Reuni 212
Hari ini saya baru
saja pulang dari acara Reuni 212 di Monas, Jakarta. Ketika ada informasi acara
tersebut, sempat terbersit keinginan untuk dapat berpartisipasi secara
langsung. Namun karena kondisi saya yang belum gajian, maka saya hanya memendam
keinginan tersebut dan tidak mencari informasi lain mengenai siapa0siapa saja
yang berencana untuk berangkat. Padahal Jumat hingga besok Ahad adalah long weekend, saya tidak memiliki
rencana berarti yang bisa saya lakukan untuk mengisi liburan panjang ini. Ya
sudah, saya pasrah.
Namun tidak saya
sangka, secara mendadak saya mendapatkan pesan melalui WA dari salah satu adik
tingkat saya ketika kuliah, ia mengajak saya untuk mengiktui Reuni 212. Ia
berkata “hayu the Alhamdulillah aku lagi
ada rejeki”. Ya sudah, saya pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan
tersebut. Jumat sore selepas magrib saya berangkat menuju terminal Kampung Rambutan
untuk bertemu dengan teman saya tersebut. Alhmadulillah setelah sekian bulan
tidak bertemu akhrinya saya bisa meleas rindu dan bisa bersama-sama mengikuti
momen bersejarah, Reuni 212.
Matematika Versi Alloh
Secara rasional,
mana bisa saya pergi ke Monas dalam keadaan tidak memegang uang sama sekali.
Tapi ternyata saya sedikit lupa bahwa Alloh Maha Kaya. Baru saja saya merasakan
pengalaman yang berkaitan dengan matematika, tapi matematika versi Alloh.
Alloh Maha Luar
Biasa, dari mulai ongkos sampai konsumsi saya selama mengiktui Reuni 212 ya
Alloh yang mengatur. Alhamdulillah. Saya benar-benar tersadar bahwa kita tidak
bisa menghitung secara logika hal-hal yang berkaitan dengan usaha dalam
menolong jalan Alloh. Ternyata kita akan dengan mudahnya mendapatkan
pertolongan yang tak disangka-sangka datangnya.
Jika harus
menghitung berapa besar uang yang harus saya siapkan dari mulai ongkos angkot
dan bus way dari Cibubur hingga ke Istiqlal? Belum untuk makan dan jajan. Hehe
Semoga dengan
kesempatan mengikuti Reuni 212 ini, saya akan selalu mendapatkan hidayah-Nya
dalam setiap jejak langkah saya untuk menjalani kehidupan. Semoga…