Terima kasih ya Rabb...
Fatih tumbuh dengan sehat, badannya berisi, murah senyum, dan
cadel. Ia senang bersahabat. Satu hal yang masih kuingat dari kalimat
yang pernah ia ucapkan pada Rina, “Rina kenapa? Fatih kan temen Rina”. Ada satu
lagi, masih berkaitan dengan Fatih dan juga Rina. Saat itu Rina ngambek (biasalah, karena Rina paling kecil di
kelas, dia belum masuk TK) dan keluar kelas. Fatih dengan polosnya langsung
berdiri dan keluar ruangan sambil berkata, “Rina kenapa? Sama Fatih ya?”. Hmm
dasar bocah. Hehe
Ghalin si anak “Mamih” (“Mamih” panggilan Ghalin
buat ibunya, dan entah kenapa semua orang di kantor manggil Bu Fidziah tuh
“Mamih”), hehe. Ghalin anak yang tipenya gak mau kalah dengan teman yang lain,
pengennya pake barang yang sama-an kaya Reni. Pake crayon maunya yang bagus,
kalau mewarnai ngerengek minta dibantuin. Hmm. “Bu Yena doakan agar kamu menjadi
anak yang mandiri, Ghalin sayang...” J
Azkia. Gadis kecil yang manis. Hanya ia muridku di TCC yang
menggunakan jilbab. Pertama kali berkenalan, ia langsung akrab denganku. Banyak
pengetahuan yang ia ceritakan. Seperti saat pertama kali aku dibuat kagum
olehnya ketika ia menuturkan pengalaman melihat ibunya diperiksa kesehatan.
Azkia bercerita bahwa tekanan darah ibunya tinggi, dan yang memeriksa adalah
ayahnya sendiri. Subhanallah...anak TK yang cerita kayak begitu J
Salsa. Tadi pagi merupakan pertemuan yang ke- 3 kali dengannya,
tapi entah kenapa, Salsa berbeda dengan Azkia. Azkia, anak yang begitu
menyenangkan sejak hari pertama aku bertemu dengannya. Salsa cenderung malas.
Ia terlihat “ogah-ogahan” dalam belajar. Kesenangan yang aku
perhatikan darinya ialah berdandan. Salsa klop banget sama Ghalin dalam bersaing
hal-hal yang “berbau” mainan dan tempat jalan-jalan. “Haduh, ibu-ibu. Eh, anak-anak...” -_-
Reni. Dia anak yang pendiam, penurut dan pintar. Mau tanya apa
tentang Reni?
Semangatnya dalam belajar?
Standar.
Selera humornya?
Standar.
Selera bercerita layaknya anak-anak yang lain? Standar.
Senyumnya? Standar juga. Kan sudah aku bilang, diantara
murid-muridku di TCC, Reni lah yang paling pendiam di kelas Calistung. Mungkin
sudah karakternya, jadi mau bagaimana lagi. Yang penting dia cerdas. Semoga
kelak sifat pendiamnya itu tidak menjadikan ia pemalu. Aamiin
Rina. Nah, ini dia anak paling kecil dan imut-imut di kelas
calistung-nya TCC. Hehe
Rina yang masih kecil punya karakter yang belum hilang: CEPET
NGAMBEK dan CEPET BOSEN. Hadeh. Kadang gara-gara dia seorang, kelas jadi
nge-bete-in. Gurunya bingung mau apa dan mesti ngapain lagi. Ckck
Nanda. Anak yang humoris, semangat belajarnya tinggi dan kadang
pelupa. Sampai tadi pagi terakhir bertemu, dia masih lupa dengan salah satu
huruf vokal, yaitu huruf “e”. Ckck
Aku selalu berdoa agar kelak mereka menjadi anak yang dapat
membanggakan keluarga, bangsa, dan agama. Aamiin
Sejauh ini, rasa sayangku terhadap mereka mulai tumbuh. Tak ingin
sedikitpun aku kehilangan moment dengan mereka. Moment yang bagiku sangat
berharga. Sering aku dibuat kewalahan ketika harus mengajar di kelompoknya
Ghalin. Kelompok ini belajar 3 kali seminggu, murid yang hadir 5-6 orang.
Ramenya luar biasa. Beda dengan kelasnya Azkia. Tenang, damai, dan
menyenangkan. Azkia yang manis dan semangat belajar membuatku semakin sayang
pada gadis manis ini.
Ya Rabb, jangan terlalu cepat Engkau memisahkanku dengan mereka
yang lucu-lucu ini ya. Aamiin J
Rabu, 25 Juni 2014
21:00:04