kita kok
ganti-ganti?”. *yakin murid-muridku nanyain aku? :) Ckck
Jika mengingat tingkah lucu
murid-muridku di TK, rasanya tidak tahan untuk tidak senyum-senyum sendiri.
Bayangkan saja ketika kalian mendapatkan pertanyaan “bu, telolet itu apa?”.
Mau jawab apa coba? jawab apa? J
Ketika mereka ceria, rasanya aku
sangat bahagia. Tapi, ketika melihat mereka lesu dan cemberut, rasanya
bertanya-tanya “kenapa gitu?”. Seperti kemarin, ketika awal masuk
sekolah. Aku yang sudah rindu, sejak dari kontrakan sudah membayangkan wajah
anak-anak yang sumringah karena hari pertama masuk sekolah, tapi...
Bukannya sumringah, sebagian
besar muridku memasang wajah loyo! Oalaaaah...ono opo toh?
Aku mensinyalir bahwa hal
tersebut dikarenakan lelah setelah perjalanan liburan, gejala sakit, atau tidak
mau sekolah lagi L sedihnyaaaaaaah!
Beberapa murid memang
‘memperpanjang’ masa liburan mereka dengan berbagai macam alasa. Contohnya
salah satu muridku, Faza. Ketika awal masuk sekolah setelah liburan, aku
mengecek wajah anak satu per satu. Tapi, tak kutemukan wajah imut Faza.
Ternyata oh ternyata ia punya adik baru alias ibunya baru saja melahirkan. Dan
tadi Faza kembali masuk sekolah. Aku sempat terkejut bahagia karena baru
melihatnya pertama kali setelah dua minggu lebih tidak bertemu. Seperti biasa
ia hanya tersenyum sekedarnya. Ah dasar bocah! J
Kembali ke sekolah artinya
kembali repot. Dan repot ini aku pastikan hanya sampai akhir tahun ajaran ini,
di TK ini J
Kerepotan dalam menyelesaikan
S1-ku pun belum berakhir. Skripsi memang sudah selesai, sidangnya yang belum.
Proses pendaftarannya sedikit memintaku untuk lebih bersabar. Disamping proses
yang aku jalani sendiri tanpa teman satu angkatan, keteteran biaya juga menjadi
salah satunya. Aku berharap dapat membayar biaya pendaftaran sidang dan wisuda
dengan menggunakan status mahasiswaku yang sebelumnya, bidik misi. Tapi pihak
lembaga menegaskan dengan setegas-tegasnya bahwa aku bukan lagi mahasiswa bidik
misi karena semester 9 ini telah mampu membayar SPP. Oke cukup. “Aku bisa
apaaaaaaa?!”
Sejauh ini usaha yang aku lakukan
ya hasilnya pas-pasan. Semoga pas butuh, pas ada. Cuma bisa berdoa dan terus
ikhtiar. Ckck
Semoga sidang skripsi, ngjar TK
dan privat, juga wisuda lancar. Semoga bisa lanjut S2 dan istiqomah melakukan
agenda-agenda dakwah. Intinya di tahun ini aku berharap untuk lebih produktif dan semangat dalam melakukan aktifitas. Aamiin
Serang, 12 Januari
2017
0 komentar:
Posting Komentar