Entah kebetulan atau memang Alloh
sudah merencanakan pertemuan ini dengan ‘dik manis alias adik ketemu saat
sama-sama sudah dewasa, Yuwina Agustiana. Ia yang kini jadi room mate-ku. Canda, tawa, amarah, dan
kesedihan sudah hampir seminggu kita rasakan bersama dalam kebersamaan di
sebuah pondok tempat tinggal mahasiswa alias kosan. Yuwina adalah adik
tingkatku di kampus. Jurusan kuliah kami berbeda, namun aku merasa bahwa aku
lebih dekat dengannya dibanding teman satu kelasku yang lainnya.
Bukan karena tidak ada alasan.
KAMMI adalah wadah yang mempertemukan aku dengan ‘dik manis yang mirip Cabelita
alias Yuwina ini. Darinya aku banyak belajar bagaimana cara memikirkan orang
lain setelah memikirkan diri kita sendiri. Bagaimana caranya membagi waktu
anatara kuliah dan dakwah. Ia yang selalu berusaha menyelesaikan tugas-tugas
kuliahnya bersama kelompok di kelas tanpa harus meninggalkan kebutuhan di
organisasinya. Ya, organisasi adalah kebutuhannya. Itu menurutku, karena Yuwina
yang aku tahu tak akan pernah membangga-banggakan dirinya sendiri.
Yuwina yang memiliki nama inisial
yang sama denganku, YA, adalah sosok jenaka sekaligus menyebalkan. Ia adalah
sahabat sekaligus bahan lelucon untukku. Ia juga sudah ku anggap sebagai adik
yang memang harus aku rawat, walupun dengan tidak dirawat ia sudah tumbuh cukup
besar. Aku selalu bersemangat untuk menyiapkan makanan dengan memasak, walau
terkadang aku tak selalu rajin untuk pergi belanja pagi-pagi. Hehe
Yuwina yang hadir dan memberikan
semangat baru bagiku dalam melakukan aktivitas, baik itu habluminallah maupun habluminannas.
Sebelumnya tak mudah bagiku untuk mengalahkan ego yang muncul, misal untuk
memilih mengurus diriku masih menjadi porsi yang lebih besar dibanding
memikirkan kepentingan organisasi (dakwah). Aku berharap suatu saat kelak ia
takkan melupakanku. Berharap ia selalu sehat dan istiqomah dalam jalan yang
sama-sama kita tempuh, dakwah.